****
Marahnya kamu itu, termasuk perhatian kan?
****
Wendy menenggak sebotol air hingga habis. Gila banget. Wendy hampir aja mati karena kebodohannya sendiri. Ngapain juga dia berdiri disana? Bener-bener cari mati!
"Ya ampun, Wen. Lo kenapa bisa ada disana, sih?" Shella menatap Wendy tidak habis fikir. Pantas saja Saga marah-marah tadi, Wendy sendiri yang salah.
"Gue .. gue nyasar." Jawab Wendy penuh penyesalan. Ia sudah merepotkan banyak orang malam ini. Dimulai dari sahabat-sahabatnya yang harus ninggalin pacar masing-masing karena nemenin Wendy yang masih syok tadi. Saga juga ikutan marah sama dia.
Meski Wendy bingung, kenapa Saga semarah itu?
"Tuh kaaan! Kalau aja lo mau ditemenin ke toilet. Ceritanya bakalan beda." Airin menghela nafas. Menggeleng pelan. Jika saja Saga tidak datang, Airin tidak sanggup membayangkan apa yang akan terjadi dengan Wendy.
"Kak Wendy hati-hati kalau disini. Namanya juga balapan liar, kak. Lintasannya kadang gak keliatan." Sahut Yuri menatap cemas pada kakak sepupunya.
"Udah. Yang penting Wendy baik-baik aja sekarang." Sahut Yola menengahi. Kasian juga kalau Wendy terus-terusan dapat amukan dari yang lainnya. Bagi Yola, liat Wendy selamat aja udah bersyukur banget.
"Udah gue bilang kan, Wendy. Lo itu punya kita-kita. Jangan lakuin hal yang bisa bahayain diri lo lagi." Shella menghela nafasnya,kemudian tersenyum tipis. Di angguki oleh sahabat-sahabat lainnya.
Mata Wendy berkaca-kaca,menatap satu persatu sahabatnya. "Makasih. Gue beruntung banget punya sahabat kayak kalian."
"Wen. Sampai kapanpun, kita sahabat selamanya!" Airin mengangguk meyakinkan. Lagi-lagi diikuti oleh yang lainnya.
"Eh, gimana ceritanya sih Saga bisa ada disana? Lo ketemu dulu atau gimana?" Tanya Yola penasaran.
Sontak, Airin, Yuri, dan Shella ikut mendekatkan kursinya pada Wendy. Menunggu jawaban dari gadis itu. Menurut mereka interaksi seperti tadi itu, sangat langka bagi Saga dan Wend. Bukan berarti mereka tidak bersyukur kalo Saga udah nyelamatin Wendy. Tapi hei ... itu Saga loh!
"Soal itu ... gue gak tahu. Tiba-tiba aja, Saga narik gue ke pelukannya!" Wendy kembali seperti semula lagi dengan cepat karena membahas Saga. Mata gadis itu berbinar-binar. "AAAH demi apa sih? Saga tadi meluk gue!! Meluk woi!!"
"Astagfirullah, Wendy. Tadi lo hampir mati padahal." Airin mendesah frustasi. Rasanya ingin menangis saja melihat tingkah ajaib sahabatnya itu. Padahal dia hampir mati, sempat-sempatnya ngebucin.
"Tapi, yang gue kesel tadi, ngapain dia marah-marah? Udah tahu kan, lo itu pasti syok banget. Gak ada simpatinya!" Shella sewot. Menyelamatkan sih menyelamatkan. Tapi kalau tetep kasar, yaa tetep nyakitin. Meski begitu, Shella tetap berterima kasih kepada Saga.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sugar Boy
Teen Fiction[On-Going | 15+] Genre : Young Adult, Teenfiction, Romance, Comedy, Psikologi. Tentang seorang gadis tangguh yang berusaha bertahan hidup di tengah-tengah perjuangannya mendapatkan cinta dari seorang laki-laki yang memiliki senyum semanis gula yang...