Bab 11

10.4K 634 134
                                    

"Bu... Vasco beberapa minggu lagi keluar kota" Pamit Vasco saat mereka sarapan.

"Ada kegiatan apa kak?" Tanya Valdi.

"Pengabdian masyarakat. Alat nya uda kelar. Jadi aku sebagai dosen pembimbing, harus ikut dampingi mereka... "

"Tanggal berapa?" Tanya Aji.

"Sekitar tanggal 10 an.... "

"Lho?! Kalo nggak salah itu kan sekitar acara Nila. Kamu nggak bisa datang kak?" Tanya Isti.

"Ya mau gimana lagi Bu.. Kita uda sesuai kan jadwal, dapatnya itu.
Soalnya kita naik transportasi kampus."

"Berapa lama?"

"Sekitar 7-10 hari an....
Kita nggak cuma taruh alat, kita juga mencoba dan memantau penggunaan alatnya.
Supaya kalo ada kendala, kita bisa langsung kasih tau solusinya.

Lagian Vasco nggak cuma 1 tempat aja, ada beberapa desa yang butuh alat ini." Vasco menjelaskan.

"Ya wis... Mau gimana lagi... " Jawab Isti pasrah.

"Tapi kamu harus kasih tau Bunda lho kak.. Supaya nggak dicari... " Pesan Aji.

"Iya yah, nanti Vasco kirim WA aja..."

Valdi yang sangat tau tentang hati kakaknya hanya bisa diam dan mencoba tersenyum untuk kakaknya, menguatkan hatinya.

Rasanya Vasco ingin berterimakasih kepada penyusun jadwal kunjungan ini.
Mungkin dia tidak akan sanggup menghadiri pernikahan Nila.
Dan tugas ini adalah alasan yang tepat untuk menghindarinya.

Tiba dikampus, ada sebuah undangan di meja Vasco.

"Siapa ya nikah Bu?" Vasco bertanya ke rekan seprofesi yang ada di sebelah mejanya.

"Staff jurusan Pak." Jawab si Ibu.

"Vas, kamu di undang juga kan?
Kita datang bareng ya?" Udin tiba-tiba datang lalu mengajaknya.

Sebenarnya Vasco enggan datang, tapi dia juga tak enak.

"Ok, tapi bentar aja ya... Soalnya kalo sabtu bengkel ku rame." Jawab Vasco.

Sabtu petang, Vasco menjemput Udin di rumahnya.

"DINA! VASCO SUDAH DATANG!" Teriak ibu Udin saat mobil Vasco berhenti di pekarangan.

Setelah mengucapkan salam, Vasco dipersilahkan masuk.

"Sabtu atau Minggu, kalo nggak ada acara, main kesini aja Vas...
Dina juga nggak ada teman..
Kadang mama capek kalo ngeladenin Dina ke mall..
Di suruh berangkat sendiri nggak mau, tapi kalo sama mama, ya nggak kuat... " Mama Dina mengeluh.

"Saya kalo Sabtu dan Minggu di bengkel tante..
Bengkel kadang dibuat nongkrong komunitas mobil.
Jadi Vasco kadang temani mereka... "

"Ngobrol apa sich ma? Kok kayaknya seru banget!" Udin menghampiri mamanya dan Vasco.

"Mama suruh Vasco temani kamu ke mall...Jangan ngajak mama lagi! Capek!"

"Dia sibuk ma..dia juga jarang ke mall... "

"Kita berangkat sekarang yuk!" Ajak Vasco, menghindari mama Dina.

"Dari sekian banyak teman cowokku, mama selalu ngomongin kamu ke papa." Kata Dina saat di mobil.

Vasco tersenyum tipis.

"Kenapa?" Tanya Vasco.

"Kata mama kamu orangnya diem, nggak banyak omong.
Sederhana, nggak pernah pamer kalo punya bisnis." Udin memuji Vasco.

#7 BUKAN CINTA YANG SALAH (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang