Bab 22

14.4K 746 146
                                    

Mereka mendengar teriakan salam, dan mereka membalasnya.

"Kok uda di sini?" Tanya Isti saat melihat ponakan dan anaknya.

Valdi dan Juna bermain PS, sedangkan Dimas menatap layar ponselnya.

"Pasti mereka gangguin ya Vas?" Tanya Aji.

"Nggak kok yah... Tadi kita kesini, mereka uda mbolang... Jadi nunggu di teras.." Jawab Nesa.

"Lho! Bisa bangun pagi?" Tanya Aji lagi dengan wajah mengejek anaknya Vasco.

"Bisa lah ...." Jawab Vasco 'Tapi gelut lagi' lanjutnya dalam hati.

"Jadi semalam nggak ngapa-ngapain?"

"Nggak ngapa-ngapain...dia cuma liar kayak orang kerasukan yah... " Sahut Nila sebelum dia di ledek ayah mertua nya.

"Tapi kamu uda bisa menjinakkan dia kan Nil?" Aji terus menggoda menantunya.

"Coba tanya aja sama anaknya yah!" Nila berusaha kebal dengan ledekan Aji yang membuat wajahnya panas dan merona malu.

"Uda jinak ...." Jawab Vasco hangat dan mencium pundak istrinya.

"Balapan sama Nesa donk....!" Isti tak kalah ikut bersuara.

"Masih cari rumus yang bener Bu... " Kata Vasco lagi.

"Tante bawa apa?" Celetuk Dimas ketika melihat di sebelah Isti ada bungkusan. Dan Dimas meyakini didalamnya adalah makanan.

"Eh iya! Sampe lupa...
Ibu bawa kolak, tapi nggak tau cukup atau nggak ya?
Ibu pikir nggak ada siapa-siapa.... " Ujar Isti dan meletakkan di meja.

"Aku telpon pak Im aja ya Love? Supaya dibawa kesini semua.... Makan bareng-bareng.... " Kata Aji.

"Boleh mas.... "

Tak lebih dari 10 menit, pak Im dan bude Tina sudah tiba di rumah mereka.

"Ayo dimakan! Mumpung masih anget... " Ajak Isti dan menyendok kolak untuk suaminya.

"Mas mau?" Tanya Nila.

"Nanti aja... Tunggu mereka... " Kata Vasco melihat adik dan saudara nya yang mengantri pembagian kolak.

Terdengar suara salam dari arah pintu utama. Dan ternyata ayah dan bunda Nila.

Mereka ikut bergabung, berbincang dan bercanda.

Sekitar pukul 13.00 rumah mereka kembali sepi.

"Capek ya?" Bisik Vasco sambil mengunci tubuh Nila yang mencuci piring dengan kedua lengannya. Lalu dia mencium belakang kepala istrinya.

"Capek tapi seneng... Rame... " Balas Nila jantung nya berdetak tak beraturan.
Hembusan nafas Vasco membuat bulu kuduk Nila berdiri di beberapa bagian.

"Kalo kanebo minta di celupin masih sanggup kan? Cuma 1 sesi aja kok... " Vasco merayu istrinya.

"Beneran cuma sekali? Selangkanganku capek lho mas... "

"Kok ngomong selangkangan sich?" Birahi Vasco mulai tumbuh dan meningkat mendengar kata selangkangan.
Pusat tubuhnya mulai mengeras.

"Ya terus apa? Belahan dunia bagian tengah paha?"

"Nila!" Bisik Vasco dengan tekanan. Rasanya Vasco sudah tidak bisa menahan hasratnya lagi.

Dengan tiba-tiba pria ini membalikkan tubuh istrinya dan mencium bibir Nila secara kasar dan brutal.

Nila sempat terkejut dan kewalahan mendapatkan kecupan liar dari suaminya.
Tapi lambat laun dia mulai menyesuaikan dan membalas lumatan suaminya.

#7 BUKAN CINTA YANG SALAH (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang