Apa Lagi Ini?!

165 18 7
                                    

Hari ini adalah dua hari sebelum ujian kedua. Dalam kurang lebih seminggu waktu tersisa, aku dan seluruh SPE-1 membuat banyak perkembangan dalam rencana. Aku sudah memberi tahu mereka soal kemungkinan besar OEP berisi orang-orang baik, tanpa melibatkan Dokter Mike di dalamnya. Kucoba sangat keras untuk meyakinkan mereka dengan logika-logika semasukakal mungkin. Dengan bantuan Nic serta sedikit sekali ucapan dari El, akhirnya mereka percaya.

Untuk ruangan gelap di balik pintu, aku dan yang lain di asrama biru tidak dapat mendekatinya semudah itu sekarang. Entah kenapa selalu ada beberapa orang, entah The Genetics atau penjaga asrama biru, yang berkeliaran di sekitar lorong pintu itu. Setelah aku dan Nic berdiskusi dengan El, kami memutuskan untuk langsung saja meminta Ken mencari pintu serupa di asrama hitam dan Jeff untuk mencarinya dengan Echolocation di dalam asrama oranye.

Hasilnya begitu cepat!

Walaupun tidak mencari tahu terlebih dahulu mengenai kebenaran soal pintu tersebut di asrama biru, Ken ternyata menemukan pintu serupa di lantai dasar asrama hitam. Pintu gelap yang selalu dibilang Madam Klevans sebagai ruang tua bawah tanah. Jeff sendiri menemukannya di lantai dua seperti asrama biru, tetapi menurutnya, pintu satu-satunya yang terasa aneh berada di balik korden besar yang tidak pernah dibuka. Jeff melakukan echolocation di banyak bagian asrama, hingga menyembulkan kepalanya di lantai khusus perempuan, tetapi hanya suara pantulan di balik korden itu yang terdengar ganjil.

Jeff berkata pantulannya terasa berasal dari partikel udara yang lembap dan tidak ada partikel cahaya yang bercampur dengan partikel suara. Entahlah, aku tidak terlalu mengerti cara kerja kemampuannya.

Satu keputusan yang kami buat pada makan siang kali ini, “Jadi kita benar-benar akan berpencar untuk mendekati pintu itu pada saat ujian kedua. Kita akan berfokus pada pencarian peta itu di 6 jam terakhir ujian. Benar begitu?”

Ken memperjelas hasil diskusi kami barusan, “Kita abaikan larangan memasuki asrama lain dan mengatur komposisi yang tepat untuk tim yang memasuki tiap asrama. Ada tiga alat komunikasi berupa pena -jika ditambah dengan milik teman Keira-.”

“Kita akan bicarakan lanjutannya di hari bebas esok. Ingatlah untuk berkumpul di lapangan dalam hutan setelah makan siang. Kita hanya punya sedikit waktu, jangan terlambat.” Zac menutup diskusi panjang di jam makan saat mendengar bel pertanda akhir makan siang dibunyikan.

★★★

Kami sudah berada di dalam markas bawah tanah. Untuk ketiga kalinya kami datang kemari dan mendiskusikan hal penting. Tempat ini sudah seperti ruangan paling aman untuk kami. “Kita akan memulainya sekarang, benar?” Flo duduk bersila dengan semangat.

Kami semua duduk melingkar dan Zac memandang Ken, “Kau bawa notesmu?”

Ken mengangguk, “Aku dan Zac sempat berbicara bersama dengan Lyn setelah kelas selesai kemarin. Kami mencari komposisi anggota yang tepat untuk masing-masing asrama.” Aku mengangguk-angguk. Tentu saja, tiga orang terbaik dalam strategi dan penalaran.

Aku membenarkan kacamataku dan memainkan kalung berliontin putih di tanganku sembari mendengarkan Ken berbicara.

“Sekali lagi, kita akan mengabaikan asal asrama kalian terlebih dahulu. Pertama, yang akan pergi ke asrama biru: El, Sella, Kei, dan Lyn. Asrama oranye: Flo, Nic, Zac, dan Val. Asrama hitam: Jeff, Kale, Ken, dan Ve.”

Val berdehem, “Alasan?”

Ken menatap Val lelah, “Itu akan membuatku lebih banyak bicara.”

“Aku tidak akan pergi ke asrama oranye tanpa alasan! Kau tahu aku sebenarnya bahkan tidak mau tergabung bersama ka—“ Ken terus menatap Val tanpa berbicara, namun saat Val menyadari tatapan tajam dari Ken, perempuan itu menghentikan omelannya dan berkata, “Aku hanya ingin tahu.”

The GeneticsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang