Aku sedang menunggu Fiki dan Fiola yang katanya sudah di jalan. Sejak tadi aku tampak gelisa, mondar-mandir seperti orang yang sedang tidak tau arah. Kenapa tiba-tiba rasanya semenakutkan ini ? Ayo dong Alana, tak perlu segelisa ini.
"Kenapa sih ? Kok kayaknya gelisah banget ?" Tanya mas Abi yang datang sambil membawa sepiring indomie.
"Enggak tau, bingung" Jawab ku yang kini sudah duduk diam di sofa.
"Orang kalau lagi jatuh cinta biasa emang kayak gitu sih" Ucap mas Abi sambil senyum-senyum gak jelas.
"Siapa yang jatuh cinta coba, dasar aneh" Ujar ku dengan tatapan sinis.
Selang beberapa saat, orang yang sejak tadi membuat jantung ku berdetak tidak normal muncul secara tiba-tiba dari arah pintu kemudian menyapa mas Abi layaknya teman lama yang sudah lama tidak bertemu. Dalam hati aku bertanya, kok mereka akrab banget ? Konspirasi seperti apa ini. Setelah ku cermati baik-baik, sepertinya ada kejanggalan disini. Kenapa Fiki datang sendiri? dimana Fiola ? Atau Fiola menunggu di dalam mobil ?.
"Oia Al, bokap dan nyokap gue tiba-tiba harus keluar kota hari ini jadi mau tidak mau Fiola harus ikut mereka jadinya dia enggak bisa ikut kita pergi" Ujar Fiki yang seperti tau isi pikiran ku.
"Hah ? Jadi kita berdua aja ? Kenapa enggak di batalin aja sih ?" tanya ku dengan wajah terkejut.
"Masa di batalin sih, kasian Fiki dong yang udah jauh-jauh kesini" Ucap mas Abi sambil mengunyah.
"Jauh apaan, mesnya di sebrang doang" Desis ku.
"Jadi enggak mau nih pergi sama gue ?" Tanya Fiki.
Aku hanya diam tanpa menghiraukan pertanyaan Fiki sampai akhirnya mas Abi berkata "Yakin enggak jadi pergi ? Berarti kamu sendiri di rumah loh ya. Mama, papa, Ayah sama kina kan lagi pergi, mas Abi juga sebentar lagi mau main futsal".
"Yakin"
"Yaudah Fik, biarin aja dia sendiri di rumah. Awas aja kalau ngeluh bosan di rumah".
Arghhhh, sebenarnya apa yang sedang mereka rencanakan ? Apa mereka sengaja merencanakan agar aku bisa pergi berduaan bersama Fiki ?. Aku tidak mau ditinggal sendirian dirumah tapi aku juga tidak mungkin ikut mas Abi dan menunggunya bermain futsal selama berjam-jam. Satu-satunya pilihan yang ku miliki adalah, pergi bersama Fiki.
"Oke, gue mau pergi tapi harus ngajak Vanca"
"Boleh kalau lo mau tartig" ucap Fiki sambil senyum-senyum gak jelas.
"Hah ? Maksudnya ?"
"Iya, gue bawak motor enggak bawak mobil. Kalau ngajak Vanca berarti kita harus tartig".
"Nah loh, mobil kita lagi di pakai semua. Mas aja kayaknya naik motor juga nih".
MEREKA BENAR-BENAR SANGAT MENYEBALKAN !!!!. Kenapa Fiki tiba-tiba jadi bawak motor sih ?. Mereka benar-benar membuat ku dalam pilihan yang sulit !!!. Oke, untuk kali ini saja aku mau pergi bersama Fiki, tidak untuk selanjut-selanjutnya. Dengan berat hati aku melangkahkan kaki keluar rumah dengan wajah manyun sedangkan mas Abi dan Fiki terlihat begitu bahagia.
Fiki memberi ku helm. Sejenak aku jadi lupa apa fungsi helm, otak ku menjadi sulit berfikir "Di pakai Al helmnya" Ucap pria yang tadi memberi ku helm. Aku masih diam mematung hingga akhirnya ia meraih helm yang ada di tangan ku kemudian membantu ku untuk mengenakannya "nah kan aman jadinya. Yuk !!".
KAMU SEDANG MEMBACA
Un1ty : Antar Cinta & Persahabatan [END] ✓
Teen FictionAlana dan Vanca adalah dua orang sahabat yang sedang berliburan di Korea. Di korea mereka bertemu Fajri, Fiki dan temen-temen lainnya. Dalam waktu singkat Alana berhasil menaklukan hati Fajri. Fiki yang ditaksir oleh Vanca, diam diam juga menyukai A...