Bab 18

13.2K 795 227
                                    

Setelah sarapan Vasco langsung meluncur ke rumah Nila.

"Uda sarapan mas?" Tanya Bunda.

"Sudah bun."

"Nanti makan malam di sini ya?
Bunda beli coto makassar...
Khusus buat kalian!"

"Makasih Bun... "

"Ajak Valdi juga... "

"Nggak usah Bun, ntar di abisin...
Dia porsi makannya paling banyak.. "

Agni tertawa lirih.

"Ayok mas!" Suara Nila muncul di belakang.

"Uda sarapan?" Tanya Vasco.

"Uda, tadi sarapan lebih pagi.
Soalnya ayah berangkat awal." Jawab Nila.

"Ayah keluar kota?"

"Nggak, ayah ada meeting."

Akhirnya mereka berpamitan.

"Nila kapan buat hickey di leher mas?" Tanya Vasco sambil mengemudi.

"Kenapa?" Tanya Nila dengan menahan senyum, dia masih malu saat mengingat peristiwa di mess.

"Semalam ayah nanyain... Mas kan malu... "

Nila mengikik dan memukul bahu Vasco.

"Kok malah seneng?!" Tanya Vasco heran melihat reaksi Nila.

"Ngebayangin wajah mas waktu ditanya ayah... " Jawab Nila dengan sisa tawanya.

"Iya, jadi ayah tau kelakuan anaknya... " Ucap Vasco.

"Tapi ayah semalam nggak bilang apa-apa...
Tadi pagi juga biasa aja... "

"Ayah mana mungkin ngomelin Nila?!" Sindir Vasco dan menyebikkan bibirnya.

Nila kembali terkekeh.

Nila melambaikan tangannya saat akan memasuki ambang pintu kantor, dan Vasco membalas dengan anggukan.

Langkah Nila kali ini lebih ringan.
Permasalahan dengan orang tua sudah selesai, dan hubungan mereka juga telah di restui.

Senyum Nila semakin melebar saat di mejanya sudah ada coklat, bunga dan boneka.

"Dia senyam senyum Vas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dia senyam senyum Vas... " Suara Yeni membubarkan konsentrasi Nila yang terbuai dengan bingkisan yang romantis ini.

Nila menoleh dan menyadari jika Yeni dan Vasco sedang berkomunikasi dengan VC, karena ponsel Yeni mengarah kepadanya.

"Itu mas Vasco?!" Tanya Nila dan menuju Yeni.

"Iya, dia pengen tau reaksi mu... " Jawab Yeni dengan tertawa senang melihat wajah Nila yang tersipu malu.

Nila meraih kasar ponsel Yeni.

"Mas ngapain telpon mbak Yeni?!"
Vasco melihat wajah Nila dengan sisa senyuman.

#7 BUKAN CINTA YANG SALAH (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang