Genetics adalah...

261 37 1
                                        

Pukul 12 siang dan aku masih berkutat dengan banyaknya soal-soal tes. Aku baru mengerjakan setidaknya seperempat dari seluruh buku ini saat kulirik sang pria serba hitam. Pria itu tampak terus mengawasi kami tanpa sekalipun beralih. Sudah 4 jam dan Ia masih saja duduk di bangku dan meja yang tersedia di depan papan dengan mata terarah pada kami.

Lebih tepatnya, kepadaku.

Entah kenapa aku dapat merasakan pandangan lelaki itu mengikuti setiap pergerakanku. Walaupun aku hanya sedikit bergerak, Ia langsung mengalihkan pandangannya kepadaku. Sungguh aneh.

Hal yang lebih aneh terjadi setengah jam setelahnya. Tepat setengah jam sebelum waktu makan siang, aku dapat mendengar suara deritan bangku terdepan di baris tengah. Val! Dia melangkah dan menyerahkan bukunya, kemudian berlalu keluar dengan dagu terangkat. Sudah selesai? Cepat sekali!

Aku menoleh sekilas melihat anak-anak yang lain, dan dapat kulihat Ken dan Kale sudah menyelesaikan lebih dari setengah buku mereka! Tidak dapat dipercaya. Bahkan aku saja masih berpikir untuk tidak menyelesaikan buku ini.

Jam istirahat diumumkan ketika aku masih berkutat dengan soal bahasa. Tetapi karena rasa penat yang menyerang, aku tidak peduli dan memilih untuk menutup buku tes itu, seperti beberapa The Genetics SPE-1 yang lain.

"Kelompok meja makan siang diatur sesuai dengan ruang kelas, untuk sekarang hingga program ini berakhir. Ruang makan terdapat di lantai 6 pula. Staf lainnya akan menunjukkan arah setelah kalian keluar dari SPE-1. Sekian,"

Lelaki berbaju hitam itu mempersilahkan kami meninggalkan SPE-1, walaupun Ia sendiri tampak tetap duduk dan sepertinya tidak akan beranjak dari kelas ini. Aku masih tidak mengerti bagaimana Ia betah berada di bangku itu... Dan mengapa pandangannya mengarah padaku hingga aku keluar dari kelas.

Kami bersebelas berjalan bergerombol untuk menuju ke ruang makan siang. Seperti yang dapat kalian duga, ruangan makan siang tampak seperti dalam film-film terkenal. Terdapat buffet dan meja-meja disekitarnya dilengkapi dinding berwarna coklat khas seluruh ruangan di program ini. Pengaturan ruang makan Generic sedikit berbeda dengan asrama biru yang meletakkan buffet di sisi kanan. Meja SPE-1 tampak berada di bagian pojok ruangan, dekat dengan jendela. Setelah mengambil makanan, kami melangkah kesana dan duduk di meja panjang persis dengan yang berada di asrama.

“Val tidak ikut makan dengan kita?” Flo bertanya setelah mendudukkan diri di sebelahku.

“Mungkin dia ada di asrama.” balas Zac.

“Tidak perlu makan bersama kita?” tanyaku.

“Biarkan saja gadis angkuh itu melakukan kemauannya. Kita tidak perlu repot.” Kale menyuapkan sesendok makanan ke mulutnya setelah menanggapiku. Lelaki itu mengunyah makanan dan menelannya dengan cepat sembari terus-menerus mengomel tentang betapa mengesalkannya sang keturunan Patriec. Aku dan yang lainnya saling berpandangan, memilih makan dengan diam untuk beberapa saat.

Ternyata Kale sangat pandai dalam mengomel ala ibu-ibu.

“Apa Val juga berlaku seperti itu di asramanya?” Ve memotong keluhan panjang Kale dan bertanya, “Ada yang seasrama dengannya disini?”

“Aku.” Ken yang duduk di bangku seberangku membalas Ve. “Dia cukup terkenal di asrama karena kecantikan dan kemampuan yang lumayan unik.”

“Kemampuan?” tanya Nic. “Kelebihan macam apa yang Ia miliki?”

Mystic-Audience.” balas Ken. “Kekuatan yang membuat perempuan itu mungkin saja akan tahu tentang segalanya... Selama di tempat itu terdapat makhluk tak terlihat yang berbaik hati memberikan informasi.”

The GeneticsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang