'Tersesat'
***
Suara ricuh imut-imut manja didepan gerbang rumah, sudah cukup lama ku pandangin tiga anak kecil yang menggemaskan.
Mereka terlihat berdebat tak menentu. Yang bersurai merah muda terus beradu mulut dengan teman cewenya-- bersurai coklat. Sedangkan satu lagi yang bersurai gelap hanya diam menyaksikan keributan kedua temannya.
Aku terkekeh renyah dari dalam rumah. Aku tau mereka tersesat karna sudah keseribu kalinya mereka kembali ke depan pagar rumah.
Aku mengakhiri tontonanku, ku raih kenop pintu. Melenggang ke tiga anak menggemaskan.
***
Anak kecil bersurai coklat langsung berlindungi dibelakang temannya yang bersurai merah jambu, saat suara pintu pagar ditangkap telinganya.
Aku bertanya pada mereka apa yang terjadi, hanya keheningan yang menjawab.
Yang bersurai merah muda bertanya padaku."Nee-san tidak akan memakan kami kan?"
Aku tersenyum tipis kepadanya. "Tidak" jawabku.
Aku mendapatkan ide. Ku ajak mereka masuk ke dalam rumah, bermain game ps5 keluaran terbaru.
Aku senang mereka menerimanya."Mau!"
"Nee-san. Kau punya cemilan juga?"
"Iya. Aku punya banyak"
"Oi! Matte!"
***
Aku menuntu ketiga anak imut itu ke ruang game berada.
Yuuji dan Nobara beroh ria melihat ruangan yang berserakan kaset game. Yang bernama Megumi hanya meneliti.
Aku tau ia merasa curiga tapi tenang lah, aku masih punya hati. Aku tak akan menghiasi kalian dengan lumuran darah.
Aku meninggalkan ketiganya, kubiarkan mereka bersenang-senang selama aku mengambil cemilan di dapur.
Sudah hampir tenggelam matahari ketiga bocah menggemaskan itu masih bermain di ruangan game.
Yuuji menarik ujung bajuku, ia bertanya dimana toilet berada.
"Nee-san. Toliet ada dimana?"
Aku menuntunya keluar ruangan menunjuk pada sudut dapur tempat toilet berada.
"Toilet ada disana"Ia mengangguk. "Aku bisa sendiri" ucap Yuuji manis.
Ia melangkahkan kaki mungilnya. Aku mengawasinya sampai dirinya benar-benar masuk ke dalam toilet. Lalu aku masuk kembali ke ruang game.
***
Pintu ruangan game terbuka, menampakan dua lelaki yang satu terlihat jengkel yang satu menahan air mata karna diangkat layaknya anak kucing.
Sepertinya terjadi hal yang menyedihkan pada Yuuji.
Aku menjelaskan apa yang menimpah ketiga anak mungil itu. Satoru menurunkan Yuuji. Yang diturunkan langsung memeluk dibagian kaki ku, spontan aku mengusapnya untuk menenangkan.
Satoru terlihat sebal karna ke dua anak kecil lainnya ikut memeluk ku. Mereka takut melihat Satoru-- seperti harimau. Aku hanya tersenyum manis agar mereka tidak takut pada albino itu.
Satoru mengambil handphone yang ada di saku celananya. Ia menelpon seseorang.
Selang beberapa waktu. Bunyi bel rumah bergema di dalam. Satoru menuntun tiga anak menggemaskan itu ke pintu rumah, (y/n) hanya mengikuti dengan rasa bingung.
"Ayo pulang!"
Pintu rumah dibuka, menampakkan cewe dengan goresan di wajahnya. Satoru meminta cewe itu membawa pergi ketiga bocah yang menurutnya menyebalkan.
"Bawa anak ayam ini"
Cewe ini menerimanya saja, karna tiga anak menggemaskan itu murid di sekolahnya.
***
"Mereka pergi" ucap (y/n) sedih.
Satoru melingkarkan tangan di pinggangku, keningnya ditempelkannya pada kening ku.
"Kenapa sayang?"
Wajah gadisnya semakin terlihat sedih. Namun, begitu menggemaskan sekali bagi Satoru.
"Mereka imut"
"Aku ingin main bersama mereka lagi""Main samaku saja"
(y/n) menangkup kedua pipi Satoru, salah satu jemarinya mengusap lembut bibir Satoru.
"Satoru bukan anak kecil"
Satoru menuntun gadisnya sebelum menjatuhkan (y/n) diatas sofa.
Tangan nakal Satoru melepas kancing celana jeans pendek (y/n). Mulai mengusap yang ada dibawah sana.
"Bagaimana dengan membuatnya?"
(y/n) menarik baju Satoru. Ia meringis lembut saat jemari lentik keluar masuk didalam.
"Satoru~"
"Aku mau main bukan buat"'Beda emangnya?'

KAMU SEDANG MEMBACA
𝐂𝐫𝐚𝐜𝐤𝐩𝐨𝐭┋𝘎𝘰𝘫𝘰 𝘚𝘢𝘵𝘰𝘳𝘶
Fiksi Penggemar·˚✎ ﹏ Gojo Satoru ❝Di sengaja bertemu Di akhiri ke kejaman❞ ↷ ⋯ ♡ᵎ┊C R A C K P O T ˎˊ˗ ✎... 28 December 2021 ✎... 03 April 2021 ⌢ : ♡ ⤹ ぃ ゚. ﹏ rate 21+ . . . . . ©Marsruel . . . . . ©Akutami Gege