Entah sudah berapa lama aku tidak main di taman bahkan aku tidak ingat kapan terakhir aku berkunjung ke sini. Kerinduan ku terhadap tempat ini begitu besar, aku rindu mendengar kicauan burung dan pepohonan yang melambai-lambai di tiup angin. Aku menarik nafas dalam-dalam kemudian menghembuskannya secara perlahan. Terasa tenang dan damai sekali.
"Kasian taman ini, nungguin pengunjung setianya yang udah lama enggak pernah berkunjung" Ucap seseorang yang membuat ku spontan menoleh ke asal suara. "Apakabar Al ?"
"Fiki ? Lo ngapain disini ?" Tanya ku dengan wajah terkejut.
"Gue setiap hari kesini, berharap bisa ketemu lo tapi lonya enggak datang-datang" Jawabnya yang kini sudah duduk di sebelah ku.
"Gue kan udah bilang ke lo, stop temui gue lagi Fik"
"Lo kenapa sih Al ? Gue punya salah apa coba ke lo ?" Ucapnya sambil memandang ku. "Pliss Al jangan minta gue untuk ngejauhin lo karna gue udah terlanjur nyaman sama lo, gue selalu ngerasa bahagia kalau berada di dekat lo".
"Gue enggk mau nyakitin perasaan sahabat gue Fik. Semakin sering kita ketemu, semakin besar rasa bersalah gue ke Vanca"
"Kok jadi ngerasa bersalah sama Vanca sih ?"
Nih anak bego atau gimana sih ? Pake acara nanya segala kenapa gue ngerasa bersalah sama Vanca. "Karna Vanca suka sama lo dan sekarang posisinya adalah gue sahabat dia. Gue enggak mau dia salah paham lagi Fik".
"Tapikan gue enggak punya hubungan apapun sama dia Al"
"Tapi lo harus ngertiin posisi gue Fik"
"Iya gue paham Al tapi lo juga harus ngertiin perasaan gue". Tiba-tiba Fiki memegang kedua tangan ku kemudian menatap ku dalam-dalam. "Liat gue Al". Jangan tanya apa kabar jantung ku pada saat itu karna aku sendiri juga tidak tahu apakah jantung ku masih di tempatnya. "Jujur sama gue, apa lo punya perasaan yang sama kayak apa yang gue rasain ? Apa lo juga ngerasa nyaman berada di dekat gue ?"
Gila, nyesel banget ke taman ini. Tau begini lebih baik aku dirumah saja istirahat dari pada jalan-jalan ke taman yang niatnya mau refreshing malah dapat quis dadakan. Mana susah lagi soalnya, lebih susah dari pada soal fisika ini mah.
"Al, kok lo diam ? Jawab dong. Gue butuh jawaban lo untuk menetukan kemana langkah gue harus pergi"
"Apapun jawaban gue, lo tetap harus jauhin gue Fik"
"Setidaknya gue tau gimana perasaan lo ke gue"
"Sorry gue enggak punya kewajiban untuk menjawab pertanyaan lo" Ucap ku yang kemudian beranjak pergi.
Baru beberapa langkah aku berjalan, tiba-tiba Fiki berteriak "Alana, gue suka sama lo". Teriakannya itu berhasil membuat semua mata tertuju kepada kami.
Aku berdiri diam mematung, masih tidak percaya dengan apa yang Fiki ucapkan tadi. Fiki menyukai ku ? Bagaimana bisa dia menyukai ku ?Arghhhh, Dia benar-benar membuat ku di posisi yang sulit.
Fiki segera menghampiri ku yang masih berdiam mematung, dia membuat jantung ku berdetak secara tidak normal lagi. "Al gue suka sama lo sejak pertama kali kita ketemu. Awalnya gue kira ini sebatas rasa kagum tapi tanpa gue sadari, semakin hari rasa ini semakin menjadi jadi Al"
KAMU SEDANG MEMBACA
Un1ty : Antar Cinta & Persahabatan [END] ✓
Roman pour AdolescentsAlana dan Vanca adalah dua orang sahabat yang sedang berliburan di Korea. Di korea mereka bertemu Fajri, Fiki dan temen-temen lainnya. Dalam waktu singkat Alana berhasil menaklukan hati Fajri. Fiki yang ditaksir oleh Vanca, diam diam juga menyukai A...