VS 34 | Who Knowed

870 122 13
                                    

Sudah lama sejak chat terakhirnya dengan Nathalie. Apa kabar dengan manusia satu itu? Helen bahkan hampir melupakannya kalau saja ia tak mengingat hari di mana Nathan yang berada di tubuh Erza bilang kalau Nathalie itu adalah Nathan. Tapi ia meragukannya. Mau bertanya pun belum berani.

Lebih baik menghubungi Nathalie saja dibanding bertanya sama cowok yang akhir-akhir ini kembali membuat detak jantungnya melebihi kapasitas.

Oi!

Nat?

Nathalie?

Helen mengirim pesan bertumpuk pada manusia itu. Tak lama pesannya sudah dibaca. Namun tak langsung dibalas.

Sialan! umpat Helen.

Sambil menunggu―tunggu! Jangan anggap ia benar-benar mengharapkan balasan dari orang itu, hanya saja.... Ah! Baiklah, ia mengharapkannya.

Kembali ke topik ia menunggu. Ia mengelilingi salah satu situs web vietnam langganannya untuk mencari soundtrack Kimi no Na wa. Anime movie yang ia tonton beberapa waktu lalu dengan Nathan.

Sampai ia mengingat BGM saat Taki berkencan dengan Okudera-senpai. Judulnya Date. Untuk alasan apapun, itu benar-benar BGM yang menenangkan sekaligus membuatnya merasa sedikit sedih.

Tumben nge-chat? Kemana aja? Udah punya doi ampe lupa sama gue, hmm?

Sedikit kaget saat Helen mengecek balasan dari Nathalie. Ia ngambek?

Kau gampang terlupakan, Nona. Kenapa? Kangen ya? (shy). Send.

Gadis itu terkikik. Menggoda sedikit bukan masalah, kan? Lagi pula ia sudah lama tak mengganggunya. Sedikit menghilangkan rindu bukan masalah.

Ngambek gue :(( Udah punya doi mah beda.

Helen mengernyitkan dahinya. Kok bisa Nathalie tahu kalau akhir-akhir ini ia punya sedikit urusan sama hati dan antek-anteknya. Apa jangan-jangan ia benar-benar Nathan. Tapi kan ... gak ada kerjaan banget kalau sampai saat ini ia―merujuk pada Nathan―masih seperti ini. Hubungan mereka juga sudah membaik.

Helen menggelengkan kepalanya berulang-ulang. Bukan, gak mungkin ini Nathan. Cowok itu gak mungkin setidak-ada-kerjaan seperti ini. Ia bukan tipe cowok yang pintar nge-hode. Walau Helen akui ia lebih pantas bertukar gender dengan dirinya. Ya, ia jago masak, nyuci baju, bersih-bersih dan hal lain yang dulu sering dijadikan manusia pembanding oleh mamanya.

Tuh liat Nathan. Laki-laki juga rajin, nggak kayak kamu. Cewek tapi kelakuan kayak laki-laki.

Ah, tuh, 'kan ia jadi mengingat hal itu. Dulu ia pasti ngomel-ngomel dalam hati kalau mama terus-terus membandingkannya ya angkat saja Nathan jadi anaknya. Duh, karena kebanyakan berpikir yang tidak-tidak ia jadi belum membalas pesan Nathalie.

Tau dari mana? Lo juga nggak pernah ngehubungin gue lagi. Sekalian gue mau nanya. Send.

Tadinya Helen mau menanyakan sesuatu pada Nathalie. Tepatnya tentang jati dirinya di real life. Tapi tidak jadi karena ia tak mau mengganggu privasinya. Cukup seperti ini saja. Cukup sebelum ia mengetahui kejutan di baliknya.

***

Tau dari mana? Lo juga nggak pernah ngehubungin gue lagi. Sekalian gue mau nanya.

Nathan terkekeh saat pesan masuk ke dalam messenger miliknya. Oh ya, ia bahkan belum memberitahu pada Ren alias Helen jikalau seorang Nathalie itu adalah Nathan. Sedikit menggodanya bukan masalah, kan?

Ngomong-ngomong soal hode. Apa Helen berpikir kalau omongannya saat di tubuh Erza dulu adalah nyata nggak, ya?

Dia bukan cewek yang terlalu peka, batin Nathan. Kadang ia tak mengerti apa yang bisa sampai pada diri seorang Helen. Cewek aneh yang kenyataannya telah membuat dirinya terjatuh.

Nggak, gue cuma asal nebak. Btw, lo ke AGJL nggak waktu itu? Oh ya, tadi mau nanya apaan? Send.

Ah, Nathan benar-benar menggodanya. Walau sedikit pedih kala mengingat kejadian di AGJL itu. Tapi... apa penyebab Helen memaafkannya? Bahkan Erza-pun belum pernah menjelaskan siapa dirinya yang sesungguhnya. Padahal Nathan benar-benar butuh penjelasan.

Ting!

Nathan bergegas menggeser screenlock pada ponselnya yang baru saja mati―layarnya. Dan membuka pesan yang masuk dari orang itu.

Ehehe, gue kena kasus di AGJL :v Anju malu plus nyesek kalo ingetnya :') Gue berasa kayak orang bego tapi ngebegoin orang. Tapi sumpah seneng banget. Oh ya, mau nanya tapi agak privasi ... boleh?

Sontak Nathan tergelak saat membaca pesan tersebut. Walau sepertinya tak ada yang lucu. Tapi ia mengerti maksud gadis itu. Yang dibegoinnya kan Nathan.

Gue liat KiraStar manggung sama siapa tuh member baru dadakan. Namanya sama kayak Lo, Sakaguchi Ren kalo gasalah, tapi dia cewek. Gue suka pas dia manggung. Btw, nanya apaan? Selow aja. Biasanya juga asal jeplak. Send.

Mungkin hanya pada ruang virtual berbasis kepalsuan data ini mereka bisa bicara tanpa canggung. Berbeda pada akun yang menyertakan data diri mereka sesungguhnya. Masih sedikit pesan dan itupun hanya ajakkan Helen saat kemarin mereka jalan. Masih ada kecanggungan melingkupi. Ya, setidaknya sampai nanti Helen tahu siapa itu Nathalie. Dunia memang sempit.

Sakaguchi Ren? Coba dia beneran member KiraStar, ya? Udah gue oshiin dah xD Serius ya gue nanya. lo ngehode apa nggak?

Akhirnya gadis itu menanyakan soal jati dirinya. Ahaha, andai dia tahu kalau Nathan sedang tergelak kembali. Juga, bisa-bisanya gadis itu memuji dirinya sendiri.

***

Dia nggak bales, sialan! batin Helen saat Nathalie tak membalas pertanyaanya.

Ia malah membahas soal dirinya―Helen―yang menjadi Ren di atas panggung waktu itu. Setidaknya Nathalie nggak tahu kalau Ren yang ada di panggung itu adalah duplikat Ren di messenger ini―menurutnya.

Boleh ia katakan kalau ia masih selamat? Ya, ia bahkan tak berpikir kalau orang yang ada di balik ruang virtual itu lebih mengetahui banyak hal dibanding dirinya.

Di sisi lain ia memikirkan apa yang telah terjadi di sekolah tadi. Saat Rendy mendekapnya. Helen hanya mengembuskan napasnya kasar.

Nasib, batinnya dan seketika membuat ia teringat kembali pada Erza. Dia kemana aja?

***

Love Life an Enemy Couple [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang