Bab 6

12.3K 616 75
                                    

'Nila, ntar pulang kerja ke rumah ya. Bahas perkembangan salon' itulah pesan dari sahabatnya, Nesa.

Sebenarnya Nila malas ke rumah Nesa. Ini karena dia belum bisa melupakan Vasco.

Kadang dia rindu, kadang dia jengkel.

Nila membuka pintu utama sambil mengucapkan salam.
Isti membalasnya.

"Nesa dimana Bu?" Tanya Nila.

"Nesa sama Al baru aja masuk. Nila baru pulang?"

"Iya Bu. Nila ke dalam dulu ya.... "

Isti membalas dengan senyum dan anggukan.

Nila menyapa Al, Nesa dan Dimas yang ada di ruangan itu.
Tak berselang lama, Al meninggalkan mereka.

"Kamu tumben ke sini?" Tanya Nila saat melihat Nesa keluar dari kamar.

"Biasa.... " Jawab Nesa dengan senyuman.

"Jadi kalo ngambek, kabur dari rumah ya?" Tanya Nila mengikik seolah tau ulah sahabatnya.

"Kata ayah bukan ngambek. Ini bentuk protes.... Supaya protes nya di perhatikan. Kalo ngomong biasa, paling ya ilang sama angin...." Bela Nesa.

"Dimas tumben juga ke sini?" Tanya Nila.
Dimas sedang asyik bermain PS.

"Di rumah sepi.... Derita anak tunggal... Sama kan?" Tanya Dimas ke arah Nila.

"Hanya kita yang tau rasanya kesepian.... " Balas Nila.

Terdengar suara pria mengucapkan salam. Suara yang  membuat hati Nila kecewa dan rindu.

Nila berusaha tidak menoleh ketika derap sepatu itu mendekat.

"Tumben udah pulang kak?" Tanya Nesa.

"Ambil kartu peserta lomba, tadi lupa nggak dibawa." Ucap Vasco dan melirik Nila. Walau bagaimanapun dia merindukan wajah gadis ini.

"Kamu ngajak siapa? Gebetan baru?" Giliran Dimas bertanya. Sontak Nila menoleh ke arah Vasco, dan mata mereka saling bertabrakan.
Tatapan Nila terlihat dingin, tak ada senyum sama sekali.

Nila melihat seorang wanita menyusul langkah Vasco.

"Kenalin.... Udin.. Ini Dimas... Ini Nesa... Kalo Nila udah kenal kan?" Vasco melihat Nila, tapi sayangnya gadis itu tak mau menatap nya. Nila menunjukkan senyuman palsu kepada Udin dengan melambaikan tangan.

'O... Uda berani dibawa kerumah.... ' batin Nila.

Vasco menuju kamarnya, dan tak lama dia sudah kembali.

"Aku lanjut dulu ya.. Ditunggu anak-anak... " Pamit Vasco.

Dimas dan Nesa membalas dengan lambaian tangan, tapi tidak dengan Nila, dia hanya diam.
Pria itu menyempatkan melihat Nila, berharap mereka saling menatap lagi.

Gadis itu tau dan merasa jika Vasco melihatnya, tapi dia pura-pura sibuk dengan ponselnya.

Akhirnya Vasco dan Udin melanjutkan aktivitasnya.

"Menurut kamu gimana?" Tanya Nesa.

"Apanya yang gimana?" Tanya Nila balik.

"Kak Vasco..... "

Nila selalu kuatir jika ada seseorang bertanya seperti ini. Takut perasaannya diketahui, dan akan dipermalukan.

"Vasco ya Vasco....kayak keset kaki..."

"Keset kaki?" Tanya Nesa ketika Nila memberi label ke kakaknya.

"Welcome...welcome ke semua wanita...Abis nemplok sana, nemplok sini.... " Nila berucap dengan hati tak tenang, dia tak mau keceplosan.

#7 BUKAN CINTA YANG SALAH (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang