Beberapa bulan kemudian.
"Ingat lho ya?! Nggak boleh gendong-gendong Bayu. Kasian anakku..." Vasco mengingatkan istrinya.
"Iya mas... Yang di perut ini cuma anak Vasco Darmawan... " Kata Nila dengan nada sarkasme.
"Bukan gitu...." Ucap Vasco sadar sindiran istrinya.
"Ntar kalo Nila gendong Bayu, pasti perutnya jadi bantalan. Kasian adek nya... " Lanjut Vasco lagi.
"Yuk berangkat!" Ajak Nila supaya tak mendengarkan ocehan suaminya lagi.
Sejak Nila hamil, suaminya makin cerewet.Vasco menggandeng istrinya menuju mobil.
"Naik mobil?!" Tanya Nila saat Vasco memencet tombol remote.
"Iya, supaya Nila enak duduk nya... "
"Mas, ini masih di dalam komplek lho...
Cuma beda blok aja... ""Panas sayang.... "
"Naik motor aja. Ntar di sana, halaman Al juga uda penuh mobil." Ucap Nila dengan nada memaksa.
Alasan istrinya masuk akal, rumah Al akan penuh dengan mobil.
Pernah kejadian, saat ada acara, mobilnya terjepit.
Jadi Vasco harus rela pulang jalan kaki.
Karena sepupu nya tidak bersedia menepikan mobilnya agar mobil Vasco bisa keluar.
Mereka pun juga tak bersedia memberi kunci mobilnya.Hari ini semua keluarga berkumpul di rumah Nesa. Al mengadakan syukuran kecil untuk kehadiran adik Jagad.
Nila di sambut hangat oleh saudara yang sudah tiba lebih dulu.
Mereka pun bahagia melihat perut Nila yang sudah membuncit.Setelah beberapa menit berbincang dengan tante, mertua, eyang dan bunda, Nila berkumpul bersama sepupunya.
"Nil, manisan nya enak nggak?" Tanya Dimas saat Nila baru saja duduk di sebelah Nesa yang menggendong Bayu.
"Manisan apa ya?" Tanya Nila balik dan mengernyitkan keningnya.
"Manisan salak sama mangga.... "
"Salak?? Mangga??" Nila bertanya lagi dengan nada heran.
"Aku titipkan ke Vasco...katanya kamu minta manisan yang di dekat kantor ku... "
"Nggak pernah ada manisan...." Jawab Nila dan menggelengkan kepala.
"Asyu!" Kata Dimas.
"VASCO!" Dimas lanjut berteriak.
Vasco yang bermain dengan Jagad di teras samping hanya menoleh. Mereka hanya terpisah pintu kaca.
"Sini bentar!" Kata Dimas sambil melambaikan tangan.
Dengan patuh Vasco menghampiri.
"Kenapa kak Dim?" Tanya Vasco sambil duduk di sebelah istrinya.
"Tempo hari aku mampir bengkel buat nganter manisan. Kamu kemanain? Lupa nggak di bawa pulang?"
"O.. Itu... Nggak lupa kok! Uda aku makan... " Jawab Vasco santai.
Nila tersenyum mendengar pengakuan suaminya di sertai wajah tanpa dosa.
"Bukan Nila yang kepengen?" Tanya Dimas lagi, kening nya mengerut.
"Emang di group ada bilang kalo Nila kepengen? Aku cuma bilang, ada yang kepingin manisan salak sama mangga."
Yang lain tertawa kecil karena Vasco yang mengalami ngidam.
"Ganti duitnya! Kalo Nila yang minta mah aku gratis kan... Kalo kamu, ogah! " Dimas masih berlanjut. Dia merasa kesal merasa dikerjain.
"Kak Vasco ngidam?" Nesa bertanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
#7 BUKAN CINTA YANG SALAH (END)
Художественная прозаLangsung baca aja ya... Mungkin mengandung cerita dewasa