VS 10 | Bad Rendezvous

1.3K 187 15
                                    

Beberapa Minggu berlalu sejak Nathan mengunggah foto konstelasi di instagram palsu miliknya. Ya, sebagai Nathalie.

Padahal, pada awalnya ia berniat mengunggah foto itu di akun pribadi miliknya. Namun, karena ada alasan lain, Nathan memutuskan untuk mengunggahnya di akun palsunya dan manandai Ren-meski niat awalnya menandai itu hanya untuk pamer. Ah, seandainya ia tahu siapa pemilik akun itu.

Kasur berseprai biru muda itu sudah kusut akibat pergerakannya yang melebihi batas. Padahal. dia bukan seorang gadis yang sedang menahan nyeri haid di tengah tidurnya. Tapi, bisa kau bayangkan sendiri.

"Kakak, bangun!" Ryssa berteriak dari anak tangga paling bawah yang terhubung dengan sebuah ruangan dan juga kamar cowok itu. "Siang tau!"

Nathan menggeliat di tempat tidurnya sembari menarik selimutnya hingga ia bak seorang mayat yang siap dimasukkan ke dalam keranda. Sesekali mengeluarkan suara tak jelas. Oke, ia melindur dan menceracau tidak jelas.

"Ah, lo mah kebiasaan, Kak," decak Ryssa yang kini sudah menghampirinya ke kamar. "Makanya jangan sok-sokan naik gunung kalo balik kayak gini!" Gadis itu berteriak.

Bugh. Ryssa memukul sang kakak menggunakan dakimakura bergambar Asuna dari Sword Art Online. Tidak terlalu vulgar sih. Hanya saja dakimakura tak jauh dari bantal peluk seukuran tubuh yang gambarnya sedikit membuat panas orang yang melihatnya. Ugh.

"Ngapain juga beli bantal laknat ini?" tanya Ryssa menahan kekesalannya.

Lagi-lagi Nathan hanya menggeliat.

"Kakak!" pekik Ryssa yang pada akhirnya membuat cowok itu sedikit tergerak hatinya untuk menyambut indahnya sang mentari pagi.

"Berisik!" Sepertinya, hati seorang Nathan tak cukup kuat untuk menyambut pagi hari. Buktinya selimut kembali menutupinya.

"Ah! Gue bilang mama nih kalo kakak punya bantal laknat gam―"

"Gak usah banyak bacot jadi bocah. Mau lo apa?" Nathan menyerah. Ancaman Ryssa benar-benar membuatnya gila.

"Temenin gue lari, yuk! Ajak Ressan sama Helen sekalian." Ryssa tampak kegirangan dengan semua itu.

Len, ya? Pikir Nathan membuat sudut bibirnya sepintas melengkung. "Boleh, deh." Ia mulai merapikan selimutnya. "Kemana emang?"

"Maunya kakak?"

Lagi, Nathan hanya mengulas senyum. Sementara Ryssa hanya memiringkan kepalanya bingung.

***

"Kak, ikut yuk!" ajak Ressan pada sang kakak.

Helen yang sedang asyik dengan pulau pribadinya langsung menggeliat. "Ke mana?" tanyanya dengan suara serak seraya menarik selimutnya menutupi hidung. "Dingin."

"Lari," jawab Ressan singkat.

"Sama?"

"Ryssa sama Kak Nathan!" jawab Ressan girang.

Helen masih diam. Berpikir tentang Ressan yang sikapnya berlebihan saat dengan gembiranya menyebut nama―Nathan. Sial, batin Helen yang merasa jantungnya hendak berlari seketika.

"Kak?"

Gue harus tenang, lagi-lagi hanya berbicara dalam hati. "Nggak," kata Helen datar. Sesekali hatinya berharap agar sikapnya tak terlihat mencurigakan. Jujur saja, ia malas ketemu dengan makhluk yang punya nama pasaran itu. "Ada kerjaan."

"Gue tau lo cuma mau tidur hari ini," cetus Ressan tapi tak didengarkan.

"Males," tegas Helen, "Ajak Erza aja sana."

Love Life an Enemy Couple [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang