Diskusi di Markas Baru

182 28 2
                                    

Sepertinya semua orang memiliki banyak rencana dengan kawan masing-masing di hari bebas ini. Dapat kulihat taman yang biasanya sepi seolah tersulap menjadi taman kota yang ramai. Kelompok-kelompok siswa terlihat melakukan hal-hal manusiawi di hari bebas.

Meski begitu, aku juga dapat melihat beberapa siswa yang lebih memilih untuk menyendiri di hari bebas, banyak juga The Genetics yang memilih menghabiskan hari dengan tiduran seperti si kembar, bersatu dengan buku, dan melakukan bebersih.

Aku, seperti siswi remaja pada umumnya, memilih untuk bangun lebih siang dan bersantai. Jangan katakan aku dapat melakukan hal ini di hari Minggu, bahkan di hari libur internasional seperti Minggu pun, kami seringkali memiliki jadwal pagi. Untuk kesekian kalinya, aku mengeluhkan ketidakjelasan tujuan dari semua kelas dan kegiatan itu.

“Elda, aku keluar ya!” Dapat kulihat acungan jempol tangan Elda dari atas. Perempuan itu sedang membaca buku ilmiahnya. Ia hobi mempelajari kekuatannya. Elda berkata bahwa Ia harus mempelajari kekuatannya agar tidak merugikan orang lain. Alhasil buku-buku seputar listrik menjadi makanan sehari-harinya.

Aku berjalan sendirian menuruni tangga siang itu. Jarang sekali aku tidak bertemu siapapun di tangga, begitu tenang, sangat tenang.

Hingga aku dapat merasakan sesuatu bernafas di tengkukku.

Langsung saja kupercepat langkah dan berbaur dengan orang-orang di ruang makan utama. Aku menoleh ke belakang dan tidak melihat siapapun disana. Ini bukan kali pertamaku, sekitar tiga kali aku merasa hal serupa di program ini.

Tapi biarlah, mungkin saja makhluk yang tak dapat kulihat. Menurut logika sederhanaku, mereka tidak akan dapat menyakiti hal hidup. Ini bukan film horor.

Aku mengecek jam tanganku dan memilih mengambil roti lapis dan mengisi botol airku sebelum meninggalkan asrama. Tidak ada waktu untuk makan siang di tempat.

Aku menggigit roti lapisku dan menepuk seseorang dengan tangan yang menggenggam botol air saat tiba di depan Generic. Enam orang telah berkumpul, termasuk Jeff yang baru saja kutepuk. “Hei, Kei. Tidak menikmati makan siangmu?”
Aku menggeleng, “Aku terlalu nyaman di tempat tidur. Bangun kesiangan.”

Zac yang berada di sebelah Jeff berkata, "Masih kurang 5 orang." Saat itu pula, kulihat Kale dan Flo berjalan kearah kami, bersamaan dengan Ken dan Val yang juga keluar bersamaan dari asrama hitam.

“Sella?” Ve baru saja akan bertanya, saat Lyn menunjuk arah lain dengan dagunya.

Gisella tampak keluar dari hutan lokasi olahraga dan melambai kecil kearah kami, juga berjalan mendekat. Wajahnya memerah saat aku dapat melihatnya dengan jelas. Mungkin perpaduan antara kelelahan dan kami semua memandanginya.

“A-ayo.”

Sella memunggungi dan mengiring kami kearah dimana Ia datang. Masuk ke dalam hutan. Beberapa anak tampak bermain disana. Sebagian dari mereka menyapa Zac dan Kale, kedua peolahraga SPE-1.

“Kemana kau akan membawa kami, gadis pemalu?” El membuka suaranya disaat yang sama dengan aku yang juga ingin bertanya.

“Bukankah ini terlalu dalam?” tanya Nic saat menyadari kami melangkah terus melewati area olahraga, masuk menuju daerah yang hanya pernah kami datangi saat kelas mengenal arah dengan tanda alam.

“Gee?” panggil Zac saat Sella terus berjalan. Satu-satunya yang memanggil Sella sebagai 'Gee' adalah Zac.

“Sedikit lebih dalam. Jangan khawatir.” ucap Sella. Perempuan itu dengan mengejutkan mampu menyingkirkan rumput-rumput yang mulai menutupi jalan dengan kaki dan tangannya.

The GeneticsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang