Bab 9

9.8K 618 66
                                    

Usai memesan, Vasco kembali duduk.
Dia melihat Nila yang memandang ponselnya.

Vasco sempat melihat dan kepo saat melewati di belakang Nila.
Karena gadis ini tampak serius.

Ternyata Nila melihat social media.

"Ada kabar dari Bunda?" Tanya Vasco.

"Bunda belum nyampek... " Nila masih menundukkan kepala. Rasanya dia malu sekali saat mengingat betapa berani nya dia memeluk Vasco lebih dulu.

"Ayah?"

"Ayah keluar kota... "

Tak lama, datang pelayan dengan membawa pesanan mereka.
Mereka menyantap makan yang sudah dihidangkan.

Ditengah saat mereka makan, terdengar suara hujan dari atap yang mereka duduki.

"Yah... Terlanjur nggak bawa payung... " Kata Vasco sambil mengunyah.

"Ntar lagi juga selesai... " Balas Nila.
Mereka melanjutkan makan malamnya.

Hingga makanan mereka habis, hujan tak kunjung reda.
Sebenarnya tidak deras, tapi juga tidak gerimis.

Mereka berdiri dan menatap mobil Vasco yang ada dilapangan.
Vasco sedikit mendongak, dan melihat warna langit yang masih abu kemerahan.

"Ini kayaknya nggak bakal reda... " Kata Vasco.

"Terus gimana?"

"Tunggu!"

Vasco lari menuju mobilnya, dan ternyata Nila mengikuti lari di belakangnya.

"Ngapain kamu ikut lari?!" Ucap Vasco saat membuka pintu, Nila juga ikut masuk di sisi yang lain. Akhirnya Vasco duduk di balik kemudian.

"Lha mas ngapain lari?"

"Kan aku bilang Tunggu....aku mau ambil payung" Ucap Vasco dengan sabar.

"Mas nggak bilang... Cuma bilang Tunggu aja." Balas Nila.

"Tuh kan.. Rambut kamu basah.. " Vasco melihat rambut Nila yang lepek.

Dengan diam, Nila meraba rambutnya yang basah.

"Di jok paling belakang ada handuk. Ambil sana! Tapi jangan keluar!" Pinta Vasco.

Nila menyisipkan tubuhnya yang berisi menuju bangku tengah.

"Tas yang mana mas?" Tanya Nila saat melihat beberapa tas di bangku belakang.

"Tas coklat... " Kata Vasco sambil melihat dari kaca spion, tampak Nila yang menungging di bangku tengah, badannya membelakangi Vasco.

"Tas coklat beneran mas? Ini kok kayaknya isi lembaran ya? Bukan doku_ Ih! Mas ngagetin!" Pekik Nila. Karena Vasco tiba-tiba ada di sampingnya.

"Kamu nggak tau tempat nya, makanya aku ambilin.... " Kata Vasco yang sekarang sama-sama menungging meraih tas.

Saat Vasco menarik handuk, beberapa isi tas tampak menyembul.

"Itu kan majalah dewasa!" Kata Nila dengan mengikik. Vasco hanya diam.
"Mas sering liat majalah itu ya?" Tanya Nila lagi di sisa tawanya.

"Duduk!" Pinta Vasco yang menutupi rasa malunya, 2x Nila memergokinya dengan objek pornografi.
Pria ini sudah duduk dibangku tengah.
Dengan patuh dan perlahan Nila duduk juga, kini mereka berhadapan.

"Aduh mas! Jangan kasar donk! Rontok rambut Nila" Pekik Nila saat Vasco menggosok kepala gadis ini memakai handuk, mencoba mengeringkan rambut.
Rasanya Vasco gemas sekali, dia tersenyum sambil terus mengacak-acak rambut Nila.

#7 BUKAN CINTA YANG SALAH (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang