Bab 4

14.7K 677 69
                                    

Beberapa kali Vasco ke rumah Nila, tapi sayangnya dia tak bertemu dengan gadis pujaannya.

Dia ingin menelepon Nila, tapi selalu kuatir pertanyaan yang akan dilontarkan Nila.
'Ada apa?'
'Masa iya aku harus bilang kangen?' batin Vasco.

Dia ingin menghabiskan waktu bersama Nila, dia ingin menatap wajah Nila hingga puas, tapi sayangnya Vasco tak punya alasan yang tepat. Lebih tepatnya tak punya keberanian.

Hingga suatu saat.. ...

"Kamu jangan pulang kalo kamu belum tau dimana adikmu!" Kata Aji lalu menutup pembicaraan melalui ponsel.

'Nesa yang minggat, kakaknya yang diomeli.... ' batin Vasco ketika mendengar kabar bahwa Nesa minggat dari rumah.
Setelah beberapa kali mencoba menghubungi adiknya, dia tak menemukan jawaban.

Lalu dia tersenyum lebar. Minggatnya Nesa adalah berita yang menyenangkan buat Vasco.

Nila : iya mas....
(Suara Nila membuat Vasco terasa nyaman)

Vasco: Nila uda tidur? Mas ganggu ya?

Nila : belum.... Ada apa? (Ini pertanyaan yang ditakutkan Vasco)

Vasco : Nila tau kan kalo Nesa minggat dari rumah?

Nila : iya....

Vasco : dia sekarang dimana? Sama Nila ya?

Nila : nggak.... Dia ngekos.... Eh?! (Nila menutup mulutnya yang keceplosan)

Vasco : ngekos dimana? (Vasco yang diseberang menahan senyum saat Nila keceplosan. Walaupun dia tak bisa melihat, tapi dia bisa membayangkan)

Nila : Nila nggak boleh kasih tau, tadi Nesa uda pesen... Nggak boleh kasih tau mas atau kakak....

Vasco : Nila.... Mas nggak boleh pulang kalo nggak nemu info tentang Nesa....

Nila : Nila tanya Nesa dulu ya.... Nila takut dia marah kalo Nila yang bocorin alamat...

Vasco : ya uda... Aku tutup bentar .. Bilang ke dia, Vasco sama Valdi nggak boleh pulang kalo belum nemuin dia....

Nila : iya ....nanti aku yang telpon mas

Akhirnya Nila menutup pembicaraan.
Vasco tersenyum sambil menatap ponselnya, dia tak menyangka kepergian adiknya membuat Vasco bisa mendengar suara Nila.

Beberapa menit berikutnya, Nila menelepon Vasco.
Tentu saja Vasco tidak akan membuang kesempatan ini.
Berbagai hal ditanyakan oleh pemuda itu.
Awalnya dia bertanya tentang Nesa, adiknya. Namun pertanyaan mengalir seputar Nila.

Layaknya orang sedang menjalin kasih, Vasco bertanya tentang kegiatan Nila seharian. Apapun Vasco tanyakan agar Nila lebih banyak bicara.
Hingga tak terasa mereka bicara dan bercanda hampir 1 jam.

"Uda malam... Kamu langsung tidur ya... " Kata Vasco dengan nada sabar dan hangat. Hatinya berbunga-bunga.

"Bilang aja kalo pulsanya abis.... " Kata Nila sambil mengikik.

"Masih pengen denger suaraku ya?" Vasco mulai menggoda.

"Apaan sich mas...." Entah kenapa Nila merasa pipi nya merona dan malu.
Biasanya mereka saling mengejek dan bercanda, tapi bukan candaan yang seperti ini.

"Besok pagi mas jemput ya... Kita ke kos Nila.... "

"Ok... "

**********

#7 BUKAN CINTA YANG SALAH (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang