~FIKI POV~
Sampai sekarang aku belum bisa menemukan titip terang permasalahan ku dan Alana, bahkan sekarang dia semakin menghindar dari ku. Aku mengerti dia seperti itu karna ingin menjaga perasaan sahabatnya, tapi apa dia tidak memikirkan perasaan ku dan perasaannya juga ?. Aku tidak akan berhenti berjuang untuk mendapatkan hatinya. Mau dia menghindar seperti apapun, aku tetap tidak akan menyerah.Saat aku sedang duduk termenung di depan cermin, tiba-tiba ada sebuah bantal yang medarat di kepala ku. "Apa sih bang, iseng banget" Ucap ku kepada bang Shandy yang sedang bering di atas kasur.
"Termenung terosss, kesambet baru tau"
"Kenapa lagi lo Fik, belum selesai juga masalah cinta segitiga lo ?" Tanya Fenly
"Belum, pusing nih gue. Yang satunya baperan, yang satunya terlalu mikirin perasaan orang lain".
"Sulit juga berada di posisi Alana Fik. Kalo iya pun dia punya perasaan ke lo, dia enggak akan mungkin berani bilang karna sahabatnya juga suka sama lo. Lagi pula kenapa lo enggak sama Vanca aja sih Fik ?" Ujar Zweitson.
"Iya, Vanca juga cantik kok, ga kalah baik juga sama Alana" Lanjut Fenly.
"Hati gue maunya Alana, gimana dong ?"
"Yaudalah terima aja kenyataan kalo Alana emang enggak suka sama Lo"
"Gak ada akhlak emang lo bang. Kemarin lo yang ngedukung gue sama Alana, sekarang lo malah matahin semangat gue" Ucap ku kemudian melempar balik bang Shandy dengan bantal.
"Dari pada lo galau-galau enggak jelas mulu, mending lo pacarin aja si Vanca"
"Lo gila apa bego sih bang ? Pilih satu aja, jangan semua. Ya ga mungking lah gue pacarin orang yang sama sekali enggak gue sayang".
"Udah Fik, kalo lo beneran Cinta sama Alana, perjuangin dia"
"Tapi Fen, kalo orang yang di perjuangin enggak mau di perjuangin ya sama aja boong. Usaha Fiki bakalan sia-sia"
"Ceilah soni, udah pandai cinta-cintaan lo ya" Ledek bang Shandy kepada Zweitson.
"Semua itu hanya butuh waktu Son. Batu besar juga akan hancur jika di tetesin air terus menerus, begitu juga dengan perasaan. Gue yakin, Alana pasti bakalan luluh"
"Tapi Fen, masalahnya ini posisi Alana serba salah..."
"Seru nih seru, tar lagi soni sama Fenly bakalan gelud. Gue suka keributan" Ucap bang Shandy dengan tawa khasnya.
"Mending lo memperbaiki hubungan Alana sama Vanca dulu Fik. Kasian Alana, pasti dia sedih banget tuh".
Benar apa yang Fenly katakan, aku harus bertanggung jawab atas keretakan hubungan Alana dan Vanca. Sejujurnya aku tidak tega jika harus melihat Alana sedih apa lagi sampai menangis, rasanya hati ku juga ikutan sakit.
***
Tidak ada kata menyerah dalam kamus ku sampai aku benar-benar yakin bahwa cintanya memang bukan untuk ku. Hari ini aku akan kerumah Alana lagi karna sebelum-sebelumnya ia tidak pernah mau bertemu dengan ku. Aku berdiam diri sejenak, menarik nafas pelan-pelan lalu menghembuskannya sebelum akhirnya aku mengetuk pintu rumah Alana.
Tak lama setelah itu ada seseorang yang membuka pintu. "Ehh Fiki, nyari Alana pasti kan"
"Iya mbak, Alananya adakan ?"
"Ada kok. Al, ada Fiki nih" Teriak Mbak Kirana kedalam rumah.
Selang beberapa saat, Alana mengintip dari dalam rumah sambil membawak sepiring buah. Mbak Kirana segera berjalan ke arah Alana lalu mengambil sepiring buah yang Alana pegang "Selesaikan baik-baik, jangan lari dari masalah" ucap mbak Kirana sambil menepuk pundak Alana kemudian berlalu pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Un1ty : Antar Cinta & Persahabatan [END] ✓
Teen FictionAlana dan Vanca adalah dua orang sahabat yang sedang berliburan di Korea. Di korea mereka bertemu Fajri, Fiki dan temen-temen lainnya. Dalam waktu singkat Alana berhasil menaklukan hati Fajri. Fiki yang ditaksir oleh Vanca, diam diam juga menyukai A...