~POV Alana~
Aku berjalan sendirian di sebuah tempat asing yang begitu indah. Rimbunnya pepohonan dan kicauan burung yang terdengar sangat merdu menemani langkah ku hingga aku tiba di sebuah rumah besar seperti istana putih yang ada di dongeng-dongeng. Ku pandangi setiap ruas rumah itu, rasanya ingin sekali aku masuk ke dalamnya namun pintu pagarnya terlalu tinggi dan membuat ku hanya bisa memandangnya dari luar. Setelah beberapa saat, pintu gerbang istana putih itu terbuka dan keluar lah dua orang wanita yang sangat ku kenal dengan gaun serba putih dan sekeranjang bunga mawar putih."Bunda, Mbak Luna" Ujar ku pada dua orang yang keluar dari rumah putih itu dan mereka hanya tersenyum pada ku.
"Alana, kemari sayang" kata bunda pada ku.
Aku berlari ke arah Bunda dan Mbak Luna kemudian memeluk mereka dengan erat. "Alana kangen banget sama kalian".
Setelah melepas pelukannya, dengan lembut Mbak Luna memberi ku sekeranjang mawar putih yang terlihat masih sangat segar.
"Ini untuk Alana ?" Tanya ku yang hanya mendapat senyuman dari Mbak Luna.
"Ayo masuk" Ajak mbak Luna.
Mbak Luna dan Bunda mengajak ku kesebuah taman yang ada di dalam istana putih kemudian kami duduk bersama sambil memperhatikan bunga-bunga di taman.
"Alana kenapa disini ? Alana gak mau pulang ? Nanti Ayah dan teman-teman kamu nyariin loh" ucap Bunda sambil membelai rambut ku.
"Oia, Alana sudah berapa lama ya di sini ? Pasti Ayah nyariin tapi Alana masih mau disini sama Bunda dam Mbak Luna, disini enak. Alana enggak ngerasa sakit dan Alana bisa melihat lagi".
"Tapi kamu sudah pamit belum sama Ayah dan teman-teman kamu kalo kamu disini sama Mbak dan Bunda ?" Tanya Mbak Luna.
"Belum sih. Iya ya, pasti Ayah bakalan khawatir banget".
"Yaudah sekarang kamu pulang dan pamit ke mereka supaya mereka enggak bingung nyariin kamu".
"Tapi Alana boleh kesini lagi kan kalo udah pamit ke semuanya ?".
"Dengan senang hati. Alana boleh selamanya disini. Bunda dan Mbak Luna akan nungguin Alana".
"Yaudah Alana pamit dulu ya. Bunga Mawarnya Alana bawak ya untuk Ayah, pasti Ayah suka !".
Dan Bunda dan Mbak Luna hanya tersenyum kepada ku lalu mereka mengantar ku ke gerbang isatana. Aku berjalan dan terus berjalan hingga bunga mawar yang ku pegang erat jatuh satu persatu. Ku lihat ada titik cahaya dimana cahaya itu semakin dekat ketika aku berjalan dan aku pun mengikuti cahaya itu hingga aku terbangun dari tidur panjang ku.
***
~POV Fiki~
Sekali lagi harus ku katakan bahwa takdir Tuhan tidak ada yang tau. Alana terbangun dari komanya saat dokter Frans yakin bahwa tubuh Alana akan koma dalam waktu yang sulit di jelaskan.
"Alana, Alana sudah bangun ?" Tanya Ayahnya dan diikuti oleh seisi ruangan.
"Ayah, maafin Alana pergi tanpa pamit" Ujarnya yang berhasil membuat satu ruangan kebingungan. "Ayah. Mama. Mas Abi. Mbak Kirana...."
Alana terlihat masih ingin mengatakan beberapa hal namun suaranya mengecil hingga dia terlihat kesulitan untuk berkata-kata. Air matanya mengalir dan ayahnya mencoba untuk mendekatkan telinganya pada Alana namun sia-sia karna tak ada suara yang bisa terdengar hingga mas Abi mendapat ide mengambil pena dan kertas kemudian membiarkan Alana menulis.
"Tulis disini Al" Ucap mas Abi.
Pelan-pelan Alana mulai menggerakkan tangannya yang terlihat sulit untuk di gerakan. Goresan demi goresan ia coret di selembar kertas putih hingga menjadi sebuah pesan yang tidak begitu jelas namun masih bisa untuk di baca. Goresan pertama ia tulis "Alana sayang kalian" sedangkan goresan kedua ia tulis "Bunda sudah menunggu Alana"."Iya, Kita semua juga sayang sama Alana" Ucap ayah Alana yang sedang berusaha menahan air mata. "Kalau Alana mau pergi, pergi lah nak. Ayah sudah ikhlas". Lanjutnya sambil membelai kepala putrinya.
Alana sempat tersenyum saat mendengar bahwa ayahnya telah mengikhlaskan kepergiannya sebelum akhirnya monitor pasien berbunyi menandakan bahwa jantung Alana sudah berhenti berdetak. Ya, Alana sudah pergi meninggalkan kita semua hingga membuat seisi ruangan menangisi kepergiannya. Ternyata dia bangun bukan untuk menghirup udarah di dunia lebih lama namun hanya untuk berpamitan kepada kita semua bahwa dia akan pergi untuk selamanya dan tak akan kembali lagi. Sekarang aku baru mengerti apa maksudnya saat dia mengatakan dia ingin pulang. Tak lama setelah Alana pergi, harum bunga mawar muncul dan dirasakan semua orang di ruangan ini. Wangi tersebut terjadi kurang lebih 5 menit mengakhiri perjuangan dan ketegaran seorang Alana selama di dunia ini.
Sebagai penghormatan terakhir, aku mengantarnya sampai ke tempat peristirahatan terakhirnya di Semarang. Upacara pemakamannya di hadiri oleh ribuan orang dari yang muda hingga ke yang tua. Semua orang menangis, menangis karna telah kehilangan sosok yang semasa hidupnya di sayangi dan di cintai banyak orang karna hati baiknya. Ia di makamkan perisis di samping makan Bundanya berjejeran dengan makam Mbak Luna, sosok kakak yang selalu menjadi idola untuknya. Om Satria terlihat berusaha untuk baik-baik saja namun tatapan matanya tidak bisa membohongi kami semua bahwa beliau sangat kehilangan . Jujur, aku juga sangat sedih dan merasa kehilangan namun aku yakin Alana sudah bahagia disana berkumpul bersama ibu dan kakaknya di rumah Tuhan. Dia juga tidak akan merasa kesakitan lagi dan pasti sudah bisa melihat kembali.
Jika sedang rindu padanya, biasanya aku akan melihat ke langit karna Alana selalu bilang bahwa dia ingin menjadi Bintan Sirius, bintang yang paling terang di langit. Tak peduli bagaimana cuaca di atas sana, dia akan terus bersinar terang.
"Dia sudah bahagia di atas sana" Ucap bang Shandy yang muncul secara tiba-tiba.
"Iya bang, dia pasti lagi ngeliatin kita dari atas sana".
"Ingat Selalu berbuat baik, rajin ibadah, bersedekah, jangan suka ngibulin saldo go pay gue supaya lo bisa masuk surga dan ketemu Alana disana. Emang lo mau masuk neraka cuma karna sering nyolong saldo go pay gue ?".
"Ya enggak lah bang. Malu dong gue sama malaikat, masa cuma karna saldo Go pay gue ketahan di pintu akhirat".
"Nah gitu dong kan aman saldo go pay gue. Yaudah kalo gitu ayo kebawah, kita pesan Pizza pake saldo go paynya Gilang Mumpung dia lagi mandi".
"Boleh bang ?".
"Boleh, dari pada saldo go paynya kebanyakan terus mubazir".
"Beli es krim juga ya bang".
"Iya, kita beli semuanya sekalian sama mbak-mbaknya".
Dari Alana aku banyak belajar tentang arti kehidupan. Dia selalu mengajarkan ku bahwa hidup bukan tentang mendapatkan apa yang kita inginkan, tapi tentang menghargai apa yang kita miliki. Dia perempuan yang begitu luar biasa dan aku beruntung karna telah menjadi cinta terakhirnya.
Selamat menuju ke abadian Nayla Alana Lunanettha, Aku selalu mencintai mu !
![](https://img.wattpad.com/cover/214427082-288-k567411.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Un1ty : Antar Cinta & Persahabatan [END] ✓
Teen FictionAlana dan Vanca adalah dua orang sahabat yang sedang berliburan di Korea. Di korea mereka bertemu Fajri, Fiki dan temen-temen lainnya. Dalam waktu singkat Alana berhasil menaklukan hati Fajri. Fiki yang ditaksir oleh Vanca, diam diam juga menyukai A...