'Alkohol? Wine? Sake? Bir?'
***
Air dari langit terus turun tak henti-henti. Iris mata (e/c) memandangi langit gelap di luar jendela.
Sendiri dirumah mewah sudah biasa baginya tapi Satoru lebih lama pulang dari biasanya.
Benda pipih yang hanya ada satu nomor kontak masih digengamanya. Berkali-kali ditelpon tak diangkat.
"Kemana Satoru pergi?"
Bola mata (e/c) membulat, dirinya menyadari perasaan yang tak pernah ada atau mungkin perasaan manusia normal (?).
***
(y/n), gadis yang diluar akal sehat manusia. Hal biasa jika melihat gadis ini membawa pisau cutter. Hal biasa juga jika melihat gadis ini berlumuran darah, tapi itu bukan darah miliknya.
***
Pertama kalinya aku keluar tanpa izin dari Satoru. Mungkin itu yang disebut rasa cemas (?) Atau aku tidak normal (?).
'(y/n), kau normal kok'
***
Bersenandung ria dibawah langit hujan. Tenang lah, aku membawa payung ditanganku.
Aku berhenti di rumah bordil, lampu-lampu dari rumah bordil itu menyilaukan mataku. Mungkin jika aku kesal sekarang, rumah bordil itu sudah menjadi api unggun.
Pintu kayu bergeser, mataku menangkap gadis yang kekurangan kain atau memang bajunya seperti itu (?). Aku melihatnya memapah lelaki yang mabuk.
Gadis itu tersentak kaget, raut wajahnya langsung takut karna pisau cutter ku sudah sampai dilehernya. Tinggal menariknya leher gadis itu akan tergores, tapi itu tidak ku lakukan. Aku hanya memberinya ancaman saja.
"Lepaskan dia"
Gadis itu menelan ludahnya, atensinya masih pada pisau cuterku. Ia menurutiku karna takut lehernya robek duluan.
***
Lelaki itu sekarang ku papah, kubawa kembali pulang. Membiarkan air hujan membasahi diriku dan dirinya.
Tanganku tak cukup untuk membawa hal lain. Mungkin air hujan bisa membangunkannya, dan lagi dia berat sulit bagiku membawa payung atau menambah beban. Itu merepotkan.
***
Tak peduli pada tetesan air yang setia jatuh ke lantai keramik putih. Ku buka pintu kamar dengan kaki lalu menutupnya kembali.
Lelaki albino itu ku lempar begitu saja di atas ranjang. Aku naik ke atasnya melepas paksa baju basahnya.
Aku menutup hidungku, bau alkohol begitu menyengat.
"Aku tak suka bau alkohol"
Sekejap mata aku sudah berada dibawah, Satoru mengunci kaki ku dan pergelangan tanganku di cengkramnya kuat.
Meminta dia melepaskan pun percuma, alam sadar Satoru sudah ntah kemana aku pun tidak tau.
'Belum pernah nyentuh alkohol soalnya'
Satoru menghujaniku dengan ciuman yang agresif. Memberi tanda merah di leherku, mengecap daun telingaku dengan panas.
"Mmm~"
"Sayang~ bajumu basah, aku bantu bukain"
Satoru dengan gampang dan lihai melepas hoodie dan rok ku, ia lempar begitu saja.
Mata ocean-nya tak mau lepas memandang lekukan tubuhku, ia malah menyunggingkan seringan menggoda. Dirinya sudah siap menyantap hidangan.
'Sepertinya ini akan berlangsung sampai fajar'
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐂𝐫𝐚𝐜𝐤𝐩𝐨𝐭┋𝘎𝘰𝘫𝘰 𝘚𝘢𝘵𝘰𝘳𝘶
Fanfiction·˚✎ ﹏ Gojo Satoru ❝Di sengaja bertemu Di akhiri ke kejaman❞ ↷ ⋯ ♡ᵎ┊C R A C K P O T ˎˊ˗ ✎... 28 December 2021 ✎... 03 April 2021 ⌢ : ♡ ⤹ ぃ ゚. ﹏ rate 21+ . . . . . ©Marsruel . . . . . ©Akutami Gege