“Benarkah? Kak Arin menceritakannya padamu dan Clove kemarin?” Aku melangkahkan keluar dari rumah setelah bercermin dan membenarkan letak kalung berliontin emas milikku. Kalung Genetics yang diberikan kepada The Genetics sebagai pengenang akan program. Soul necklace ini tidak lagi berubah warna sejak program itu berakhir. Aku mengunci pintu, lalu melambai pada lelaki yang sudah menungguku di dudukan beton yang ada di seberang kediamanku.
“Jika bukan karenamu, mungkin aku tidak akan mengetahuinya. Bahkan hal itu tidak terpikirkan olehku hingga beberapa saat yang lalu.”
“....”
Aku menyeberangi jalan kecil itu dan berdiri di depan sang pria, “Terima kasih sudah menginformasikannya padaku, Raina. Aku harus pergi sekarang, ada janji dengan beberapa orang.”
“Menunggu lama, Nic?” Aku menutup ponsel dan menatap Nic. Lawan bicaraku itu menggeleng, “Sudah siap 'kan? Mari berangkat.”
Aku mengangguk dan senyuman tercipta secara spontan saat merasakan genggaman hangat di tanganku.
★★★
“Raina menghubungimu?”
“Ya. Sesaat setelah kau mengirimkan pesan padaku,” Aku menjelaskan, “Kau ingat seorang The Genetics yang menjadi gosip di Marine High School? Ingat keponakannya tidak sengaja kita temui di hujan sore sebelum keberangkatan? Perempuan tersebut berpapasan dengan Raina dan Clove di minimarket dekat sekolah kemarin.”
“Perempuan yang memperingatkan kita itu? Bagaimana Clove dan Raina mengenal Kak—Umm, siapa namanya?” Nic berusaha mengingat nama itu.
“Kak Arin,” jawabku, “Raina meminjamkan pena The Genetics kepadanya di tempat belanja kemarin dan mereka berakhir dengan pembicaraan singkat tentang program. Kak Arin bercerita bahwa bibinyalah yang menjadi 'The Genetics gila'.”
Nic menanggapi, “Seingatku Ia juga berkata hal yang sama setahun yang lalu, sehari sebelum kita berangkat.” Aku membenarkan, “Tetapi Kak Arin menambahkan hal yang tidak kita ketahui: Bibi Kak Arin memiliki kemampuan khusus yaitu precognition. Bukan sejenis psychometric sepertimu yang melihat masa lalu dalam peristiwa di waktu tertentu, bibi dari Kak Arin dapat melihat runtutan peristiwa yang lebih lampau.”
Aku menghela nafas, “Ia melihat sesuatu dalam precognitionnya. Raina memberitahuku, ahli kejiwaan yang menangani bibi dari Kak Arin mendiagnosis bahwa suatu pengelihatan traumatis membuat mentalnya terguncang.”
“Pembunuhan massal Dillion Quevares?”
“Ya, menurutku peristiwa itulah yang dilihat oleh bibinya.” Kami berbelok saat menemukan perempatan jalan dan melangkah masuk ke dalam kafe setelah berjalan sedikit lagi. Segera kami dekati dua orang yang sudah duduk manis menunggu di meja paling sudut ruangan.
Aku duduk dan menginformasikan satu hal kepada Nic dan dua orang di hadapanku, “Ruang kosong di bawah tanah yang selalu kita gunakan sebagai markas SPE-1 adalah hasil kerja keras dari ‘The Genetics gila' itu. Raina memberitahuku bahwa bibinya berkali-kali meracau soal membangun 'tempat paling aman untuk berlindung' dan 'lokasi kebahagiaan dalam kesendirian di dalam Bumi'. Kurasa markas kitalah maksudnya.”
“Markas itu? Ia membangunnya sendirian? Wah! Pastilah perempuan itu lebih kuat dari Zac di masanya.” tanggap sang pemilik telekinesis di depanku.
“Kau benar.” Lelaki kecil berkacamata yang duduk berseberangan dengan Nic ikut memuji.
“Kalian datang bersama?” Nic mengubah pembicaraan. “Tentu tidak, rumahku dan asrama Ken berlawanan arah.” Ve menanggapi. Ya, dua orang yang memiliki janji dengan kami adalah Ve dan Ken. Sebenarnya tidak hanya mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Genetics
FantasySelamat datang, The Genetics! Program Genetics terkenal dengan kesempurnaannya dalam memaksimalkan kualitas setiap peserta dari tahun ke tahun. Perlakuan adil adalah prinsip yang selalu kami junjung. Sikap tegas akan diterapkan pada setiap orang ya...