****
Aku harap kamu baik-baik saja.****
Senyum manis di bibir lelaki itu, jelas sekali menggambarkan betapa tidak sabarnya Saga menemui Wendy malam ini. Benar, dengan setelan kemeja hitamnya yang kali ini dikancing semua, tak lupa dengan menggulung lengannya hingga sebatas siku. Saga merasa sudah sangat siap.
Saga merapikan rambutnya. Tak lupa pula, memakai jam tangan hitam di tangan kirinya sembari menatap cermin. Ia terkekeh kecil, menggelengkan kepala begitu merasakan sensasi menyenangkan dalam dirinya. Apalagi jika bukan karena akan bertemu dengan sang kekasih?
Saga bersumpah, hanya Wendy yang membuat dirinya sangat dimabuk asmara seperti sekarang.
Saga sudah siap. Lelaki itu terlihat sangat tampan saat ini. Jelas sekali bahwa ia sudah siap menjemput kekasihnya, Wendy.
Tak menunggu waktu lama, Saga segera mengambil kunci mobilnya yang berada di atas nakas, dompet, serta ponselnya. Setelah itu, Saga segera bergegas keluar dari kamarnya.
Para maid yang kebetulan lewat disana sampai terkejut, melihat tuan mudanya yang berlarian sembari terlihat, err... Sexy? Maid itu tersipu malu. Ya, salahkan saja Saga yang saat ini tengah berlarian menuruni tangga dengan rambut jatuhnya yang bergerak-gerak.
Saga sedikit ngos-ngos an saat telah sampai di lantai bawah. Maklum saja, tangga yang ia lewati itu lumayan panjang, ditambah lagi jarak antara kamar dan tangga tersebut juga jauh. Biasa, rumah sultan.
Sayangnya, Saga harus melewati ruang makan terlebih dahulu saat menuju pintu utama mansion-nya. Membuat lelaki itu tiba-tiba menghentikan langkahnya, sejengkal sebelum ia memasuki area tersebut. Saga benar-benar lupa, lelaki itu mendengus kesal.
Ia bisa mendengar suara Ayahnya yang sedang makan, ditemani sang Bunda. Namun, beberapa saat kemudian, Bundanya terdengar pergi dari sana. Pamit untuk memasuki kamar lebih dulu.
Suga tampak berfikir.
Jika ia melewati pintu belakang ataupun pintu samping, hal itu hanya akan membuang waktu sementara jam tangannya sudah menunjukkan pukul 18.30.
Ingat, bahwa kediaman Abimana sangatlah luas?
Karena itu, Saga akan menguatkan dirinya untuk melangkah melewati ruang makan yang tinggal berjarak sedikit dari tempatnya. Tidak masalah, toh, ayahnya juga tak akan bisa mencampurinya.
Begitu Saga melewati meja makan tersebut, seperti yang ia duga, Ayahnya memanggilnya.
Saga menghela nafas, sebelum akhirnya berbalik. "Ayah."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sugar Boy
Fiksi Remaja[On-Going | 15+] Genre : Young Adult, Teenfiction, Romance, Comedy, Psikologi. Tentang seorang gadis tangguh yang berusaha bertahan hidup di tengah-tengah perjuangannya mendapatkan cinta dari seorang laki-laki yang memiliki senyum semanis gula yang...