Tikus Pengganggu

170 27 7
                                    

Kegiatan menjadi lebih sibuk sebulan belakangan ini. Terlebih untukku pribadi. Aku mendadak dikenal oleh seluruh The Genetics berkat ucapan saat itu. Padahal setelah pertemuan tersebut, aku nyaris pingsan karena menghirup oksigen dalam frekuensi terlalu cepat. Suhu tubuhku yang menurun bahkan menolak untuk dihangatkan oleh kemampuan El.

Tidak ada yang berani berbicara secara langsung soal ucapanku karena aku selalu ditemani oleh -paling tidak- seseorang sejak saat itu. Elda menemani di kamar 07, seluruh SPE-1 yang menghuni asrama biru menemaniku saat makan, Ve dan Zac kerap menemaniku diluar asrama. Lebih dari semuanya, Nic tidak pernah menjauh selangkahpun setelah aku melangkah turun dari lantai 4 asrama biru.

Tidak ada yang menggubrisku, hingga hari ini. Sekarang aku berjalan bersama Nic dan anggota asrama biru menuju ke SPE-1. Namun baru saja sampai di lantai 6, kami dikejutkan oleh beberapa orang yang melipat tangannya dan bersandar di tembok. Raymond dan beberapa orang yang tidak kukenal. Mereka tampak seperti menunggu seseorang,

dan seseorang itu adalah aku.

“Hai gadis pemberani...” Raymond mendekat kepadaku dan menatap wajahku dengan seksama. “Hm? Kenapa aku tidak melihat wajah sang pemberani itu saat ini?” Keempat orang selain Raymond tertawa di belakang pria itu. Tawa yang menghinaku.

“Pergilah. Jangan mengganggunya.” Nic menatap Raymond tidak suka dan membawaku berada di belakang tubuhnya.

Ohoho! Sang gadis pemberani punya pelindung lemah rupanya.” Raymond tersenyum miring kepada Nic, “Bagaimana lukamu, hm? Apa perlu kujatuhkan kau dari lantai 6? Mungkin saja kau rindu rasa sakit akibat terjatuh dari ketinggian.”

Nic tampak mengetatkan giginya. Pria ini bukanlah tipe yang temperamental, tetapi sepertinya saat ini, Nic sedang berubah menjadi seperti itu. “Tidak, tidak. Mungkin kau tidak akan merasakan sakitnya karena jiwamu langsung meninggalkan raga lemah itu.”

Bugh!

“Nic! Stop!” Nic menendang perut Raymond hingga pria itu terduduk di lantai. Ini tidak boleh diteruskan! “Jangan menggunakan kekerasan. Kumohon.” Aku menahan Nic di pelukanku dan membisikkan kata-kata itu padanya.

“Jangan berani bergerak!” seru Kale pada keempat orang lainnya, tiga lelaki dan satu perempuan, yang hendak menyerang Nic bersamaan. Seakan mengabaikan ucapan Kale, mereka terus bergerak maju sampai,

“Stop.”

Raymond berdiri dan mengangkat tangannya. Keempat orang itu berhenti melangkah menuruti perkataan Raymond. Raymond mendekatiku dan menunduk, menyamakan tingginya denganku. “Kau beruntung karena aku tidak berniat membuat kekacauan hari ini,” Lelaki itu memegang perutnya, “Tetapi aku ingin memberimu sedikit tawaran pribadi, Gadis Pemberani.”

El menahan langkah Raymond yang semakin mendekat dengan mencengkeram bahu lelaki itu. “Hah! Ternyata kau pintar juga menggunakan pesonamu untuk memikat mereka.” El mendesis, “Menjauhlah!” Raymond menepis keras tangan El, “Aku tidak menyakiti wanita. Aku lebih suka bermain kasar dengan pria.”

Sejurus kemudian, lelaki itu mendekatkan bibir ke telingaku, membisikkan sesuatu yang membuatku merinding, “Kita bersekutu. Kau bergabung bersamaku. Program ini akan menjadi menarik bagimu. Bagi kita. Terlebih karena Bu Fera sendiri yang akan menjamin 'kesenangan' kita.”

Aku sontak mendorong Raymond menjauh. Lelaki itu tampak sedikit terkejut dan berdecih ringan. Tetapi senyum miringnya kembali terulas, “Ternyata tidak dapat kugunakan padamu.” Lelaki itu merapikan lengan bajunya dan membersihkan noda sepatu Nic di perut seragamnya, “Kau bisa memikirkan penawaran menarik itu, Gadis Pemberani.”

The GeneticsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang