Persiapan Ujian Kedua

150 26 3
                                    

Pagi ini aku merasa lebih baik, setelah beristirahat penuh selama di hari Minggu. Walaupun pemikiranku masih penuh dengan kesimpulan yang kami dapat. Aku mengingat dengan jelas bahwa asrama oranye cukup longgar dalam hal aturan. Malam itu, SPE-1 penghuni asrama oranye masuk dengan mudahnya melalui pintu utama yang dibuka oleh seorang The Genetics lain.

Sedangkan di asrama biru, aku harus berpura-pura merasa pusing sehingga butuh waktu untuk beristirahat sejenak dalam perjalanan kembali ke asrama, yang lain menemaniku berjalan. Sorot pandang Sir France dan Madam Aileen awalnya sangat tajam penuh curiga, namun kurasa aku benar-benar berbakat dalam bermain peran. Mereka memperbolehkan kami masuk pada akhirnya, tentu saja sambil dihujani pandangan seluruh The Genetics asrama biru dengan berbagai kemampuan dan anggapan, kuyakin beberapa yang lebih pintar tidak mempercayai akting bodohku.

Yah, aku tidak peduli. Setidaknya kebodohanku berhasil, bukan? Jelasnya, SPE-1 masih aman di hari itu.

“Kau tampak lebih segar hari ini, Kei.” Kale mengatakannya saat aku masuk ke dalam SPE-1.

“Kalian sudah mendengar apa yang kami dapat simpulkan?” Aku bertanya pada Flo dan El yang berada di sekitar bangku Kale. Keduanya mengangguk, “Kale baru saja memberitahukan garis besar kesimpulannya pada kami. Aku ingin tahu lebih lagi. Kau bisa bercerita kepadaku secara detail? Bukti apa saja yang masing-masing dari kalian dapat misalnya?” Flo bertanya dengan semangatnya.

“Semangatmu menyakiti telingaku.” balas Lyn dari bangkunya.

“Ada apa ini?” Val baru saja datang bersamaan dengan Ken yang masuk setelahnya.

“Tentang kesimpulan kemarin,” Val mengangguk, “Aku sudah mendapat ceritanya dari Ken. Kalian harus berterima kasih kepadaku karena aku benar-benar meluangkan banyak waktu dari kesibukanku untuk membaca itu semua.”

“Kau mulai lagi, gadis sok berjasa.” Kale mendengus kesal saat melihat Val datang bersama dengan kesombongan. “Pasti Ken yang lebih banyak membaca. Kau hanya bergantung padanya.” Val tidak terima dan keduanya mulai beradu mulut seperti biasanya.

“Hentikan,” Zac menyandarkan diri dengan tangan terlipat, “Ah, sudahlah. Terserah saja.” Lelaki itu mengangkat kedua tangannya menyerah. “Aku lelah menghentikan kalian.”

“Nanti aku akan menceritakan detailnya saat makan siang pada kalian bertiga.” Aku mengatakan hal itu karena seorang pembimbing datang untuk kelas psikologi dasar, tampak siap memulai pembelajaran.

★★★

Setelah kelas antropologi -krlas terakhir- hari ini, seharusnya kami sudah boleh kembali ke asrama masing-masing. Hari sudah gelap dan waktu makan malam sudah hampir tiba, tetapi sepertinya ada suatu hal karena seorang wanita masuk ke dalam ruangan setelah pembimbing antropologi meninggalkan SPE-1.

“Selamat sore The Genetics. Disini akan kusampaikan beberapa pengumuman,” Rupanya ada pemberitahuan. “Kurang dari dua minggu lagi, ujian kedua sebagai penyisihan akan dilaksanakan.” Aku mendapati beberapa dari kami berpandangan. Tentu saja ini bukan ujian, tetapi penderitaan bagi kami.

“Ujian kedua membutuhkan lebih banyak kemampuan untuk bertahan dari sebelumnya. Oleh karena itu, mulai besok kalian akan mendapat pelatihan khusus sebagai bekal untuk ujian kedua. Jadwal baru telah tersedia. Silahkan mengambilnya di meja ini. Sekian pengumuman yang kusampaikan, terima kasih atas perhatiannya.” Setelah berkata demikian, perempuan berbaju hitam itu meninggalkan SPE-1.

Kami bergerak keluar sesaat setelah mengambil kertas jadwal baru untuk sisa 10 hari. “Apa ini? Kelas memanah, berburu sederhana, berburu tingkat lanjut, perlindungan diri sederhana, perlindungan diri lanjutan, pertolongan darurat, penyerangan, pertarungan... Hei! Kenapa kita mendapat kelas mata angin dan kompas lagi?!”

The GeneticsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang