Bab 17

12.8K 780 240
                                    

"Sekarang Nila keluarkan semua baju dan yang lainnya! Nanti mas atur... " Kata Vasco sambil sarapan.

"Mas beneran bisa?" Tanya Nila yang sedang berdandan, karena dia hendak bekerja.

"Bisa!" Jawab Vasco yakin.

Lalu Nila mengeluarkan semua isi lemari.
Setelahnya gadis ini ikut nimbrung sarapan.

Mereka sarapan dalam diam.
Sambil tersenyum dalam hati, mereka masih mengingat apa yang mereka lakukan pagi tadi.

Vasco terngiang wajah Nila saat ia mengajak nya kembali ke rumah, terlihat pasrah namun menggairahkan.
Sedangkan hati Nila berdesir, mengingat ketika dia bercermin di kamar, ada tanda cinta Vasco di dadanya.

Suara mobil berhenti di depan mess Nila, bertepatan dengan sarapan telah usai.

"Itu mbak Yeni! Nila berangkat dulu ya!" Kata Nila mencium pipi Vasco lalu berdiri.

"Setelah beresin ini, mas ke bengkel sebentar. Nanti pulang kerja, mas yang jemput." Balas Vasco.

"Siap! Makasih mas... "

Nila mengucapkan salam untuk berpamitan dan meninggalkan Vasco yang masih menikmati teh.

Lalu Vasco bergeser, mendekati tumpukan pakaian Nila.
Dengan sabar dan berusaha rapi, dia mengemas ke dalam tas ransel Nila.

"Astaghfirullah.. " Ucap Vasco saat melihat celana dalam renda dan bra milik Nila. Ada yang menggelitik di dalam tubuhnya.

"Liat covernya aja aku uda kayak gini...apalagi kalo liat isinya..." Vasco berbicara sendiri sambil melipat dalaman Nila.

Pukul 5 lewat beberapa menit, Vasco melihat Nila dengan senyuman melangkah ke arahnya.

"Dari tadi ya nunggunya?" Tanya Nila saat memasuki mobil Vasco.

"Nggak, baru 1 lagu...
Rasanya dulu waktu masuk mess, Nila cuma bawa baju 1 ransel aja.
Sekarang kok bisa beranak ya?!" Sindir Vasco.

Nila menoleh ke belakang, terdapat 2 ransel, 2 kantong plastik besar.
Lalu gadis ini mengikik sambil mencubit lengan Vasco.

"Mas yang sering ambil ke Bunda kan?"

"Tapi dapat perintah dari paduka Vanila Putri Kurniawan kan?" Balas Vasco dan menjalankan mobilnya.

Ledekan Vasco membuat Nila gemas lalu mencium pipi kekasihnya.

"Astaghfirullah Nilaaaa..... " Ucap Vasco dengan hangat dan sabar.

Nila hanya mengikik.

"Kita maem dulu ya mas... Nila takut nafsu makan ilang kalo di rumah... "

"Pujasera ya?"

"Ok.... "

Setelah makan malam, mereka langsung menuju rumah Nila.

'Kok aku deg degan gini ya... ' batin Vasco ketika jarak ke rumah Nila makin dekat.

Hampir tiap hari Vasco ke rumah Nila untuk mengambil permintaan Nila atau perintah Bunda. Tapi dulu-dulunya jantung nya tidak pernah seperti ini.

"Mas... Nila takut dimarahi... " Rengek Nila saat Vasco berhenti di depan rumahnya.

Vasco menghela nafas, untuk kesekian kalinya pria ini harus merayu Nila.
Vasco mengusap rambut Nila dengan sayang.

"Nila.....Nila anak satu-satunya.
Bunda sayang banget sama Nila.
Bunda kangen sama Nila.
Nggak mungkin dimarahi..." Kata Vasco menenangkan Nila.

#7 BUKAN CINTA YANG SALAH (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang