Part 53 : Malaikat

331 49 4
                                    

Perasaan ku sekarang campur aduk antara sedih dan bahagia. Sedih karna aku tidak akan bisa melihat orang-orang yang ku sayang tapi aku bahagia Vanca akan segera kembali bisa melihat. Sekarang aku sudah berada di ruang operasi bersama sahabat ku. Dari raut wajahnya, Vanca tampak begitu bahagia. Tak henti-hentinya ia memamerkan senyuman manisnya itu. Ini akan menjadi pertemuan terakhir ku dan Vanca karna setelah ini aku akan pergi dari hidupnya. Andai saja Vanca tau bahwa aku sangat menyayanginya lebih dari apapun. Aku sangat-sangat menyayanginya dan aku ingin dia bahagia. Operasi mulai berjalan saat beberapa menit setelah aku dibius. Setelah ini, aku harus belajar untuk terbias dengan kehidupan baru ku.

~POV Fiki~
Apa sebutan yang cocok untuk seseorang yang rela mendonorkan penglihatannya untuk sahabat yang menganggapnya sebagai musuh ?. Setelah mengenal Alana, aku jadi percaya bahwa malaikat nyata adanya. Sekarang aku sedang menunggu Alana di depan ruang operasi di temani oleh Fajri. Tak hanya ada aku dan Fajri, ada juga Om Satria, mas Abi, Mbak Kirana dan mamanya mas Abi. Kami menunggu Alana dengan hati cemas tapi aku yakin semuanya akan berjalan dengan lancar.

"Udah tenang aja, semua akan baik-baik aja kok Fik" Ujar Fajri yang berusaha menenangkan ku.

"Ini semua salah gue Ji. Andai aja hari itu gue enggak ribut sama Vanca, pasti dia enggak akan ngebut sampai kecelakaan dan Alana enggak perlu donorin penglihatannya untuk Vanca".

"Alana pernah bilang ke gue kalo apa yang terjadi sama dia, semua itu sudah menjadi takdir hidupnya. Jadi lo enggak perlu nyalahin diri lo. Yang harus lo lakuin sekarang adalah jagain Alana karna dia bakalan butuhin lo banget".

"Bukan hanya gue tapi kita Ji" Ucap ku sambil merangkul Fajri.

"Iya Fik"

Kurang lebih 30 menit menunggu, akhirnya dokter keluar dari ruang operasi dan memberi tau bahwa operasinya berjalan dengan lancar. Kami semua bersujud sukur karna apa yang Alana inginkan semuanya berjalan sesuai rencana. Alana dan Vanca segera di pindahkan ke ruang rawat mereka masing-masing untuk pemulihan mata mereka. Butuh waktu 2-3 bulan untuk Vanca bisa melihat kembali dan beraktivitas dengan normal sedangkan Alana sudah pasti tidak bisa melihat karna kornea matanya ditukar dengan Vanca. Aku tidak bisa berbuat apa-apa selain berdoa untuk Alana. Semoga ini semua menjadi jalan yang terbaik untuk dia.

***

~POV Alana~
Setelah 3 hari mata ku di perban, hari ini perbannya akan di buka. Rasanya sangat senang karna akhirnya perban mata ku sudah bisa di buka walaupun aku tau bahwa aku tidak bisa melihat apa-apa. Pelan-pelan perban ku di buka dan pada saat hitungan ke 3, dokter memperbolehkan ku untuk membuka mata. Pelan-pelan aku membuka kedua mata ku dan tak ada warna lain yang bisa ku lihat selain warna hitam.

"Ayah".

"Iya nak".

Aku merabah wajah ayah secara perlahan. Ayah bisa berbohon pada ku bahwa dia tidak bersedih tapi dia tidak bisa berbohong pada indera peraba ku. Aku menghapus air matanya yang tak tau sejak kapan sudah mengalir. "Alana enggak papa kok yah, Alana baik-baik aja, beneran deh. Nanti sebulan atau dua bulan lagi juga Alana akan terbiasa".

"Iya nak".

"Al, kalo lo butuh apa-apa jangan sungkan-sungkan untuk bilang ya".

"Iya Fik, thanks ya".

"Hi, I'll always be there for you" Ucap mas Abi sambil memegang tangan ku.

Aku tersenyum. "Iya manusia yang super duper posesif. Btw, kondisi Vanca gimana ?".

"Vanca baik-baik aja kok Al. Dua atau tiga bulan lagi dia sudah bisa melihat dan beraktifitas dengan normal kok" Jawab Ayah.

"Syukur deh kalo gitu, Alana jadi seneng dengarnya".

Un1ty : Antar Cinta & Persahabatan [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang