2.Lembaran tanpamu

123 64 61
                                    

{SELAMAT MEMBACA CERITA INI, JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT♡}

***

Hari ini adalah hari kedua setelah hubungan Naysa dan Regan selesai. Naysa berusaha mengikhlaskan Regan meski sulit. Sebentar lagi juga liburan semester segera usai, dan kegiatan sekolah akan dimulai. Biasanya saat liburan seperti ini, Regan akan mengajak Naysa berjalan-jalan menikmati waktu berdua. Namun sekarang sudah berbeda, Naysa harus bisa menjalankan lembaran hidupnya yang baru tanpa ada Regan disisinya.

Naysa menghela berat, lalu tersenyum getir melihat foto-foto dirinya dan Regan yang ia pajang di sebelah tempat tidurnya. Ia sengaja melakukan itu agar setiap kali terbangun dari tidur, wajah Reganlah yang pertama kali ia lihat.

Ah, lagi-lagi ia teringat Regan. Naysa kemudian turun dari kasurnya dan merapikan tempat tidurnya. Mungkin ia perlu berjalan-jalan sebentar atau melakukan kesibukkan tanpa memikirkan Regan.

Setelah Naysa merapikan tempat tidurnya, ia duduk di sisi kasur, lalu mengambil ponselnya. Ada satu notifikasi yang berhasil membuatnya bimbang, sebuah pesan dari Regan.

Regan Wibisana.
Hari ini, hari keberangkatan aku, Nay. Kalo kamu gamau nganterin aku, gapapa, Cukup doain aku aja ya.
Sampai jumpa Naysa Zevanna.

Naysa menggigiti bibir bawahnya agar tak menangis, ia ingin sekali mengantar Regan ke bandara, hanya saja ia masih belum siap melepaskan Regan. Terlalu sulit rasanya. 4 tahun mereka berkenalan. 3 tahun mereka menjadi sepasang kekasih. Dan kini mereka harus berpisah karena jarak.

Menghela napas pasrah, Naysa mengetikkan balasan untuk Regan.

Naysa Zevanna.
Aku gabisa nganter kamu. Maaf ya.

Jauh diujung sana, Regan yang mendapat balasan pesan dari Naysa merasa sedih. Ia tahu Naysa tak mungkin mengantarnya. Tapi ia juga ingin Naysa berada di sebelahnya dan melepaskannya pergi. Tapi, ia juga tak bisa egois, sebab Naysa juga mungkin masih kecewa karena keputusannya saat itu. Regan tau Naysa rapuh, tapi apa boleh buat, sejak awal pertemuan mereka~

Mereka sama-sama rapuh.

Mereka sama-sama butuh kekuatan.

Mereka sama-sama terlahir dari keluarga yang kurang kasih sayang.

Itulah alasan mereka bersatu. Mereka saling melengkapi, saling memberi kekuatan satu sama lain, saling memberi kebahagiaan satu sama lain. Namun hal itu sudah usai. Mereka akan kembali seperti semula. Mereka kembali rapuh dan tak punya sandaran lagi.

Regan membalas pesan Naysa sambil tersenyum getir. Ia harus bisa melepaskan Naysa. Salah satu alasan ia bisa bertahan sejauh ini. Padahal, Regan hanya diasuh oleh neneknya yang berkehidupan sederhana. Ayahnya sudah gila dan dimasukkan ke rumah sakit jiwa. Ibunya? Sudah menikah lagi dengan pria yang ditemuinya saat bekerja dulu, dan hanya Naysa lah yang ada selalu ada di sisinya. Tapi untuk hari ini dan seterusnya mungkin ia dan Naysa tak akan bisa seakrab dulu.

Regan Wibisana.
Iya gapapa Nay, see you.

Regan memasukkan handphone nya lalu mengambil koper yang berisi barang-barang keperluannya. Ia berangkat ditemani tantenya. Adik dari ayahnya yang berprofesi sebagai guru.

"Regan? Ayok berangkat. Jadwal keberangkatan kamu 2 jam lagi," ucap Shila, Tante Regan.

Regan mengangguk dan berpamitan pada neneknya, ia memeluk neneknya erat.

RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang