“Flo? Kau—“
Bruk!
Tendangan keras kudapatkan dari Sally. “Kau bisa mengurus tikus yang satu ini.”
“Beraninya mendorongku tadi. Tch! Kau beruntung suasana hatiku sedang baik, Sally.”
Hanya sesaat setelah suara Flo terdengar, kurasakan urumi terlepas dari leherku, berganti dengan cekikan dan tarikan pada rambutku dari belakang yang memaksaku untuk bangun. Ia mendorongku keras ke dinding dan mencengkeram leherku.
“Sialan! Jadi selama ini kau!”
El berteriak penuh kebencian pada perempuan di depanku ini. Sahabatku, orang yang memperkenalkan diri padaku untuk pertama kali di program ini. Kurasakan panas menjalar di seluruh bagian wajahku, diikuti dengan rasa sesak di dada, “Kau mengkhianatiku?”
“Kau mengkhianati kami? Mengkhianati SPE-1?” Aku tidak peduli dengan cengkeramnya atau rasa sakit di seluruh tubuhku. Aku tidak dapat merasakan lagi nyeri di punggung atau pening di kepala. Semua rasa sakitnya berpindah ke ulu hatiku.
Cairan mengalir dari pelupuk mataku, “Mengapa?”
Flo mendenguskan tawa, “Hei, bodoh! Aku tidak pernah mengatakan bahwa aku mau menjadi temanmu. Aku juga tidak berniat mendekat untuk menjadi sahabatmu. Itu salahmu saja terlalu mempercayaiku—Oh! Bahkan aku tidak memintamu untuk mempercayaiku.”
Flo tertawa setelahnya, “Aku tidak percaya masih ada orang sepolos dan sebodoh kalian yang mampu mempercayai orang lain di dunia ini. Kalian hanyalah bibit-bibit busuk yang tidak sengaja ditanam oleh petani jagung.” Flo menyentuh bagian tengah dahiku dengan ujung telunjuknya, “Orang-orang seperti kalian.... Tidak akan bertahan tanpa penderitaan dalam dunia penuh dusta.”
“Orang-orang sepertimulah yang membuat dunia ini penuh dusta!”
“Diamlah, bodoh!” Raymond berucap, “Josh, tahan dia!”
Joshua yang berbadan lebih besar dari Raymond dan El melangkah ke belakang. Tapi sepertinya El cukup gesit dengan mengelak dari Joshua yang hendak menahan tangannya. Tetapi itu tidak berlangsung lama, belum juga berhasil melawan, Raymond menendang dada El dan Joshua berhasil menahan lengannya.
“Kita hanya perlu membawa mereka ke lantai teratas Generic.” Sally memutar-mutar tabung yang sepertinya berisi peta perjalanan -yang pernah disebut Clove- di tangannya. “Mari serahkan mereka ada Bu Fera dan selesaikan urusan kita dengannya.”
“Sebelumnya, biar kubuat tikus ini kehilangan kesadaran.” Raymond menendang El di bagian perut dan meninju bagian kanan wajahnya. Isakanku tidak dapat dihentikan. Berteriak saat erangan keluar bertubi-tubi dari mulut lelaki itu adalah satu-satunya yang dapat kulakukan.
“Flo, tolonglah. Aku tahu kau tidak berniat buruk pada kami. Aku tahu kau adalah orang yang baik, orang paling ceria yang pernah kukenal. Tolong lepaskan aku.” Flo menamparku keras hingga kacamataku terlepas, “Aku tidak sebaik yang kau pikirkan, perempuan bodoh!”
Flo menggerakkan salah satu tangannya ke dalam kerah, “Kau lihat kalung putih ini...” Flo tertawa dan menarik kalung itu kasar dari lehernya sendiri. “Kau tahu kenapa liontin ini berwarna putih?” Diangkatnya benda itu dan diperlihatkan kepadaku. Putih, liontinnya masih putih walaupun kulihat Ia menggunakan vitakinesisnya tadi.
“Ini bukanlah milikku.” Dilemparkannya asal kalung itu hingga menabrak dinding dan jatuh berdenting ke lantai. “Kau mau melihat yang asli, hm?” Flo mengeluarkan sesuatu dari kantungnya,
Liontin hitam!
“Kalian melupakan beberapa hal penting selama penyelidikan itu.” Flo menyeringai, “Aku ingin tertawa keras setiap mendengar kalian berlagak detektif dan seolah-olah berhasil menyelidiki sesuatu.” Flo mengantungi kembali kalung itu dan menggelengkan kepalanya, “Tetapi sayangnya kalian benar dalam banyak hal, terlalu banyak hal,”
KAMU SEDANG MEMBACA
The Genetics
FantasíaSelamat datang, The Genetics! Program Genetics terkenal dengan kesempurnaannya dalam memaksimalkan kualitas setiap peserta dari tahun ke tahun. Perlakuan adil adalah prinsip yang selalu kami junjung. Sikap tegas akan diterapkan pada setiap orang ya...