Kembali Lagi ke Markas

157 27 3
                                    

“Mereka mempermainkan memori kita!”

Seruan Zac membuat kami terdiam untuk sesaat, setelahnya Ve menunjukku dan berbicara, “Jika mereka bermain dengan memori dan kau punya otak superior ditambah pula dengan tidak dapat terhipnotis, bukan suatu hal aneh Bu Fera berkata bahwa kau adalah ancaman besar!”

Semuanya masuk akal!

“Lalu apa yang harus aku—kita semua lakukan?” Semuanya menjadi semakin cerah dalam pikiran kami, namum semakin gelap saat melihat kenyataan yang sedang terjadi.

“Aku benar-benar tidak memiliki solusi untuk saat ini. Aku tidak tahu apa yang dapat kita lakukan.” ucapan Lyn mengisyaratkan betapa kerasnya Ia memutar otak di balik wajah datarnya.

“Aku masih punya satu hal,” Aku menoleh pada Nic dan tentunya lelaki itu mengerti. Ia menyerahkan pena milik Clove kepadaku. “Di dalamnya terdapat rekaman yang dibuat temanku, hanya dapat sekali diputar. Aku baru mendengar awalnya saat rekan sekamarku curiga dengan benda ini, maka aku memutuskan untuk mendengarnya bersama kalian.”

Ve mendecak, “Pantas saja kau dianggapnya berbahaya.”

“Maksudmu?” Aku tidak mengerti.

“Kau tampaknya tidak banyak berusaha, tetapi semua bukti datang kepadamu.” Ve menatapku, “Benar, kan?” Aku menatapnya sejenak, lalu mengangguk pelan, “Mungkin.”

“Aku juga punya hasil buku catatan itu,” Ken membalik halaman buku kecilnya, “Bisakah aku yang memulainya terlebih dulu kali ini?” Semuanya mengangguk saja menyetujui permintaan Ken.

“Val membantuku dengan kata dan benar-benar gigih saat mengetahui tentang buku ini. Aku tidak tahu mengapa Ia sangat bersemangat, tapi ini hasil penafsiran kami berdua. Beberapa tahun di buku ini dituliskan dalam barisan catatan tanggal yang berbeda, tetapi sebagian lainnya hanya dituliskan sekali. Akan kumulai,” Kutatap Ken seperti semua orang menatapnya.

“Seperti yang kalian tahu, catatan ini dimulai dari The Genetics ke-24. Ia hanya menuliskan beberapa baris pesan. Tahun ke-24 adalah tahun dimana asrama hitam pertama kali dibangun setelah sebelumnya terdapat dua asrama, biru dan oranye. Maka dari itu The Genetics ini ingin membuat kenangan dengan menyelipkan sebuah buku di rak perpustakaan. Dia mengungkapkan keinginan agar program ini berjalan dengan lancar dan semua orang menerima dirinya yang  berjari tidak lengkap.”

“Jari tidak lengkap?”

Ken mengangguk, “Tulisan pertama ini benar-benar buruk. Sepertinya Ia tidak mahir menulis, tetapi Ia benar-benar menulis 'jari tidak lengkap’ di catatan ini.”

Simbrachydactyly.” Lyn menanggapi, “Kelainan genetik yang menyebabkan kurangnya jumlah jari tangan dan kaki, serta beberapa dari mereka memiliki ukuran jari lebih panjang atau pendek dari normal.”

“Baiklah jika itu memang ada, maka kita tahu kenapa tulisannya tidak sebaik itu.” Ken melanjutkan, “Berikutnya The Genetics ke-25, Ia menuangkan beberapa hal soal asrama hitam yang menjadi tempat bagi orang-orang dengan anggapan lemah oleh asrama yang lain. Ia berkata tidak bisa melakukan apapun karena dirinya tidak punya keberanian. Ia menemukan buku ini dan menulisnya di tengah persembunyian dari seorang pria berasrama biru. Tidak ada kelanjutan untuk hal ini, tetapi tampaknya The Genetics ke-26 juga mengalami hal yang sama dengan mengatakan program ini menjadi sarang orang cacat dan pelelangan budak bagi para keturunan pendana.”

“Jadi kurasa, pada 10 tahun ini, OEP mengalami suatu kegagalan dan penyimpangan besar dari tujuan mereka.” Lyn bertanya pada Ken, “Apa kau rasa penulisnya adalah seorang normal?”

Ken mengangkat bahunya, “Aku tidak tahu.”

“Jika penafsiranmu benar, Ia terdengar seperti orang normal yang mengeluh tentang keberadaan orang cacat di sekitarnya. Itu artinya program ini mulai mengizinkan orang-orang normal untuk ikut di dalamnya, terlebih orang-orang kaya yang bersedia memberikan dana lebih kepada program ini.” Lyn mengangguk setelah Zac selesai berucap, “Itu yang ingin kukatakan.”

The GeneticsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang