Bab 16

13.8K 793 190
                                    

Sudah hampir 1 bulan Nila dan Vasco menjalani hubungan sebagai kekasih.

Seperti biasa, Vasco menemani Nila saat pulang kerja.
Nila melihat ponselnya sambil mengusap kepala Vasco yang ada di pangkuannya.

"Nila.... " Panggil Vasco hangat.

"Hmmmm... "

"2 hari lagi mas keluar kota. Program pengabdian."

"Kok 2 hari lagi?! Bukannya 2 Minggu lagi?!" Nila berganti menatap Vasco.

"Ini baru dapat WA. Program yang jurusan lain di undur. Jadi jadwal mas yang di ajukan."

"O... Ya uda... Ati-ati... " Respon Nila.

Vasco bangun lalu duduk dengan miring menatap Nila.

"Kok cuma gitu aja?!" Tanya Vasco.

"Maksudnya gitu aja gimana?" Nila bertanya balik.

"O.. Ya uda.. Ati-ati... Masak gitu aja?" Vasco menirukan Nila.

"Lalu maunya mas, Nila gimana? Protes ke pengatur jadwal?!"

"Tau dech!" Jawab Vasco cemberut.

Nila hanya melirik Vasco yang cemberut dan diam. Pria ini kembali sibuk dengan ponselnya.

Tak lama, Nila berdiri.

"Mas mau teh?" Tanya Nila.

"Hm.... " Vasco menjawab datar. Tidak seperti biasanya.

'Dia ngambek?' Batin Nila dan meninggalkan Vasco sendiri di ruang tamu.

Beberapa saat kemudian, Nila datang sambil membawa 2 cangkir teh. Setelah meletakkan teh, tiba-tiba Vasco menarik lengan Nila.

"Ngapain duduk di sini? Malu..." Tanya Nila saat Vasco menggiring Nila duduk miring di pahanya.
Berdekatan dengan Vasco membuat jantung Nila tidak tenang.

"Nggak ada orang! Mas pengen tau Nila lebih jauh... " Jawab Vasco, mengunci tubuh Nila dengan melingkarkan lengan di pinggang Nila.

"Pengen tau apa? Kan mas uda tau Nila semuanya.... " Nila menundukkan kepalanya yang malu.

"Sebenarnya Nila sayang nggak sich sama mas?" Tanya Vasco dan mencoba melihat wajah Nila yang menunduk.

"Kok mas tanya gitu?" Nila memberanikan diri menatap Vasco.

"Mas ngerasa Nila masih membuat jarak sama mas.....
Mas ngerasa Nila belum yakin sama keputusan Nila jadi kekasih mas..." Vasco menatap bola mata Nila.

Gadis ini menghela nafas.

"Nila takut.... " Ucap Nila lirih dan menunduk lagi.

"Takut kenapa?"

"Takut di tinggal mas lagi... "

Vasco mencium pundak Nila cukup lama dan memejamkan matanya, seolah merasakan ketakutan Nila.
Vasco sadar, dia pernah meninggalkan Nila tanpa kata saat cinta mereka baru saja tumbuh.

"Mas minta maaf... Apa yang harus mas lakukan supaya Nila yakin sama mas?
Nila sayang kan sama mas?"

"Nila sayang sama mas...
Belum ada pria lain yang mengisi hati Nila seperti mas...

Tapi ada sisi hati Nila yang gimana ya...
Pokoknya hati Nila uda siap kalo mas tiba-tiba pergi lagi..." Nila kesulitan menggambarkan isi hatinya, tapi Vasco paham apa yang dimaksud oleh Nila.

"Nila, mas nggak akan pergi lagi....
Tempo hari mas uda cerita sebab mas nggak berani ngomong ke Nila."

"Mas nggak bakalan ninggalin Nila lagi?" Tanya Nila menatap bola mata Vasco dan sebelah lengan Nila merangkul leher Vasco.

#7 BUKAN CINTA YANG SALAH (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang