Sebenarnya aku sedang merasa kurang enak badan tapi itu semua tidak mematahkan semangat ku untuk bermain di semua wahana Dufan. Sesampainya di Dufan, Fiki membelikan 3 buah tiket masuk untuk kami.
"Jadi kita mau main apa dulu nih ?" Tanya Fiki
"Ke Happy Feet Dufan yok" Ajak Vanca
"Yaelah Van, nontonin animasi penguin ? mending lo nonton di rumah aja" Ujar ku
"Yaudah ke istana boneka aja kalo gitu"
Aku tertawa kemudia berkata "ngapain ke istana boneka, Vanca. Bayar tiket mahal-mahal masuk ke Dufan cuma untuk ngeliat boneka ? Mending lo ke toko mainan aja, banyak juga boneka disitu"
"Ya jadi mau main apa dong ?" Tanya Vanca
"Kora-kora aja deh untuk pemanasan" Jawab ku
"Boleh tuh" Fiki setuju dengan Pilihan ku
"Ga ga, itu namanya kalian mau bunuh gue. Gue enggak mau" Ucap Vanca yang menolak mentah-mentah ajakan ku.
"Yaudah kalo enggak mau, gue sama Fiki aja yang main"
Dikarnakan Vanca takut untuk naik wahana kora-kora jadi hanya aku dan Fiki yang naik wahana itu. Kora-kora atau yang di sebut juga dengan perahu ayun adalah perahu besar yang berayuan ke arah depan dan ke arah belakang. Kora-kora di awali dengan ayunan yang pelan tapi semakin lama akan semakin cepat sehingga siapapun yang tidak kuat pasti akan merasa pusing. Setelah selesai naik kora-kora, aku mengajak Fiki dan Vanca naik wahana kincir-kincir dufan, wahana yang akan membuat kita berputar 360°, melintir sambil meluncur. lagi-lagi Vanca menolak untuk ikut naik wahana kincir-kincir dengan alasan dia takut jadi hanya aku dan Fiki yang naik wahana itu. Turun dari kincir-kincir aku merasa sedikit pusing. Mungkin penyebab kepala ku pusing adalah karna tadi tubuh ku di putar-putar 360°, jadi aku hanya diam saja dan berharap pusing ku segera hilang.
"Al kok muka lo pucat ? lo enggak papa kan ?" Tanya Vanca yang tampak khawatir.
"Enggak, gue enggak papa kok cuma pusing dikit aja"
"Tuh kan, udah gue bilangin jangan naik muter-muter kayak gitu. Gue yang liat dari sini aja pusing apa lagi yang naik" Omel Vanca kepada ku.
"Al, lo yakin enggak papa ? Kita istirahat dulu ya kalo gt"
"Gue enggak papa kok Fik"
"Yaudah ini minum dulu" Ujar Fiki sambil memberikan sebotol air mineral kepada ku.
Setelah merasa kondisi ku lebih membaik, kami lanjut bermain lagi. Dikarnakan belum ada satupun wahana yang Vanca naiki jadi kami bermain di wahana pilihan Vanca. Wahana pilihan Vanca adalah komidi putar, kuda atau bangku-bangku yang berputar dengan lambat di bawah terpaan sinar-sinar lampu. Entah mengapa Vanca memilih wahana yang lebih cocok untuk dimainkan anak seusia Fiola, tapi yasudahlah.
***
Setelah selesai bermain komidi putar, kepala ku semakin terasa pusing hingga aku tidak sanggup untuk lanjut bermain. Awalnya aku ingin pulang duluan tapi aku yakin Fiki dan Vanca tidak akan mengizinkan aku pulang sendiri jadi aku memilih untuk beristirahat di bangku charging point yang telah di sediakan dengan alasan aku lelah dan ingin mengisi batre handphone agar kedua teman ku ini tidak merasa cemas.
"Kalian duluan aja, gue mau istirahat sekalian ngecas hp juga"
"Lo yakin Al, enggak papa kami tinggal ?" Tanya Vanca kepada ku
"Enggak papa, nanti kabarin aja kalian dimana supaya gue bisa nyusul"
Aku berusaha untuk meyakinkan mereka bahwa aku baik-baik saja dan mereka pun percaya setelah itu pergi meninggalkan ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Un1ty : Antar Cinta & Persahabatan [END] ✓
Teen FictionAlana dan Vanca adalah dua orang sahabat yang sedang berliburan di Korea. Di korea mereka bertemu Fajri, Fiki dan temen-temen lainnya. Dalam waktu singkat Alana berhasil menaklukan hati Fajri. Fiki yang ditaksir oleh Vanca, diam diam juga menyukai A...