~POVALANA~
Ku pandangi jalan raya melalui jendela mobil dengan tatapan kosong, kendaraan berlalu lalang di tengah padat dan panasnya perkotaan ini. Suara klakson terdengar sangat jelas di lampu merah membuat kepala ku terasa sedikit pusing mendengarkannya. Aku heran dengan orang-orang yang suka klakson di lampu merah, apa tidak bisa sedikit bersabar ? Harus banget menekan klakson berkali kali yang membuat sakit telinga ?. Entahlah, tapi yang ku tahu, itu sudah menjadi kebiasannya warga +62 ini."Heii, are you okey ?" Tanya Fajri yang secara tiba-tiba menggenggam tangan ku.
"Yes, I'm okey" Jawab ku sambil tersenyum.
"Lagi mikirin sesuatu ya ?" Tanyanya sambil mengelus elus tangan ku.
Aku menggeleng "Tidak kok"
"Bener ? Kalo ada apa-apa cerita ya, jangan mendem sendiri. Ingat, kamu enggak boleh banyak beban pikiran apa lagi sampe stress"
"Iya-iya, gimana mau lupa kalo tiap hari kamu ingatin".
"Supaya kamu tau kalo ada aku disini, kamu enggak sendirian"
Aku hanya tersenyum mendengar ucapan Fajri. Ya beginilah Fajri, pria yang begitu perhatian kepada ku bahkan di sangat overprotektif dengan kesehatan ku. Dia yang selalu menjadi alarm ku untuk minum obat, dia juga yang selalu menemani ku berobat kesana kemari. Setiap harinya dia masih sempat untuk menemui ku dan membawakan ku makanan padahal jadwal latihan dan manggungnya lumayan padat. Doa ku setiap harinya selalu sama, semoga aku bisa segera mebuka hati untuk Fajri .
***
6 Bulan Kemudian
Obat kemo merubah rambut ku yang lebat dan sehat menjadi seperti hutan yang di tebang secara liar. Helai demi helai berguguran saat aku menyisirnya. Ku tarik nafas panjang sebelum akhirnya mengambil gunting dan memotong rambut ku hingga sebahu. Setelah ku amati baik-baik, aku terlihat lebih fresh dengan rambut baru ku ini.
"Alana" Ucap mbak Kirana yang masuk ke kamar ku secara tiba-tiba "kamu ngapain Al ?"
"Keliatan lebih fresh kan mbak" Jawab ku sambil memamerkan rambut baru ku.
Mbak Kirana sempat terdiam sejenak lalu bertanya "Kenapa di potong rambutnya ?"
"Cepat atau lambat juga rambut Alana akan botak mbak"
Tatapan mbak Kirana seketika terlihat begitu sendu tapi ia berusaha menutupinya dengan senyuman tipis. "Udah siapkan ? Ayo, udah pada nungguin di bawah"
"Iya mbak"
Kebetulan hari ini jadwal kemo ku sekalian chek up rutin tapi sayangnya Fajri tidak bisa menemani ku kerumah sakit karna dia ada jadwal manggung di luar kota, kemungkinan pulangnya lusa. Tapi tadi dia sempat menelfon untuk menyemangati dan minta maaf karna tidak bisa menemani ku berobat. Hari ini yang menemani ku ke rumah sakit hanya mama, mbak Kirana dan mas Abi. Papa sudah kembali bertugas dan ayah juga sedang ada kerjaan yang tidak bisa di tinggal.
***
Hal yang selama ini di takuti oleh dokter Frans terjadi. Ya benar, kemoterapi ku kali ini gagal. Kegagalan ini terjadi karna sel kanker yang tidak terbunuh oleh kemoterapi, bermutasi dan menjadi kebal terhadap obat kemo. Setelah berkembang biak, kemungkinan selanjutnya sel-sel tersebut menjadi lebih tahan dari sebelumnya. Ternyata sel-sel kangker ini begitu kuat, tapi aku tidak boleh kalah dari mereka. Aku hanya bisa berdoa agar Tuhan memberi ku jalan yang terbaik.
"Kita berdoa saja ya yang terbaik untuk Alana agar kemoterapi selanjutnya tidak terjadi kegagalan lagi" Ucap dokter Frans dengan wajah yang sendu.
Semua kemungkinan sudah pernah dokter Frans beri tahu kepada keluaga ku jadi saat terjadi masalah seperti ini, mereka tidak terlalu terkejut. Aku meminta mama agar tidak memberitahu masalah ini ke Ayah karna aku tidak mau menjadi beban pikiran Ayah dan kerjaannya akan menjadi berantakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Un1ty : Antar Cinta & Persahabatan [END] ✓
Roman pour AdolescentsAlana dan Vanca adalah dua orang sahabat yang sedang berliburan di Korea. Di korea mereka bertemu Fajri, Fiki dan temen-temen lainnya. Dalam waktu singkat Alana berhasil menaklukan hati Fajri. Fiki yang ditaksir oleh Vanca, diam diam juga menyukai A...