{SELAMAT MEMBACA CERITA INI, JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT♡}
***
Gadis yang dibalut selimut tebal itu mengerjapkan matanya berkali-kali, ia memandang sekelilinya. Di sebelahnya ada dua gadis yang usianya jauh diatasnya tengah tertidur pulas. Yang satu, duduk di kursi belajar dan yang satu ada di sebelahnya.
Naysa. Gadis yang sudah terbangun dari pingsannya mencoba melihat jam yang ada di atas nakas, tapi tenaganya masih terlalu lemah. Berkali-kali Naysa mencoba meraih jam itu tapi gagal.
Laras, yang berada di sebelah Naysa terbangun lalu membantu mengambilkan jam nya.
"Makasih ka."ucap Naysa lalu melihat jam weker berbentuk doraemon itu. Jam menunjukkan pukul setengah 5 pagi, selama itu kah Naysa pingsan?
"Nay?"panggil Laras, Naysa mengangkat kepalanya lalu menatap Laras.
"Kamu ga mau cerita sama Kaka atau sama Raya gitu?"tanya Laras, sejujurnya ia tau apa yang membuat Naysa jarang mengobrol dengannya ataupun dengan Raya. Namun bagaimana pun juga Naysa tetaplah adik kandungnya. Ia berhak tau apa yang dirasakan oleh adiknya.
Naysa menatap Laras, wajah Laras dan Raya berbentuk bulat, sedangkan wajah Naysa berbentuk Oval. Itu juga yang kadang membuat Naysa malu saat berjalan bersisian dengan keduanya. Karena pasti orang-orang akan mengatakan bahwa bentuk wajah Naysa dengan kedua kakanya. Walau begitu, Naysa mempunyai kulit yang putih, gen dari kedua orang tuanya.
"Nay, kenapa?"tanya Laras sekali lagi.
Naysa membuang muka lalu menggeleng. "Ngga, emangnya aku kenapa?"
"Kamu jangan benci mama ya Nay."
Naysa menghernyit heran mendengar penuturan kakanya. Sebetulnya di dalam hatinya dan pikirannya tak pernah terbesit pun pikiran untuk membenci kedua orang tuanya. Sekasar apapun mereka, Naysa tetap menyayanginya.
Naysa menatap Laras. "Menurut kaka? Aku benci mama? Emangnya aku sejahat itu ya sampai ngebenci ibu aku sendiri!"
Raya yang masih tertidur merasa terganggu, ia mengerjapkan matanya lalu melihat Laras dan Naysa. Ia mendekat ke arah mereka berdua lalu duduk di sebelah Laras.
"Ya ngga gitu maksudnya Nay."
"Kaka ngga pernah ngerasain jadi aku ka. Aku yang selalu ngerasa sepi ngerasa ngga berguna. Kaka ngga pernah ngerasain itu kan?!"Naysa ingin mengeluarkan segala unek-uneknya. Segala perasaanya tentang bagaimana Naysa ingin berada di posisi kakanya.
"Nay, gue benci. Benci banget sama lo."Raya mulai bersuara. Kata-kata yang begitu singkat tapi sangat menohok.
Laras menatap Raya dengan kening mengkerut, sedangkan Naysa berusaha menahan rasa sesak yang ada di dadanya.
"Gue benci setiap kali di sekolah lo selalu dapat ranking 3 besar. Gue benci Nay!"Mata sayu Raya menatap nyalang kearah Naysa.
"Raya!"Laras berusaha mengingatkan.
"Gue benci saat lo deket sama Regan. Lo tau? Dari dulu gue ngarep bisa deket sama dia. Tapi apa? Lo yang bisa jadi kekasih dia. Gue benci sama lo!"
Mata Naysa sudah memerah. Dari dulu, Naysa memang selalu mendapat peringkat di sekolahnya. Tapi, ia tak pernah tau bahwa Raya iri dengan itu. Ia juga tak pernah tau bahwa Raya sangat menyukai Regan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Relationship
RomansaKarena, pada akhirnya semua akan menemukan pelengkap hatinya masing-masing. Yang tak hanya melengkapi hati juga hidupnya nanti. Tapi juga melengkapi semua kekurangan yang ada dalam diri. **** Tentang hubungan yang rumit, yang tidak pernah terduga da...