H-1 sebelum pembagian rapot. Suasana sekolah semakin sepi. Berbeda dengan teman-teman sekelasnya yang mayoritas sudah berlibur duluan. Helen masih anteng untuk datang ke sekolahnya.
Kata hatinya .... Tahun depan gak mungkin seperti ini lagi.
Selain itu ia bisa dapat uang saku kalau pergi ke sekolah. Ahaha, ini memang terkesan memanfaatkan sesuatu. Tapi mama yang bilang sendiri kalau ke sekolah, setidaknya ada kemauan dari pada berdiam diri di rumah.
Lagi pula, hari ini ada kumpul JC untuk membahas festival yang rencananya akan dilaksanakan bulan April tahun depan. Tepatnya setelah pelaksanaan Ujian Nasional.
Seusai rapat yang telatnya melebihi satu jam membuahkan hasil. Mereka memutuskan untuk mengambil tema musim semi. Karena ini dilaksanakan bulan april tepat dengan musim semi yang ada di Jepang sana.
Untuk acara, semua sudah jelas yang biasa diadakan dalam event jepang kebanyakan. Sama halnya dengan lomba-lomba yang diadakan.
Untuk guest star-nya. Berhubung salah satu anggota JC alias Helen pernah menjadi bagian dari Kirari Starlight.
Mereka memutuskan untuk mengundang KiraStar + Sakaguchi Ren. Ya, Helen akan kembali di atas panggung. Selain itu juga mengundang band cover lokal.
Setidaknya, mereka sudah punya planning untuk ke depannya, dan berharap agar hal negatif mengenai eskul mereka bisa menghilang.
Karena tempat itu ... jalan menuju masa depan.
***
Ponsel Erza sudah berbunyi sejak tadi. Panggilan berulang kali masuk namun tak juga diangkatnya. Padahal ia tahu siapa yang ada di balik semua itu. Namun, ia belum siap.
Katakan saja ia pengecut. Toh dirinya bukanlah manusia yang mempunyai pilihan. Ia hanya makhluk yang dituntut berada di jalan yang sama.
Bip!
Panggilan itu sepertinya dibatalkan. Buktinya tak terdengar lagi dering yang tadi berbunyi. Hanya saja, sebuah pesan masuk.
Sang empunya ponsel langsung meraihnya. Ya, setidaknya dengan membaca ia sedikit menghargai sang pengirim. Begitu pikirnya.
Za, lo ada masalah? Kemana aja? Selama bebas gak pernah ke sekolah. Tell me.
Helen. Nama gadis itu yang sudah terbayang di otaknya saat itu. Walau menyakitkan. Tapi apa boleh buat. Toh dirinya sendiri yang menyebabkan semua ini.
Ia bahkan tak mampu melindungi perasaannya sendiri. Buktinya, kristal yang menjadi sumber kehidupannya sudah remuk. Tinggal menunggu semuanya berjatuhan dan ... waktunya lenyap.
Maaf... lagi ada urusan.
Erza segera menghapus kembali pesan yang tadinya akan ia kirimkan. Tapi, lebih baik hanya membacanya.
Setelah membiarkan ponselnya mati, ia berjalan ke arah dapur. Menyeduh teh oolong hangat mungkin akan membuatnya sedikit lebih baik. Walau tanpa sadar membuatnya kembali teringat akan hari itu.
"Minum, nih." Helen menempelkan botol teh oolong ke pipi Erza.
"Huwaaa makasih, Len!" Erza memeluk gadis itu. Tertawa puas tanpa menyadari kerja jantungnya lebih keras dari biasanya.
"Alay oi! Buruan abisin, terus kita balik." Erza mengangguk kemudian menghabiskan teh miliknya cepat.
Cowok itu mengulas senyum sendu. Entah yang ke berapa kalinya sejak hatinya seolah kosong seperti ini. Ia bahkan lupa.
"Bahkan gue nggak ngerti apa yang bikin gue jatuh kayak gini."
Bagaimana ia menyelesaikan misinya kalau melepaskan benang miliknya sendiri saja begitu sulit. Rasanya ingin lari dari semua ini. Tapi ... ia tak mungkin melakukannya.
Kebahagiaan gadis itu, ada dalam genggamannya.
***
![](https://img.wattpad.com/cover/54167327-288-k796805.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Life an Enemy Couple [END]
FantasyTeen Fantasy Fiction. Highest Rank #77 on Fantasy. #250517 Nomine WAWA2017 Romance Remaja Terbaik ❁❁❁ Helen, seorang gamers sekaligus penggila Jepang yang dunianya mendadak berubah sejak kedatangan Flash a.k.a Erza. Sesosok malaikat―yang meng...