Part 25 : Camping

402 56 0
                                    

Semuanya sudah berkumpul dirumah ku dan sedang bersiap-siap karna sebentar lagi kami akan berangkat. Mbak Kirana dan Mas Abi tidak henti-hentinya mengingatkan ku untuk minum vitamin dan jangan sampai kelelahan. Setelah memastikan semua barang sudah di masukan ke dalam bus, kak Farhan kembali mengecek kelengkapan anggotanya karna takut ada yang ketinggalan.

"Kita mau gerak jam berapa ?" Tanya Gilang yang sejak tadi sudah menunggu di dalam bus

"Entar lagi, nunggu satu orang lagi temennya Ricky" Jawab kak Farhan

"Kak Ricky ngajak temen ? Siapa ?" Tanya Zweitson

"Iya son, nanti lo liat aja. Dia udah di depan kok" Jawab kak Ricky

"Son, perasan gue kok enggak enak ya ?" Bisik kak Shandy kepada Zweitson

Tak lama setelah itu dari arah gerbang datanglah seorang wanita berbaju kuning sambil membaw ransel.

"Astagfirullah. Rick, itu cewek yang kemarin kan ?" Tanya kak Shandy dengan wajah Shock

"Iya kak, mila namanya" Jawab kak Ricky yang setelah itu menghampiri temennya.

"Kak Ricky ngapain sih ngajak tuh cewek, entar kejang-kejang lagi gimana ?" Ucap Zweitson dengan suara pelan

"Masih hidup rupanya, gue kira dia kejang-kejang kemarin karna sakaratul maut" Bisik kak Shandy sambil tertawa

"Husss, sembarang lo kak. Ehh tapi Menurut artikel yang gue baca, kita enggk boleh sampai terkena air liur pengidap penyakit epilepsi karna jika sampai kita menyentuh atau tidak sengaja tersentuh maka penyakit itu bisa menular" Ucap Fenly kepada kedua temannya.

"Heh, itu bertiga ngerumpiin apaan coba. Buruan masuk ke bus, kita mau berangkat" Teriak kak Farhan yang akan menjadi supir.

Setelah berpamit kepada mas Abi dan Mbak Kirana, mini bus yang kami tumpangi segera meninggalkan halaman rumah. Perjalanan menuju puncak kami isi dengan bernyanyi bersama diiringi oleh petikan gitar yang dimainkan Fenly.

***

Aku bersander dan tertidur lelap di bahu Fajri yang kebetulan duduk di sebelah ku. Tidur selama perjalanan seperti ini memang sudah menjadi hobby ku sejak kecil.

"Kebiasaan banget nih anak, suka tidur di perjalanan" Ucap Fiki yang kebetulan duduk di depan ku

Fajri membelai rambut ku lalu berkata "iya, Nyenyak banget dia tidur"

"Ehh itu di hidung Alana apaan ? Kok kayak darah ?" Tanya Fiki sambil menyentuh hidung ku

"Serius Fik ?" Tanya Fajri yang terlihat panik

"Alana mimisan Ji" Ucap Fiki

Fajri segera membangunkan ku sedangkan Fiki sibuk mencari tisu. Seketika semua orang yang berada di dalam bis panik karna melihat aku mimisan.

"Al, lo baik-baik aja kan ?" Tanya Vanca yang kini sudah bergantian posisi dengan Fajri

"Iya, gue enggak papa kok" Ucap ku yang berusaha membersihkan darah di hidung ku

"Al, baring aja supaya darahnya enggak keluar lagi" perintah Vanca kepada ku

"Jangan baring, duduk tegak aja. Kalo baring entar darahnya masuk lagi ke hidung terus bisa menyumbat saluran pernafasan" Ucap Fiki "Van, coba lo minggir dulu. Biar gue aja yang bantuin Alana" Lanjut Fiki

Un1ty : Antar Cinta & Persahabatan [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang