Kesimpulan!

205 30 11
                                    

“Kau membawa buku catatanmu?”

Nic bertanya hal itu pada Ken. “Bagaimana kau bisa tahu?” Nic mengangkat bahu, “Kemarin aku tidak sengaja menyentuhnya dan menge—“ Nic memutus ucapannya, “Aku pernah melihatmu sibuk dengan hal itu, jadi kupikir itu sesuatu yang penting.”

Lyn mendengus pelan dan senyuman miring terulas di wajahnya, “Aku akan membahas sesuatu tentangmu nanti Nic. Untuk sekarang, apa yang kau punya Ken?” Mengabaikan pandangan Nic, Lyn menatap Ken.

Ken mengeluarkan notes kecil dari saku celana pendeknya. “Aku melakukan pencarian di perpustakaan asrama hitam dan menemukan beberapa buku mengenai sejarah Organisasi Egalitas Pendidikan. Buku teori dan penjelasan umumnya dapat ditemukan dengan mudah, tetapi hanya satu buku yang benar-benar spesifik mengenai program Genetics sendiri. Buku tersebut bahkan tidak tercetak atau terbentuk secara sah. Sepertinya ada orang-orang yang bersedia melengkapi bukunya dengan tulisan tangan mereka setiap periode di program ini. Jadi lebih mirip seperti catatan dibandingkan sebuah buku.”

“Buku ini tidak bisa dibawa jauh dari raknya.” Ken menoleh pada Val, “Kau tahu rak 'itu', bukan?” Val menajamkan matanya, “Kau mencari informasi dari rak 'itu'?”

“Apa?” tanyaku yang penasaran dengan pembicaraan mereka. Val menghela nafas, “Kami punya rak yang berisi buku-buku tua. Banyak, hmm, makhluk gaib?” Val meminta persetujuan Ken dan lelaki mungil itu mengangguk, “Banyak makhluk tak kasat mata di sekitarnya. Banyak orang yang menghindari rak itu, memilih jauh-jauh dari rak pojok belakang.” lanjut Val.

“Kau indigo?” tanya Lyn. Ken mengangguk.

“Aku meminta izin selama tiga minggu berturut-turut pada 'mereka' untuk mengizinkanku mendekat ke rak itu.” Val mengangkat sebelah alis, “Jadi benar soal peraturannya? Harus izin kepada para pemilik buku itu terlebih dahulu?” Ken mengangguk, “Bahkan, bisa dibilang memohon.”

Aturan dan hal-hal seperti itu jelas tidak ada di asrama biru. Aku tidak menemukan rak berhantu atau apapun saat mengunjungi perpustakaan dua minggu lalu. “Lanjutkan, jadi apa yang kau dapat?” Aku mengembalikan topik ke jalan yang lurus.

“Aku membacanya berkali-kali -siang malam- berusaha meminta bantuan 'mereka' dalam memahami kata-kata dalam buku-buku itu dan inilah yang kudapat sementara ini,” Ken memulai inti pembahasannya,

“Organisasi Egalitas Pendidikan pada mulanya didirikan oleh seorang pria yang bernama George Quevarez. Mr. Quevares memiliki seorang anak dengan keterbelakangan mental yang menjadi hinaan masyarakat, apalagi pada pertengahan abad 19, ada kepercayaan bahwa cacat dianggap sebagai hukuman Tuhan atas perbuatan buruk leluhur generasi tersebut.”

“Karena tekad yang kuat, Mr. Quevares mencari dan mengumpulkan orang tua lain di berbagai wilayah yang anaknya juga dianggap menjadi 'hukuman' Tuhan.” Ken membalik halaman notes kecilnya, “Namun di beberapa buku, terdapat informasi bahwa para revolusioner mulai bergerak secara diam-diam dan ikut dalam perkumpulan. Sebagian dari mereka berpikir soal kesetaraan dan sebagian lagi ateis yang tidak mempercayai Tuhan dan hukumannya.”

“Mereka berdiskusi dan hasilnya adalah membentuk organisasi -yang kita tahu hingga sekarang- Organisasi Egalitas Pendidikan. Mereka berkembang seiring waktu berjalan. Setelah cukup anggota dan dana, dibangunlah sekolah khusus yang mendidik siswa dengan anggapan kesamaan di segala perlakuan.” Ken menutup notesnya, “Sayangnya kesamaan itu ternyata tidak dapat dibangun begitu saja. Perlu usaha untuk menyamakan setiap siswa, jadi dibentuklah berbagai pemisahan dengan tujuan kesamaan seluruh siswa yang selalu dipegang kuat pada akhirnya.”

“Hanya itu yang dapat kusimpulkan dari berbagai buku mengenai sejarah OEP.” tutur Ken untuk menutup topik mengenai organisasi pembentuk program Genetics.

The GeneticsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang