十六

4K 481 30
                                    



'Sadist'

***

Berjalan berdua bergandengan tangan di bawah langit orange bukanlah hal buruk.

Taman luas yang bisa di jangkau dengan jalan kaki menjadi background kali ini.

'Aku baru tau ada taman disini'

Mendudukan diri di bangku kayu yang ada. Kaki berbalut sneakers putih mengayun maju mundur. Memandangi orang yang asik bermain disana sini dan juga pepohonan yang meng-orange-- akibat sinar langit-- memanjakan mata.

Truk crepe yang ada diseberang taman mengalihkan atensi (y/n). Ia menarik baju Satoru jemari menunjuk pada yang diinginkan.

"Satoru~"
"Aku mau creepe coklat"

Lelaki albino yang duduk disebelahnya melayangkan usapan manja di puncak kepala (y/n).

Siapa sangkah gadisnya yang diluar akal alien bisa juga bersikap seperti anak kecil.

Sampai membuat Satoru ingin memakannya lebih banyak.

'Menggemaskan'

Satoru meminta (y/n) duduk diam, menunggunya kembali.

(y/n) memadangi punggung Satoru yang pergi mendekati truk crepe.

Tak begitu lama Satoru kembali membawa dua crepe tapi gadisnya tak terlihat di bangku ataupun di sekitar taman.

Kemana (y/n) pergi?

***

Beberapa waktu lalu...

Aku duduk diam, menggoyangkan kaki ku maju mundur, menunggu Satoru kembali dengan membawa crepe coklat pesananku.

Lelaki kekar menghampiriku, ia bertanya mengenai namaku memang benar (y/n) atau bukan. Aku mengangguk mengiyakan karna itu memang namaku.

Dia menyuruhku untuk ikut bersamamya, tentu ku tolak karna aku tak mengenalnya.

Pitamnya naik karna ajaknya ku tolak. Ia menarik tanganku dengan paksa pergi ke gang kecil disudut taman.

"KAU YANG MEMBUNUH ADIKKU!"

Ia berteriak padaku. Aku hanya diam mengerjap mata, memiringkan kepala mencoba mengingat.

'Ah~ aku ingat'

Aku pernah membuat sekarat seorang gadis karna sok suci bak malaikat. Setelah kedoknya ku bongkar di depan temannya, esok harinya gadis itu bunuh diri.

'Hey, kan dia yang bunuh diri'
'Aku berperan sebagai pembantu saja'

Lelaki itu mengeluarkan belati dengan ukiran bunga di gagangnya.

'Itu terlihat elegan'

Hawa membunuh lelaki itu terasa, tanganya mengeratkan gagang belati.

'Kau amatir kawan'
'Jika kau dendam pada ku, mana seru hanya menikamnya sekali saja. Kalau bisa berkali-kali, membawa ku ke ruang penyiksa juga menyenangkan'

Aku melemparkan sayatan yang banyak dengan pisau cutter kesayanganku.

Ini perlawanan antara amatir dengan psikopat ralat belati dengan pisau cutter.

Aku menyudahi acara me- sayat daging-- tak enak disayat.

Ia terkekeh renyah.
"Dasar psikopat"

'Perumpamaanmu jelek, aku memang psikopat'

Dan tetap psikopat sampai kapan pun.

Tangan satunya menahanku-- dengan cengkeraman kuat, belati di layangkan tempat mengenai vital ku.

***

Bau amis darah semakin menguat. Satoru menemukan asal bau tersebut dan juga yang ia cari.

(y/n) terduduk disudut dinding yang sudah menyatuh dengan darah. Lelaki kekar itu berdiri tegap--  juga berlumuran darah.

Satoru terguncang. Secepat kilat ia banting kepala lelaki itu, membantingnya terus dan terus. Seringan lebar ia terakan diwajah.

Tangan Satoru penuh dengan darah segar. Mata lelaki kekar tadi sudah meng-abu kelabu.

Ia sudah menyusul adiknya.

Suara batuk membuat atensinya beralih dengan cepat.

Dengan tenaga yang tersisa (y/n) bangkit-- terbata-bata.

'Aku tak akan mati semudah itu'

Ia kau tak mati tapi kau harus cepat di larikan ke rumah sakit.

Tubuhnya terhanyut, secara refleks Satoru menangkap gadisnya. Ia bersyukur gadisnya tak hilang di ambil sang pencipta.

Sebaiknya dibawa ke rumah sakit dari pada di pelukin.

𝐂𝐫𝐚𝐜𝐤𝐩𝐨𝐭┋𝘎𝘰𝘫𝘰 𝘚𝘢𝘵𝘰𝘳𝘶Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang