4. Berbaur dengan yang lain

90 51 17
                                    

{SELAMAT MEMBACA CERITA INI, JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT♡}

***

Kicau burung dan matahari yang terbit dari ufuk timur di pagi ini membuat Naysa berdecak, pasalnya hari ini adalah hari pertama masuk sekolah setelah libur semester, dan Naysa membenci itu.

Biasanya, setiap pagi Regan selalu menjemput Naysa dan berangkat sekolah bersama. Tapi kali ini Naysa harus terbiasa tanpa Regan.

Naysa menghela berat lalu ia mengambil handuk dan masuk ke kamar mandi. Bagaimanapun juga ia harus bisa melanjutkan hidup walau ia tak yakin hidupnya akan sebahagia saat ada Regan di sisinya.

10 menit mandi, Naysa kini sudah berdiri di depan cermin sambil menyisir rambutnya. Ia menatap pantulan dirinya di cermin dan tersenyum pedih.

Ia kemudian mengambil tasnya dan bersiap turun ke bawah.

Sesampainya di bawah, sudah ada anggota keluarganya yang tengah menyantap sarapan. Naysa pura-pura tak melihat dan berlalu begitu saja. Orang tuanya juga tak peduli, mereka fokus menyantap makanannya masing-masing.

Laras menoleh kepada ibunya lalu berkata. "Ma, Naysa kenapa sih? Ko ga ikut sarapan?"

Myla menggeleng lalu ia meminum air minumnya. "Gatau, mungkin dia pikir dia bisa hidup sendiri."

Laras kemudian menoleh ke adiknya, Raya. "Ray, Naysa emang sekarang jarang ikut makan ya?"

Raya menelan makanannya, "Dia udah seminggu ga pernah makan bareng kita."

"Semenjak aku liburan sama Anggara dia gak pernah ikut makan sama kalian?"

"Nggak."balas Raya pendek.

Laras tak habis pikir dengan keluarganya, kenapa Naysa tak pernah diajak makan bersama. Sebegitu menyesalnya kah ibunya sampai ia tak peduli pada anak bungsunya.

Memang, diantara keluarganya, hanya Laras yang sangat peduli kepada Naysa. Tapi, karena ia sudah bekerja dan akan segera menikah, membuatnya jarang berinteraksi dan mengobrol dengan Naysa. Berbeda dengan Raya yang selalu menghabiskan waktunya bersama keluarga atau dengan teman, Naysa justru lebih banyak mengurung diri di kamar, membuat Laras lebih dekat dengan Raya ketimbang Naysa.

***

Di dalam taksi online, Naysa terus diam saja, hari-harinya terasa hampa ketika ditinggal pergi oleh Regan.

Pak supir yang melihat penumpangnya diam saja mencoba mencari tema obrolan yang bisa membuat penumpangnya tidak jenuh.

"Neng, kenapa? Galau?"tanya pak supir sambil melirik Naysa.

Hening, tidak ada jawaban.

"Neng, kalo ada masalah sebisa mungkin diungkapin, jangan dipemdem terus neng, sakit!"

Naysa masih tak bergeming, namun telinganya sudah bisa mendengar ucapan yang dilontarkan oleh sang supir.

"Ga usah dijawab juga gapapa neng, bapak tau neng pasti dengerin bapak kan?"

Naysa kaget mendengarnya, "BAPAK CENAYANG YA?!"

Si bapak tertawa geli melihat reaksi pemumpangnya, "Ngga neng, bukan. Bapak mah manusia biasa."

RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang