Hari ini Vasco dan Nila bertemu lagi di momen resepsi pernikahan Nesa.
Apakah hari-hari sebelumnya mereka pernah bertemu?
Mereka sering bertemu, tapi hanya saling menatap atau sekedar basa-basi saja.Vasco belum berani menemui Nila layaknya kekasih.
Mereka bertemu karena hubungan keseharian yang tentunya ada keluarga masing-masing.
Mereka hanya puas mencuri pandang."Bajunya kembar sama Illo?" Tanya Vasco saat mereka berkumpul di ruang VIP. Pria itu menduduki kursi kosong tepat di sebelah kiri Nila. Di sisi yang lain ada Dimas.
"Iya.. Nesa yang minta... "Jawab Nila. Memang baju Nila dan Illo kembar. Baik warna dan model. Nila sudah di anggap bagian dari keluarga Nesa.
"Uda makan apa aja?" Tanya Vasco.
"Makan apa aja?!" Nila mengulang pertanyaan Vasco dengan nada sewot dan mengernyitkan keningnya.
"Pertanyaan yang salah...apalagi ke cewek.... " Sindir Dimas sambil mengunyah.
"Kalo tanya uda makan? Ya pasti uda kan?" Ujar Vasco.
"Tapi ya nggak ha_"
"Iya iya... Salah... Aku minta maaf ya..." Potong Vasco dan mengambil tangan Nila yang bersembunyi di bawah meja.
Nila mencoba memaksa melepaskan tangan, tapi Vasco menggenggam lebih erat.
Nila menoleh ke arah Vasco sambil sedikit melotot seolah berkata, 'lepas! Ada keluarga!'
"Sebentar, kan aku minta maaf.... " Bisik Vasco dan tak melepaskan genggaman.
Pria itu mengajak ngobrol sepupu yang lain. Perasaan Nila tak karuan, antara senang mereka bisa saling menggenggam lagi, tapi di sisi lain dia juga takut ketauan keluarga.
Beberapa kali Nila menarik paksa tangannya, tapi Vasco dengan kuat tetap menggenggamnya.
Tak hanya 1 tangan, kedua tangan Vasco memegang tangan Nila. Yang satu mengisi jemari Nila, yang satu lagi mengusap punggung tangan Nila.Sesekali Nila juga ikut mengobrol dengan keluarga Vasco dengan genggaman yang tersembunyi.
"Aku mau ambil salad... " Ucap Nila dengan lirih.
"Aku juga mau salad..." Balas Vasco dan melepas genggaman.
Mereka berdiri hampir bersamaan.
Belum sempat mengambil salad, suara MC meminta seluruh sepupu, Illo dan Nila untuk foto bersama mempelai (Nesa dan Al).
"Sebelah aku Nil!" Pinta Nesa sambil tersenyum.
Nila pun berdiri di sebelah sahabatnya, dan Vasco juga berada di sebelahnya. Nila dihimpit oleh Vasco dan Nesa."Berdiri agak miring ya! Lebih rapat! Biar keliatan semua... " Kata si fotografer.
Tentu saja Vasco sangat menyukai permintaan ini.
Dia berdiri miring, sangat dekat dengan Nila, hingga gadis ini bisa merasakan hembusan nafasnya.Nila menyikut, agar Vasco sedikit mundur dan mengenai perut si pria.
"Di suruh merapat sama tukang foto.... " Bisik Vasco dan semakin merapatkan badannya, dada Vasco bisa merasakan punggung Nila.
Ini kedua kalinya mereka berdiri sangat berdekatan. Rasanya Vasco ingin menggigit leher gadis yang ada di depannya ini.
Lagi-lagi pria ini mencuri kesempatan memainkan jemari Nila yang tak terlihat dari depan, membuat si gadis tersenyum malu.Beberapa tamu undangan meyakini mereka adalah sepasang kekasih. Karena saat di ballroom, walaupun tanpa skinship, mereka sering terlihat bersama.
Tapi berbeda dengan keluarga Vasco, mereka anggap kebersamaan mereka seperti biasanya, sekedar kakak-adik.
KAMU SEDANG MEMBACA
#7 BUKAN CINTA YANG SALAH (END)
General FictionLangsung baca aja ya... Mungkin mengandung cerita dewasa