十七

3.6K 455 2
                                    


'Slumber'

***

Surai yang tertidur dimanjakan Satoru dengan belaian lembut. Eksperesi sendu tercetak dijawah ikemen.

Sudah hari kelima sejak peristiwa itu dan sejak (y/n) dilarikan ke rumah sakit.

Langit terang gelap, pagi, siang, sore, malam atau sekarang ada bencana alam tak di pedulikannya. Semua pekerjaan ditunda. Perang dunia ke-40, atasan yang merengek akan liburnya yang tiba-tiba, tak dipedulikan.

Satoru tetap menunggu gadisnya bangun. Harus ia yang duluan dilihat (y/n). Harus.

Angin kecil masuk tanpa izin, mengguyurkan surai albinonya. Mata ocean tak berpaling dari (y/n) yang layaknya putri tidur.

"Sayang..."
"...Bangun"

***

Bunyi alat EKG semakin terdengar. Pandangan yang samar semakin terfokus.

Seperti orang normal lainnya, ia akan bertanya...

'Ini dimana?'

(y/n) mendudukan dirinya di atas kasur. Tangan memegangi kepalanya yang terasa berdenyut sakit.

Mata (e/c) menjalar pada lelaki surai salju yang tertidur di bibir kasur. Namun, tidur Satoru tetap memegang tangan (y/n).

'Sudah berapa lama aku tidur?'

Raut wajahnya masih belum berubah-- masih biasa saja. Tangannya yang bebas mulai mengusapi rambut putih.

Pemilik rambut membuka matanya, mungkin usapannya mengganggu.

Ia bangun, mengkucek sebelah matanya. Ia masih diam. Namun, didepannya sudah ada (y/n) yang tersenyum tipis.

"Sayang?"

Yang dipanggil memiringkan kepala, bingung.

Satoru mengerjap mata berkali-kali. Lalu ia melompat memeluk (y/n), lelaki itu sedikit mengguncang gadisnya. Satoru berceloteh akan khawatirannya yang segunung everest. (y/n) membalas pelukan yang cukup menyesakkan nafas.

'Kenapa sifatnya jadi bocah?'

𝐂𝐫𝐚𝐜𝐤𝐩𝐨𝐭┋𝘎𝘰𝘫𝘰 𝘚𝘢𝘵𝘰𝘳𝘶Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang