Part 16 : Sehari bersama Fiki

439 55 2
                                    

Selama perjalanan pulang kerumah , Vanca hanya diam sambil menatap jalan dengan pandangan kosong. Karna merasa aneh, jadi aku bertanya kepadanya apakah dia sedang ada masalah ? tetapi dia hanya menjawab pertanyaan ku dengan gelengan.

"Tumben amat lo diam, biasanya kan nyanyi-nyanyi ga jelas sampe telinga gue sakit" Ujar ku sambil setengah tertawa.

"Gak papa" Jawab Vanca dengn wajah datar

"Yakin lo gak papa ?" Aku masih terus bertanya

"Kan gue udah bilang gue enggak papa ya artinya gue enggak papa" Jawab Vanca dengan nada suara yang meninggi "Turunin gue disini"

"Lo kenapa sih van ?" Tanya ku yang sedikit terkejut denga perubahn sikap Vanca

"Gue bilang turunin gue disini" Bentak Vanca kepada ku

Perasaan ku mengatakan vanca sedang tidak baik-baik saja. Aku mengenal vanca bahkan sangat mengenalnya. Melihat situasi seperti ini, lebih baik aku menuruti apa yang vanca mau dari pada dia semakin marah. Mobil ku berhenti di tepi jalan kemudian Vanca keluar tanpa berkata apapun. Aku hanya bisa melihat wajah marahnya sembari keluar dari mobil. Aku berharap vanca akan segera membaik dan kembali seperti biasanya.

***

Sinar rembulan dan suara petikan gitar menemani ku duduk di balkon kamar malam ini. Ku tatap langit dan mencari bintang yang paling terang untuk mengobati rindu ku pada bunda dan mbak luna tapi tak ku dapati satu pun bintang di langit yang menandakan langit sedang mendung. Mungkin hari ini aku tidak di beri kesempatan untuk melepas rindu dengan dua bidadari surga ku. Ketika aku sedang asik memandangi langit, handphone ku berdering yang menandakan ada sebuah panggilan masuk. Setelah ku lihat, ternyata Fiki yang menelfon.

"Hallo al"

"Iya fik, kenapa ?"

"Lo belum tidur ?"

"Belum nih"

"Gue enggak ganggu kan ?"

"Enggak kok, gue lagi nyante di balkon"

"Ohh gitu. Ehh Al, besok lo ada acara ?"

"Enggak ada, kenapa ?"

"Rencananya besok gue mau pulang ke bintaro sekalian nganteri alat lukis yang lo beli untuk Fio, mau ikut enggak ?"

"Emmm, boleh deh"

"Yaudah besok pagi gue jemput lo ya"

"Iya fik"

"Yaudah lo tidur sana, jangan bergadang"

"Iya, bentar lagi mau tidur kok"

"Good night al"

"Good night too fik"

***

Sesui janjinya semalam, Fiki datang kerumah menjemput ku kemudian meminta izin kepada mama dan papa bahwa dia akan mengajak ku pergi. Tentu saja papa dan mama mengizinkan aku pergi bersama Fiki. Di perjalanan aku bertanya kepada Fiki apakah dia sedang ada masalah dengan Vanca ? Fiki menjawab tidak, bahkan dari semalam Vanca tidak ada menghubungi Fiki. Jika tidak sedang marah dengan fiki, jadi Vanca marah kepada siapa ? Aku ? Sepertinya aku tidak melakukan apa-apa yang membuatnya marah. Ahh sudah lah, mungkin moodnya lagi tidak enak.

Un1ty : Antar Cinta & Persahabatan [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang