~POV Alana~
Walaupun begitu banyak cobaan yang terjadi dalam hidup ku, aku tidak pernah menyesal terlahir sebagai seorang Alana. Terkadang manusia hanya melihat hidupnya dari sisi buruknya saja, padahal Tuhan sudah memberikan begitu banyak kenikmatan yang tak pernah mereka syukuri. Sekarang aku hanya ingin lebih banyak bersyukur atas apa yang Tuhan berikan kepada ku karna aku tidak tau sampai kapan bisa bertahan melawan penyakit ini yang pastinya aku ingin membahagiakan orang-orang di sekitar ku agar ada sesuatu yang bisa di kenang sebelum aku beristirahat tenang di keabadian. Terkadang aku merasa capek jika harus terus memakai topeng dihadapan semua orang, harus terlihat tegar namun nyatanya rapuh, di luar rumah terlihat begitu bahagia tertawa lepas tanpa beban, namun ketika di rumah semua akan kembali semula. Tapi semua itu manusiawi bukan ? Semua orang pasti pernah berada di titik jenuh dalam hidup mereka, termasuk aku. Terimakasih untuk diri ku yang sudah bertahan hingga sejauh ini, terimakasih karna telah berjuang hingga saat ini.
***
~POV Fiki~
Berkali-kali ku lirik jam yang melingkar di tangan ku, jarum Jam kini sudah menunjukan pukul 10.37. Aku sedang menunggu Vanca yang hari ini akan ke Jakarta dari Depok, dia meminta ku untuk menjeputnya. Berdasarkan informasi darinya, seharusnya dia sudah sampai tapi sampai sekarang aku belum melihat tanda-tanda kehadirannya. 10 menit menunggu, dari kejauhan ada seorang wanita berbaju merah dengan tas ransel di punggungnya melambai-lambai ke arah ku. Ya benar itu Vanca, orang yang sedang ku tunggu sejak 30 menit tadi.
"Udah lama ya nunggunya ? Maaf ya tadi rame banget soalnya" Ucapnya dengan nafas terengah-engah.
"Iya enggak papa kok, yaudah ayo"
"Iya"
Kami bergegas berjalan ke arah parkiran dan mencari mobil ku. Setiba di mobil, tiba-tiba Aku ingat bahwa aku pernah berjanji ke Alana akan membawa Vanca untuk menemuinya jika nanti Vanca liburan ke Jakarta.
"Van, kita mampir ke rumah Alana dulu ya. Katanya dia pengen banget ketemu sama lo" Ucap ku sambil menyetir.
Seketika wajah Vanca langsung berubah saat aku mengajaknya ke rumah Alana, yang awalnya terlihat ceria kini dia hanya diam saja. Aku kembali mengulang ajakan ku kepadanya namun dia masih saja diam dengan tatapan kosong.
"Van, lo baik-baik aja kan ?" Tanya ku.
"Gue kesini untuk ketemu lo, bukan Alana" Jawabnya ketus.
"Ya kan enggak salah sekalian mampir ke tempat Alana. Udah lama juga kan kalian enggak ketemu ?".
"Lo masih sering ketemu Alana ya ?" Tanya balik.
Aku menggeleng "Kemarin sempat ketemu bentar di taman lalu dia bilang dia kangen sama lo".
Vanca sempat diam sejenak lalu bertanya "Sebenarnya kita ini apa sih Fik ?"
"Kita ? Kita ya manusia kan ?" Jawab ku dengan sedikit bingung.
"Bukan itu maksud gue, hubungan kita sebenarnya gimana sih ?"
"Kok lo tiba-tiba nanyanya kayak gitu Van ?"
"Apa lo masih ngarepin Alana ?"
"Gue cuma ngerasa enggak enak aja sama dia, karna gue hubungan lo sama dia jadi berantakan kayak gini".
"Lo masih bisa mikirin perasaan dia tanpa mikirin perasaan gue ?"
"Hah ? Apaan sih Van ? Gue enggak paham"
"Behenti Fik" Ucapnya dengan mata yang berkaca-kaca.
"Tapi kan...."
"Turunin gue disini".
KAMU SEDANG MEMBACA
Un1ty : Antar Cinta & Persahabatan [END] ✓
Teen FictionAlana dan Vanca adalah dua orang sahabat yang sedang berliburan di Korea. Di korea mereka bertemu Fajri, Fiki dan temen-temen lainnya. Dalam waktu singkat Alana berhasil menaklukan hati Fajri. Fiki yang ditaksir oleh Vanca, diam diam juga menyukai A...