Bab 24

13.2K 719 51
                                    

"Mas, tadi ibu WA. Di suruh makan malam di rumah... " Kata Nila saat mereka pulang kerja.

"Mau ke ibu langsung atau pulang dulu?" Tanya Vasco sambil mengemudi.

"Pulang dulu. Ntar kita naik motor aja.
Abis dari ibu, kita jalan-jalan ya mas?"

Vasco melihat istrinya sekilas dan tersenyum.

"Bilang aja pengen di bonceng... " Ujar Vasco dengan nada mengejek.

"Abisnya mas nggak mau naik motor kalo ke kantor.
Padahal lebih cepat, nggak macet.
Hemat BBM pula!"

"Uda pernah dengar alasannya kan?
Jadi mas nggak perlu ngomong lagi." Balas Vasco santai.

"Tapi nanti malam Nila mau jalan-jalan naik motor... " Ucap Nila lirih, persis anak kecil yang menginginkan sesuatu tapi takut mengutarakan.

"Iya. Tapi nggak boleh lama-lama.
Angin malam nggak bagus.... " Vasco memenuhi permintaan istrinya.

"Makasih mas... " Nila mencium pipi suaminya beberapa kali.
Vasco tersenyum melihat istrinya begitu bahagia.

Usai mandi, mereka langsung menuju rumah Aji.

Di sana sudah ada Nesa yang perutnya membuncit serta Jagad dan Al.

"Lama banget sich! Lapar nich!" Kata Nesa saat mereka baru saja masuk rumah.

"Kamu nggak kasih makan adek ku Al?
Perut segede itu, isinya apa aja?" Tanya Valdi yang ternyata juga baru datang.

"Nggak sampe setengah jam yang lalu, dia uda makan bakso." Jawab Al.

"Isinya sperma semua kayaknya... " Sahut Vasco.

"Nggak usah ngeledek!
Awas aja kalo istrinya bunting!
Nesa sumpahin rakusnya berlipat-lipat!" Nesa membela dirinya sendiri.

Nila hanya tersenyum mendengar keributan kecil di keluarga suaminya.
Sejak dulu keramaian ini lah yang menjadi penghibur Nila.

Kadang Nesa pun sempat sebal kepada Nila.
'Kita itu lagi tengkar. Kamu kok bisa-bisanya nyengir terus'

'Kok ketawa sich?! Nggak pernah liat orang berkelahi?!'

Kurang lebihnya begitu yang di ucapkan Nesa saat melihat Nila tertawa melihat Nesa dan kedua kakaknya saling beradu mulut.

"Nah! Valdi uda datang juga! Ayo makan sekarang aja!" Ajak Aji yang baru saja akan bergabung dengan mereka.

"Tapi dia belum mandi, yah!" Celetuk Nesa yang sudah berdiri dan berjalan ke ruang makan.

"Nanti sekalian masuk kamar, Nes. Males kalo naik turun.. " Bela Valdi membuntuti adiknya.

"Cuci tangan, kaki sama muka dulu aja..." Sahut Vasco dan menggandeng istrinya yang terus tersenyum.

Akhirnya Valdi menuruti apa yang di ucapkan kakaknya.

Mereka uda biasa melihat Nila yang hanya diam dan tersenyum menikmati percekcokan sesama saudara ini.

Usai makan malam, mereka berbincang sebentar.
Dan beberapa menit kemudian, mereka berpamitan.

"Mau kemana?" Tanya Vasco saat memberikan helm kepada istrinya.

"Pokoknya keluar komplek.... "

"Pasar malam mau nggak?"

"Di situ ada apa aja?" Tanya Nila balik.

"Yuk kita liat!" Kata Vasco sambil menepuk jok motor.

#7 BUKAN CINTA YANG SALAH (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang