Bab 15

13.6K 786 238
                                    

"Mampir ke bengkel bentar ya? Waktunya gajian... " Ucap Vasco.

"Lama nggak?" Tanya Nila.

"Kenapa?" Vasco bertanya balik.

"Kalo lama, Nila ikut.... "

"Boleh ikut, asal jas nya di pake... " Pinta Vasco.

"Iya mas... " Jawab Nila patuh.

'Duh! Kira-kira dia jawab apa ya?
Kapan jawabnya?' Vasco membatin saat mengemudi.
Sejak menyatakan cinta, Vasco lebih banyak diam dari biasanya

'Nich cowok juga bisa ngambek?! .' batin Nila sambil tersenyum.

Gadis ini masih mengingat wajah Vasco yang cemberut setelah menyatakan perasaan. Nila tak menyangka jika Vasco menyatakan di tempat umum, depot bakso.

Ketika menuju bengkel, Vasco menggandeng Nila.
Kondisi bengkel yang rame membuat Nila sedikit risih, maklum... semuanya pria.

"Wah! Kayaknya si Bos nggak bisa malam mingguan sama kita lagi ya?!" Celetuk salah satu pria yang ada di gerombolan.

"Banyak yang harus di urusin... " Jawab Vasco.

"Sekarang sibuk ngurusin hati... " Tambah yang lain.

Mereka pun tertawa, begitu juga dengan Vasco.

"Aku ke dalam dulu ya... " Pamit Vasco.

Nila hanya bisa tersenyum saat mendengar ledekan.

Kembali ke mess, Vasco meminta Nila ganti baju.
Kuatir dia khilaf.

'Saatnya menguliti dia!' batin Nila yang baru saja duduk di sebelah Vasco.

"Mas, Nila boleh tanya?" Nila melihat wajah Vasco sekilas.

"Tanya apa?"

"Kenapa mas minta Nila jadi kekasih?
Mas kasian ya sama Nila?
Soalnya pernikahan Nila batal...." Nila tidak mau Vasco terpaksa mencintai, hanya untuk mengobati luka hatinya.
Lalu dia akan meninggalkan Nila lagi.

"Nggak! Soalnya mas memang sayang sama Nila..."

"Sejak kapan?"

"Sejak lama...kan Nila tau..."

"Kenapa baru ngomong sekarang?" Nila ingin Vasco memberi alasan yang tepat.

Vasco menundukkan wajah.

"Mas takut nggak bisa membahagiakan Nila... "

"Maksud mas?"

"Nila pasti tau gaji dosen berapa...
Nila pasti juga tau perkiraan income bengkel berapa...
Mas takut nggak bisa menuruti apa yang Nila mau.... " Ucap Vasco lirih dan menunduk.

"Emang menurut mas, Nila ini gimana?"

Vasco memberanikan diri menatap Nila.

"Nila anak tunggal.
Semua keinginan Nila terpenuhi.
Mas takut kalo Nila minta ini itu.. Mas nggak bisa kasih..
Apalagi waktu kemarin liat harga skincare Bunda...
Itu sudah 1 kali gajinya dosen... "

"Skincare Bunda yang mana?" Tanya Nila. Dia lupa pernah membeli bersama Vasco.

"Setelah resepsi Nesa, kita kan ambil skincare Bunda...."

"Ooooh... Itu bukan barang Bunda aja, banyak titipan dari teman Bunda.

Minimal pembelian sekian, ada diskon.
Jadi gabungan..." Nila menjelaskan. Ternyata Vasco salah paham.

"Emang standar nya skincare berapa?" Tanya Vasco. Dia harus persiapan dana agar Nila tetap cantik.

"Mahal di depan doank!
Selanjutnya beli cream pasti nggak bersamaan.
Kalo abis, baru beli.
Uda dech mas, nggak usah ngomongin skincare.... "

#7 BUKAN CINTA YANG SALAH (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang