Saat sadar, aku sudah terbaring di ranjang rumah sakit lengkap dengan baju pasien. Di samping ku sudah ada Fajri yang memegang tangan ku dengan begitu erat. Tidak hanya Fajri, tapi ada mama, mbak Kirana dan mas Abi juga yang menunggu ku siuman. Terlihat kekhawatiran dari wajah mereka yang membuat ku yakin bahwa keadaan ku tidak baik-baik saja. Aku berusaha untuk duduk namun Fajri menahan ku, dia meminta aku untuk tetap berbaring saja.
"Ma, Alana masih bisa jalan kan ?" Tanya ku pada mama, namun mama hanya diam saja.
"Heii, kamu tenang dulu ya" Ucap Fajri yang berusaha menenangkan ku.
"Aku masih bisa jalan kan Ji ?" Tanya ku setengah memaksa.
"Kamu tenang dulu ya Al" Jawab Fajri sambil terus menggenggam tanga ku.
Tak lama setelah itu, seorang suster datang sambil membawa kursi roda. Hari ini aku harus menjalani kemoterapi lagi. Rasanya tubuh ku benar-benar sudah di kendalikan oleh obat-obatan. Ingin sekali aku menolak kemoterapi ini namun rasanya tidak mungkin. Aku tidak ingin membuat orang-orang di sekitar ku bersedih, apa lagi ayah. Jika ayah tau bahwa aku tidak mau menjalani pengobatan, ayah pasti akan sangat sedih. Oleh karna itu, aku hanya menurut saja kemana suster tersebut mendorong kursi roda ku pergi.
***
Aku sempat di rawat, namun hanya satu hari setelah itu dokter Frans memperbolehkan ku untuk pulang namun dengan syarat aku harus menggunakan kursi roda untuk sementara hingga kaki ku benar-benar pulih. Kondisi ku yang seperti ini membuat orang-orang rumah semakin protektif dengan kesehatan ku. Jam makan dan minum obat ku benar-benar di jaga oleh mama bahkan hampir setiap hari ayah selalu menelfon untuk menanyakan keadaan ku dan berjanji akan segera kembali ke Indonesia setelah semua kerjaannya selesai. Di rumah kerjaan ku hanya tidur, baca novel, dengar musik hingga aku bener-bener muak dengan rutinitas minggu ini. Minggu ini juga aku lebih banyak sendiri di rumah karna Fajri sedang banyak kegiatan jadi tak sempat untuk mengunjungi ku, sedangkan mas Abi dan mbak Kirana juga banyak kegiatan di luar bareng teman-temannya.
Whatsapp Messenger
Fiki Aulia
-
TodayAl, bisa ketemu ?
Ada yang pengen gue omongin, penting.Aku hanya membaca pesan masuk dari Fiki tanpa membalas apapun karna aku tau hal yang dia omongkan pasti tidak penting dan aku tidak mau mendengarkan omong kosong darinya lagi. Namun dia terus nyepam hingga menelfon ku berkali-kali sampai akhirnya aku mematikan handphone. Namun usahanya tak sampai disitu, dia meminta mas Abi untuk menyampaikan pesan kepada ku.
"Al, Fiki ngajak ketemu tuh. Katanya ada hal penting yang mau di omongin".
"Ahh malas lah, Alana enggak mau ketemu dia. Lagi pula Alana enggak mungkin ketemu dia dalam keadaan duduk di kursi roda kayak gini".
"Kamu udah boleh jalan kok. Kaki kamu udah bisa di gerakin kan ?".
"Udah. Lagian dia mau ngomongin apa sih ?".
"Enggak tau, tapi kedengarannya dia panik banget tadi. Udah temui aja sana".
"Yaudah suruh aja dia kesini".
"Oke" Ucap mas Abi yang setelah itu mengirim pesan kepada Fiki. "Udahh. Yaudah ayok mas Abi bantuin kamu turun ke bawah".
"Gendong" Ucap ku seraya menjulurkan tangan ku.
"Enggak-enggak, kamu berat dosa"
"Ahh jahat banget sih"
"Udah buruannn".
![](https://img.wattpad.com/cover/214427082-288-k567411.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Un1ty : Antar Cinta & Persahabatan [END] ✓
Teen FictionAlana dan Vanca adalah dua orang sahabat yang sedang berliburan di Korea. Di korea mereka bertemu Fajri, Fiki dan temen-temen lainnya. Dalam waktu singkat Alana berhasil menaklukan hati Fajri. Fiki yang ditaksir oleh Vanca, diam diam juga menyukai A...