6. Cowok Aneh

69 49 6
                                    


{SELAMAT MEMBACA CERITA INI, JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT♡}

"Jatuh cinta itu adalah kutukan yang begitu nyata adanya. Karena jatuh cinta seringkali membuat kita tersiksa sekaligus bahagia."
***

Satu persatu murid keluar kelas ketika bel pulang berbunyi nyaring. Begitu juga dengan Naysa dan Mutia yang bersiap pulang. Mereka berjalan keluar kelas, di ambang pintu sudah ada Eva yang menunggu Mutia.

"Nay, kamu pulangnya kemana? Sekalian aja bareng kita."tawar Eva.

Eva memang seringkali membawa mobil ke sekolah, dan Mutia selalu ikut bersamanya. Jika, Eva tidak membawa mobil ke sekolah, biasanya Eva akan memesan taksi online untuk mengantar dirinya dan Mutia agar sampai ke sekolah.

Naysa tersenyum kikuk. "Ah, aku mau ke supermarket dulu. Beli cemilan buat stock di rumah!"

"Oh gitu, yaudah deh!"

Mutia menatap Naysa. "Buat stock nonton drakor ya Nay?"

"Hah? Drakor? Drama korea? Nggak, ku ngga suka korea."

Mutia terlihat kecewa karena tebakannya salah, "Kenapa sih kalian berdua ga ada yang suka drakor?!" Mutia tersenyum penuh arti, "Gimana, kalo nanti pulang sekolah kalian nonton drakor atau vidio tentang boyband Korea. Aku jamin, kalian pasti suka!"

Eva menggelengkan kepalanya melihat kekesalan Mutia karena kedua temannya tidak ada yang suka hal-hal berbau korea. "Mutia, ga semua hal yang lo sukai bisa disukai orang lain juga. Kalo lo emang suka boyband atau drama korea, sedangkan gue sama Naysa ngga. Lo ga bisa maksa kita buat suka juga sama hal yang lo suka. Kita punya hal lain yang emang kita suka."

"Iya Mutia, kalo kamu emang suka drakor atau hal-hal tentang boyband Korea ngga papa, tapi kamu gabisa nyuruh kita buat menyukai itu juga."

Mutia di skakmat oleh kedua temannya. Ia menunduk lalu menyatukan kedua tangannya di depan dada. "Aku minta maaf ya!"

Satu hal, yang Naysa suka dari Mutia. Mutia selalu cepat meminta maaf jika mempunyai kesalahan. Tidak mengelak apalagi mengatakan 'kalian mah baperan!'. Tidak, Mutia tidak seperti itu.

"Udahlah Mut, gapapa!" ujar Naysa lalu merangkul bahu Mutia dan melanjutkan langkah mereka menuju parkiran sekolah.

Sesampainya di parkiran, Eva dan Mutia pamit kepada Naysa.

Naysa hanya melambaikan tangannya lalu berjalan menuju gerbang sekolah, sebelumnya ia sudah memesan ojol untuk mengantarnya ke supermarket yang tau jauh dari rumahnya.

Lama ia menunggu, akhirnya ojol itu datang. Sebelumnya dia meminta maaf karena lama datang karena macetnya jalanan ibu kota.

***
Sesampainya di Supermarket, Naysa turun dari motor itu lalu melepaskan helmnya dan membayar ongkosnya. Ia sengaja membiarkan ojek itu tidak menunggunya, karena ia berniat jalan kaki saja pulang ke rumahnya.

Naysa masuk ke supermarket lalu berjalan menuju rak makanan ringan. Saat memilih beberapa makanan ringan, matanya menatap risih cowok yang berada tak jauh darinya. Cowok itu kalo dilihat usianya sepantaran dengannya, hanya bedanya ia tak memakai seragam sekolah saja, cowok itu terlihat bingung sambil melirik kanan kirinya. Seperti maling.

RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang