The Genetics diturunkan satu per satu di wilayah yang seluruhnya tampak sama. Nic turun terlebih dulu, setelah dua orang The Genetics, kini giliranku untuk turun. Flo menepuk bahuku, “Bersemangatlah. Kau pasti bisa.”
Aku tersenyum membalasnya dan bergerak turun. “Mohon tetap tunggu di tempat sampai suara tembakan tanda dimulainya ujian kedua terdengar. Sedikit melompatlah untuk mendarat dengan aman.”
Aku mengangguk setelah mendengar ucapan staf lelaki tersebut. Dapat kulihat kendaraan baja itu... Terbang?! Aku melompat turun sekitar satu meter untuk mencapai permukaan tanah. Selanjutnya pintu baja itu tertutup dan kendaraan itu bergerak lebih tinggi dan menjauh.
Teknologi macam apa lagi itu? Aku memutuskan untuk bersandar di sebuah kayu. Setidaknya mereka harus melakukan renovasi pada setiap asrama jika mampu mengembangkan teknologi sehebat itu. Aku harus memijat betis beberapa kali selama dua minggu pertama program ini.
Kenapa pula aku harus memikirkan hal ini sekarang? Kugelengkan kepala saat senyuman kecil terulas spontan. Aku harus fokus pada ujian ini. Aku harus percaya pada diriku, dan kekuatan yang mungkin saja kumiliki. Walaupun aku masih tidak merasakan kemampuan lebih dari dalam diriku.
"Whipping ribbon..." Kutatap senjata yang kini tergulung di genggamanku, "Sepertinya kata-kata itu terlalu rumit. Akan kusebut pita cambuk agar lebih sederhana."
Dor!
Tembakan itu!
Aku langsung mengarahkan pandangan ke asal suara.
Sudah dimulai!
★★★
Aku tidak tahu seberapa besar hutan ini, tetapi tidak kulihat seorangpun mendekat sedari tadi. Aku berjalan dengan waspada. Jantungku terasa berdetak keras tiap detiknya, kutajamkan penglihatan dan kucari hal-hal ganjil yang bisa menjadi tempat persembunyian permata.
Entah mengapa suhu hari ini sangat panas. Ditambah dengan pakaian tebal dan hood yang wajib untuk digunakan. Aku terus berkeliling di sekitar tempatku diturunkan oleh kendaraan itu.
Setelah beberapa saat, aku benar-benar tidak dapat menemukan apapun di tempat ini. Aku duduk bersila dan menyandarkan punggungku di sebuah pohon. Sudah sejam dan 13 menit sejak dimulainya ujian kedua. Aku tidak merasakan kekosongan ini di ujian pertama. Bernarasi dalam benak tidak pernah semembosankan ini sebelumnya, mungkin karena setengah dari program ini kuhabiskan bersama ratusan anak. Tidak ada seharipun aku sendiri, atau berbicara dengan diri sendiri seperti yang selalu kulakukan sebelum bergabung dalam program Genetics.
Baru empat menit aku mengamati dedaunan di pohon tinggi, terdengar suara langkah mendekat. Aku langsung berdiri dan merapatkan bagian dadaku pada pohon yang tadi kusandari, aku mengintip dari balik pohon untuk melihat siapa yang datang.
Aku yakin itu adalah salah satu TENS-3. Lelaki kurus tinggi itu berjalan dengan sangat waspada. Bagaimanapun, kurasa aku harus pergi, karena sekarang Ia hanya berjarak dua pohon dariku. Kulangkahkan kakiku mundur satu demi satu,
Crack!
Aku mengetatkan rahangku saat tidak sengaja menginjak sebuah ranting di belakangku. Jelas sekali lelaki itu mendengar suara patahannya yang cukup keras. Tidak ada pilihan, kugenggam alatku dan kuarahkan pada lelaki yang menatapku saat ini.
Lelaki itu menarik katapelnya dengan... Bergetar?
“A-aku tidak berniat membuatmu gugur, o-okey?” ucap lelaki itu takut-takut. Kenapa dengannya? Aku juga tidak berniat menyerangnya, tapi dia menarik alatnya. “Aku juga tidak, Nate.” balasku.
![](https://img.wattpad.com/cover/232033443-288-k407351.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Genetics
FantasySelamat datang, The Genetics! Program Genetics terkenal dengan kesempurnaannya dalam memaksimalkan kualitas setiap peserta dari tahun ke tahun. Perlakuan adil adalah prinsip yang selalu kami junjung. Sikap tegas akan diterapkan pada setiap orang ya...