Midnight Promise

79 21 7
                                    

Langit malam kali ini terlihat lebih cerah dibanding malam pergantian beberapa tahun sebelumnya. Biasanya, gerimis yang dini hari akan berubah menjadi hujan deras sudah mulai turun sebelum tengah malam tiba.

Cukup untuk membuat seorang Rendy Aksara—yang biasanya sudah terlelap—berdiri di balkon kamarnya. Sambil menyandarkan tangannya di pagar pembatas, laki-laki itu terus memandang ke arah rembulan yang mengintip dari sela-sela awan, bertengger tepat di atas sebuah gunung utama kota ini.

Semakin malam, angin yang berembus semakin kencang, semakin dingin pula yang menyentuh setiap jengkal kulitnya yang terbuka. Akan tetapi, ada hal yang membuatnya tetap bertahan di tempat itu. Sesuatu memanggilnya sejak tadi. Bahkan panggilan dari dalam rumah pun ia abaikan. Padahal, ia bukan orang-orang yang percaya panggilan seperti anak itu, pada hal yang tidak masuk akal. Hal tak masuk akal yang mendadak buyar setelah gadis itu menceritakan sesuatu kepadanya—hari itu.

Malam ini ada apa, sih?

Tanya tersebut tak kunjung mendapat jawab sampai detik-detik terakhir pergantian tahun. Sampai akhirnya, Rendy Aksara merogoh sebuah benda yang sempat ia lupakan. Sebuah ponsel yang notifikasinya terbiasa ia matikan. Kini, di layarnya tampak sebuah pesan masuk.

"Erza?" gumamnya tanpa sadar. Kemudian cepat-cepat membuka pesan tersebut.

Last, gw ga ada niat pamit, tapi gw tau kalau gw bisa nitip Len ke lu, Ren. Makasih buat waktunya selama ini.

Rendy terdiam sesaat begitu membaca pesan yang masuk tersebut, tak lama kemudian ia tertawa kecil. Sial, gumamnya dilanjutkan dengan helaan napas panjang. Bagaimana mungkin kisah yang diceritakan gadis itu benar-benar nyata? Tapi kalau memang benar begitu, mungkin keesokan hari ia tak akan mengingat apapun lagi tentang pengirim pesan ini. Lantas ... pengakuannya di hari itu. Memang, baru dugaannya saja, tapi ...

"Di saat-saat gini masih aja ngerepotin orang," celetuk Rendy sambil menatap ke arah langit.

Dan tak lama kemudian, bersama dengan detik terakhir tahun ini. Ia melihat sebuah bintang melintas ke atas langit. Saat itu pula, ada sesuatu yang ikut hilang bersama dengan kepergian bintang itu.

END

Love Life an Enemy Couple [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang