Disinilah mereka berada.
Desa kecil tempat dimana orang tua Agni menetap.
"kita jalan-jalan yuk!" Ajak Nila.
Mereka baru saja tiba."Kamu nggak capek?" Tanya Vasco yang membantu ayah Bagas mengeluarkan perbekalan dan oleh-oleh.
"Mumpung di sini kita putar-putar kebun.... kalo nggak mau biar kita aja yuk Nil!" Nesa menyahuti.
"Kalian tinggal aja...biar ayah yang bawa ke kamar kalian..." Ucap Bagas.
Memang 2 gadis ini begitu tiba di rumah, setelah cipika-cipiki ke eyang, mereka langsung jalan-jalan dengan mengendarai sepeda.
Eyang pun sudah mengenal keluarga Aji dengan baik.Setelah mendapatkan ijin, akhirnya 2 jejaka ini menuruti. Vasco membonceng adiknya, Valdi membonceng Nila.
Sesekali duo gadis ini menyapa buruh yang merawat kebun eyang."Kamu kenal Nes?" Tanya Vasco. Dia heran adiknya memanggil dan melambaikan tangan ke beberapa orang yang sedang sibuk beraktivitas.
"Kenal donk! Kita kadang berhenti, foto-foto bareng, terus di tawari pisang goreng bekal mereka...kakak sich nggak pernah ikut..." Jawab Nesa.
"Soalnya nggak boleh sama ibu...nggak enak sama Bunda... katanya takut ngerepotin.." Kata Vasco lagi.
Mereka bersepeda sambil menikmati udara segar dan pemandangan sekitar.
Beberapa buruh dan penjaga kebun selalu mengumbar senyum atau menganggukkan kepalanya saat melihat mereka.
Wajah Nila dan Nesa tak asing di mata mereka."Yuk ke atas!" Ajak Nila ketika mereka berhenti di bawah bukit kecil yang cukup terjal.
"Mau ngapain di atas?" Tanya Valdi.
"Di atas bisa liat pemandangan yang lebih bagus lagi kak...yuk!" Kata Nila sambil menunjuk.
Nila dan Nesa dengan lincah menaiki bukit dengan menjambak rumput atau tanaman liar sebagai pegangan.
Vasco dan Valdi saling memandang lalu menggelengkan kepala melihat mereka. Mau tak mau, 2 pemuda itu mengikuti.Dan memang benar apa yang di ucapkan 2 gadis itu. Di atas bukit, mereka bisa melihat rumah eyang, rumah penduduk, dan juga kebun yang terawat dengan baik.
Setelah puas memanjakan mata, menyegarkan pikiran, Nila mengajak kembali turun. 2 gadis itu berjajar.
"Awas hati-ha_"
"AAAAAAAAAAAA........" Teriak Nila dan Nesa kompak.
Ucapan Vasco terpotong, ketika Nila dan Nesa sudah merosot kebawah, hingga terjungkal.
Tapi 2 gadis itu tidak menampakkan sakit, malah tertawa terbahak-bahak dan menepuk kedua tangannya membersihkan dari tanah atau kotoran. 2 pemuda itu melongo.Vasco dan Valdi secara perlahan menuruni bukit kecil ini. Dan setelah sampai dibawah_
"ADUH! SAKIT!" Teriak Nila.
"AUW! KAKAK!" Nesa ikut teriak.
2 gadis itu berteriak ketika Valdi dan Vasco memukuli pantat mereka yang bagian belakangnya terlihat kotor.
Vasco dan Valdi juga gemas dan jengkel dengan kelakuannya yang membuat jantung mereka sempat terhenti. Lalu melampiaskan dengan memukul pantatnya."Kalian ini cewek, uda dewasa.... dijaga kelakuannya..." Ucap Valdi saat Nila berikut Nesa memaksa menjauh agar tak kena pukulan lagi.
Mereka berjalan menuju sepeda yang terparkir dibawah pohon rindang."Nila nggak mau sama kakak! Nila nggak mau sama mas!" Kata Nila saat akan menaiki sepeda.
"Iya...kita berdua aja yuk!" Nesa naik di boncengan sepeda Nila.
Vasco dan Valdi membuntuti.
Kadang 2 pemuda itu mendengar gerutuan dari Nila atau Nesa.
KAMU SEDANG MEMBACA
#7 BUKAN CINTA YANG SALAH (END)
General FictionLangsung baca aja ya... Mungkin mengandung cerita dewasa