十一

5K 617 35
                                    



'Sakit itu merepotkan apa lagi merawat orang sakit'

***

Apron biru laut masih tergantung ditubuhku, sendok soup juga ku masih pegang ditangan.

"Satoru~ okite~!"

Aku mengguncang-guncang tubuhnya tapi tak bangun juga. Apa butuh sendok soup ini ikut membangunkan mu?

Wajah Satoru memerah, aku sedikit penasaran. Ku letak telapak tanganku di keningnya.

"Panas"

Dia sakit (?). Aku menimang-nimang ku kira albino tiang listrik ini tak bisa sakit. Ah... dia manusia juga.

Tak ada pilihan lain selain merawat albino ini.

Aku memanggilnya lagi, tapi dengan nada lembut tepat di telinganya.

"Satoru~"

Empunya nama akhirnya membuka mata, ia langsung mengusap surai (h/c)-ku. Sepertinya alam sadarnya telah hilang karna demam.

Spontan aku mengelus pipinya, balik. Sebelum pergi meninggalkanya begitu saja.

Tangan ku sibuk menarik dan meraba-raba laci yang ada. Yang benar saja, aku tak menemukan obat, sepersen pun.

'Apa dia pergi ke rumah sakit jika sakit?'
'Atau... dia tak pernah sakit?'

Aku melepas apron biru laut, menggapai dompet Satoru lalu menarik semua uang cash yang ada didalam.

"Aku beli obat dulu"

***

Barang yang ku butuhkan sudah ku ambil semua ku letakkan diatas meja kasir.

Hari ini yang menjaga kasirnya cowo sepertinya gadis itu tak ingin lagi bekerja disini.

Aku membayar belanjaan dengan uang yang ku ambil, cowo itu menyodorkan struk belanjaan. Atensi ku terpanah pada nomor kontak yang tertera di bawah.

'Mau kenalan?'

Srak!

Pisau cutter ku layangkan padanya, tapi sayang. Ia menghindarinya membuat pisau cutter ku menancap di sampingnya persis.

'Jangan tanya pisau cutter dari mana'

Aku mencondongkan badanku agar bisa menggapai pisau cutter-ku sembari mengucapkan kata maaf.

"Gomen"

Mengambil kantong plastik lalu tersenyum manis andalan ku pada cowo kasir tersebut. Membuat ia ketakutan setengah mati.

'Sepertinya mini market itu akan bangkrut'

***

Setelah meletak nampan berisi bubur, segelas air minum dan juga obat diatas nakas. Aku mendudukan Satoru diatas ranjang, ku senderkan dirinya ke dinding.

Tanganku menepuk kecil sudut wajahnya agar kesadaraannya kembali.

"Satoru~"

Aku bersyukur dirinya sadar. Nampan yang ku letakkan di nakas ku tadi, ku ambil. Meniup kepulan uap yang muncul. Memberi isyarat agar Satoru bisa melahap bubur buatanku.

"Aaa~"

Acara memberi makan selesai, waktunya minum obat. Syukurlah Satoru bisa meminum obatnya dengan baik, tak perlu ada adegan paksaan atau menelan obat dari mulutku.

Aku kembali meletakkan gelas di atas nakas. Tangan kekarnya menyelinap melingkar di perutku, menarik-ku ikut tidur diatas kasur, ia membuatku seperti bantal guling saja. Aku mengerutu memintanya untuk melepasku. Tapi malah kalimat ngaur yang ku dapatkan.

"Jangan pergi... aku masih ingin melahapmu"

𝐂𝐫𝐚𝐜𝐤𝐩𝐨𝐭┋𝘎𝘰𝘫𝘰 𝘚𝘢𝘵𝘰𝘳𝘶Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang