30. Pernikahan (2)

8 6 0
                                    

'Jadi, berapa tahun lagi, kita berada di pelaminan?'

****

Naysa, Eva dan Mutia masuk ke dalam ruangan yang memang ditujukan untuk para tamu undangan. Naysa berjalan terlebih dahulu, mempimpin di depan.

Suasana di dalam ruangan sangat ramai, tapi juga begitu disiplin. Semua tertib, tidak terlalu banyak berbicara juga bergerak. Di depan mereka, seorang penyanyi sedang menyanyikan lagu berjudul 'You Are The Reason'. Alunan yang begitu indah itu begitu menghipnotis suasana. Semua tampak khidmat mendengar setiap lirik dari lagu itu.

Naysa mengajak Eva dan Mutia untuk bertemu lebih dulu dengan Laras. Menyampaikan ucapan selamat.

Laras tersenyum lebar ketika melihat Naysa dan kedua temannya yang berjalan menuju ke arahnya.

"Ka, ini teman Naysa. Mutia dan Eva." Naysa memperkenalkan kedua temannya kepada Laras dan Anggara.

Laras begitu antusias, ia menyodorkan tangannya, mengajak berkenalan. Eva dengan sigap membalas uluran tangan itu.

"Evelyn Jess Wilsen Anandita, panggil Eva aja, Kak." Laras tampak terperangah untuk sepersekian detik. Nama yang begitu rumit.

"Salam kenal, Eva," Anggara tersenyum pada Eva, membuat Laras seketika melotot.

"Jangan ganjen, kita baru aja sah!"

Eva tersenyum canggung, bingung ingin merespon apa. Laras yang melihat Eva salah tingkah langsung meminta maaf, "Maaf, Va. Itu bercanda. Aku tau Anggara cuman memberi salam kenal aja."

"Selamat atas pernikahan kalian, semoga kebahagiaan dan cinta berkuasa selamanya. Tuhan Yesus memberkati pernikahan kalian." Eva memberikan ucapan pada Laras dan juga Anggara, "May your married life be filled with right ingredients faith, trust, humour, passion, romance, understanding and timeless love!"

"Thank you, Eva." Laras memeluk Eva, "Semoga kehidupanmu juga di berikan berkah oleh yang di atas."

Kini, gantian Mutia yang diperkenalkan oleh Naysa. Semua tampak canggung, dia serasa mati kutu berada di sini.

"Semoga pernikahan kalian, selalu penuh berkah. Insya Allah."

Hanya itu kata yang berhasil Mutia keluarkan. Sedari tadi Mutia sudah merangkai kata yang cocok untuk di ucapkan kepada Laras dan Anggara. Namun, Tiba-tiba kata-kata itu entah hilang kemana.

Kini, Naysa dan Eva hanya tertawa cekikikan sambil memakan dessert yang memang tersedia di situ.

"Apa yang lo pikirin, Mut?" Eva tertawa geli saat mengingat kejadian tadi. Mutia begitu polos mengungkapkan ucapan selamat pada Laras dan Anggara.

Mutia menggembulkan pipinya. Yang benar saja, kenapa Naysa dan Eva menertawainya. Mutia canggung berada di sini.

Di depan mereka, Penyanyi yang tadi menyanyikan lagu 'You Are The Reason - Calum Scott', itu sudah selesai. Berganti menyanyikan lagu yang berjudul Perfect. Lirik dari lagu itu, serta alunan dari setiap nadanya mampu membuat semua orang tampak tenang mendengarnya. Seperti sebuah sihir, lagu itu membuat para tamu undangan yang hadir ikut baper dibuatnya.

"Itu ibu kamu, Nay?" tanya Eva sambil meneguk minuman yang berada di tangannya.

Naysa mengikuti arah pandang Eva, "Iya."

"Cantik." Eva memuji tulus.

Naysa tersenyum simpul. Ibunya memang cantik. Dengan postur tubuh yang tinggi juga badan bak Model, apalagi jika melihat style-nya sehari-hari, tidak ada yang menyangka jika umurnya sudah hampir menginjak kepala lima.

RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang